Pasti kalian tidak asing lagi dengan yang namanya angkringan. Gerobak dorong sederhana ditutupi terpal plastik yang menjual makanan dan minuman. Saat mendengar kata angkringan yang terbesit dalam pikiraan yaitu kota Yogyakarta, dengan suasana malamnya. Memang di Yogyakarta terdapat beberapa angkringan yang terkenal, namun ternyata bukan warga Yogyakarta yang mencetuskan angkringan. Mari kita ulik lebih jauh mengenai angkringan.
ADVERTISEMENTS
1. Sejarah angkringan
Banyak orang yang mengetahui bahwa angkringan itu berasal dari Yogyakarta, padahal angkringan dicetuskan oleh warga Klaten yang bernama Eyang Karso Dikromo. Eyang Karso merantau ke Solo bertemu dengan mbah Wono yang menjadi cikal bakal adanya angkringan pada tahun 1950-an. Angkringan sendiri berasal dari bahasa Jawa yaitu ngangkring yang dapat diartikan sebagai duduk bersantai.
Angkringan merupakan salah satu bentuk perjuangan dalam menghadapi kesulitan perekonomian dengan modal yang seadanya untuk mendirikan usaha demi memenuhi kebutuhan hidup. Angkringan dijual menggunakan gerobak pada tahun 1970-an. Pada awal kemunculannya, angkringan tidak menggunakan gerobak saperti saat ini, namun menggunakan pikulan yang sering disebut dengan HIK.
HIK merupakan istilah yang sering diartikan sebagai Hidangan Istimewa Kampung, istilah ini sangat populer di Solo hingga saat ini. Angkringan semakin populer dikarenakan harga makanan dan minumannya yang murah, apalagi ditemani suasana malam yang syahdu. Angkringan selalu ramai pengunjung dan menjadi tempat favorit dengan alasan angkringan buka hingga tengah malam, bahkan menjelang pagi.
Hingga saat ini angkringan sudah merajalela di berbagai daerah di Indonesia bukan hanya Yogyakarta ataupun Solo, bahkan di pinggiran jalan Tokyo terdapat angkringan
ADVERTISEMENTS
2. Ada angkringan di Tokyo
Di pinggiran jalan Tokyo terdapat angkringan ala Yogyakarta. Angkringan ini merupakan sebuah proyek dalam ajang Tokyo Festifal tahun 2019 yang bernama “NOWHERE OASIS”.
Ide ini digagas oleh Jun Kitazawa yang merupakan seorang seniman asal Jepang. Mulai dari gerobak hingga makanan yang disajikan sama seperti yang ada di Indonesia. Tak heran angkringan ini berhasil menarik perhatian warga yang melintas.
ADVERTISEMENTS
3. Makanan khas angkringan
Datang ke angkringan tidak lengkap rasanya jika tidak mencicipi nasi kucing. Angkringan sangat identik dengan nasi kucingnya. Nasi kucing merupakan nasi yang ditambah dengan sambal teri atau oseng tempe yang dibungkus kecil menggunakan daun pisang maupun kertas.
Selain itu terdapat berbagai lauk seperti sate telur puyuh, sate usus, aneka gorengan, hingga ayam bacem. Namun pada awal kemunculan angkringan makanan yang dijajakan berbeda dengan saat ini. Makanan yang dijajakan saat pertamakali muncul yaitu singkong, jadah bakar, gethuk, dan aneka sate.
ADVERTISEMENTS
4. Minuman khas angkringan
Selain menikmati makanan, kita tidak lupa untuk memesan minuman. Salah satu minuman favorit saat mengunjungi angkringan yaitu kopi, susu jahe, wedang jahe, dan STMJ (Susu Telur Madu Jahe) minuman yang menghangatkan badan.
STMJ merupakan minuman menyehatkan yang memiliki cita rasa manis, pedas, dan ada rasa creamy yang sangat cocok dinikmati saat malam hari dicuaca yang dingin.
ADVERTISEMENTS
5. Kesederhanaan dan kehangatan angkringan
Kesederhanaan selalu melekat di benak masyarakat saat mendengar kata angkringan. Tak hanya Kesederhanaan, namun kehangatan juga bisa kita dapat saat mengunjungi angkringan. Suasana khas angkringan selalu meninggalkan kesan yang mendalam bagi orang-orang yang telah berkunjung.
Angkringan tidak pernah memandang status sosial seseorang, maka dari itu semua khalangan dapat merasakan suasana angkringan serta berbagai makanan dan minuman yang ada. Tempat berbincang santai, serta bersendau gurau tanpa mempedulikan status sosial.
Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya
“
“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”
”