Memiliki seorang anak di keluarga, tentu adalah impian setiap orang tua. Namun, tentu saja setelah memiliki anak pun kamu perlu memikirkan berbagai persiapan untuk masa depannya. Mayoritas orang mungkin akan berpikiran bahwa hal terpenting untuk anak – anak mereka adalah persiapan anggaran masa depan untuk mereka. Namun sebenarnya selain uang, kamu juga patut memperhatikan hal – hal tak kasat mata yang muncul dari anak – anak.
ADVERTISEMENTS
1. Rasa Aman dan Nyaman di Dalam Keluarga
Keluarga adalah elemen paling penting di dalam kehidupan seseorang. Seseorang akan mampu melewati rutinitas harian sampai dengan mencapai cita – citanya adalah karena adanya keluarga. Bagaimana tidak? Seseorang akan menghabiskan waktu sejak kecil hingga dengan dewasa biasanya karena dipengaruhi oleh kondisi keluarganya. Contoh sederhananya, apa yang terjadi dengan mood-mu ketika di awal pagi kamu sedang bertengkar dengan adik atau salah satu anggota keluargamu? Ketika salah satu anggota keluarga sakit dan kamu sedang di luar kota apa yang kamu rasakan? Tentu hal semacam ini akan merusak perasaan hingga emosi bukan?
Sebegitu besarnya dampak yang diberikan oleh keluargamu pada dirimu. Ini pun sama untuk anak – anakmu. Ketika anakmu sudah merasa nyaman dan aman di dalam keluarga maka akan semakin baik pula perkembangan anakmu. Bagi seorang anak yang masih awam dengan dunia luar, ia akan sangat tergantung dengan orang tuanya. Sehingga wajar jika saat kecil mereka akan sangat tergantung pada sosok orang tuanya. Namun, tentu saja setelah beranjak dewasa perlahan sikap mereka pun akan berubah.
Pertanyannya, apakah ini adalah yang wajar atau sudah pasti terjadi? Jawabannya tidak. Rasa aman dan nyaman di dalam keluarga akan bertahan cukup lama. Ketika kamu menemukan adanya rasa canggung di dalam keluargamu, artinya ada hal yang harus segera diperbaiki. Membangun rasa aman dan nyaman tidaklah sama dengan membangun penjara di dalam rumah, tidak perlu memaksakan kepada anak – anak untuk terus bergantung kepada keluarganya. Namun, kamu perlu memastikan bahwa anak – anakmu masih nyaman untuk menceritakan berbagai masalah pribadinya kepada anggota keluargamu.
Seberapun dewasa anak – anakmu, namun mereka tetap perlu tempat untuk kembali pulang. Kembali berkisah tentang hidupnya padamu, ini adalah bentuk rasa nyaman dan aman yang dimaksudkan.
ADVERTISEMENTS
2. Pilih Pola Asuh yang Tepat untuk si Kecil
Salah satu hal yang mempengaruhi kondisi mental dan psikologis seseorang adalah pola asuh yang diperolehnya dari anggota keluarganya. Pola asuh ini meliputi cara berkomunikasi, memperlakukan dan mengarahkan anak. Secara tidak langsung pola asuh ini akan membentuk persepsi anak terhadap kedua orang tuanya. Secara garis besar, ada tiga jenis pola asuh di dalam keluarga yaitu demokratis, permisif dan otoriter.
Pola asuh ini yang biasanya akan membentuk pola dasar di dalam sebuah keluarga. Namun, tentunya di dalam praktiknya belum tentu suatu keluarga hanya menerapkan satu pola asuh saja. Justru pola asuh ini biasanya akan dipraktikkan dengan cara yang lebih kompleks daripada teori. Hal ini tentu saja di pengaruhi oleh kasus yang dihadapi ataupun kondisi anak pada saat itu.
Namun, setiap perlakuan yang diberikan orang tua untuk anaknya akan sangat memberikan pengaruh kepada anak. Khususnya untuk anak usia dini. Setiap perlakuan yang diterima oleh anak anak membekas di dalam memori anak dan akan membentuk karakter ataupun sikap anak.
Ada baiknya kamu mendiskusikan terlebih dahulu mengenai pola asuh yang hendak kamu berikan kepada anakmu bersama doi. Kamu juga bisa saling bertukar pikiran dengan teman – temanmu yang sudah memiliki anak dan lebih dulu mengasuh anak – anaknya. Kamu juga perlu membaca banyak referensi pengetahuan mengenai cara mendidik anak.
ADVERTISEMENTS
3. Biarkan Anak Bermain Dengan Dunianya
Salah satu dunia anak yang tidak dapat dipisahkan dari dirinya ialah kegiatan bermain. Anak – anak wajarnya memang akan sangat tertarik dengan permainan. Jadi, usahakan jangan terlalu membatasi dunianya. Namun, ada juga anak yang memang memiliki karakter yang enggan untuk berkumpul dan bermain dengan anak – anak lain. Tentu kamu juga harus peka dengan kondisi anakmu, jika menemukan indikasi hal semacam ini. Dengan mengetahui lebih awal, kamu juga bisa memberikan treatment yang tepat.
Tidak ada yang salah dengan karater anak yang introvert, namun akan jadi masalah jika anakmu menunjukkan sikap anti sosial ataupun rasa takut yang berlebihan.
ADVERTISEMENTS
4. Biarkan Anak Mengatasi Rasa Bosannya dengan Caranya Sendiri
Beberapa orang beranggapan bahwa sikap konsisten terhadap suatu obyek merupakan hal yang baik, dan sebaliknya. Namun, sikap cepat bosan yang dialami oleh anak kadang adalah sebuah hal yang wajar. Sebab, anak – anak biasanya akan memenuhi rasa ingin tahunya dan mengeksplore hal lain yang ada di dekatnya.
Jika kamu perhatikan, anak – anak yang merasa bosan biasanya akan mencari solusi sendiri untuk mengatasi rasa bosannya. Misalnya ia sudah bosan dengan mainan yang ada di depannya dan langsung melemparnya, kemudian dia akan berganti dengan obyek lain yang sekiranya menarik untuknya.
Kamu tidak harus memaksa anak berkutat dengan hal yang sama dari waktu ke waktu, justru persilakan anak – anakmu mencoba banyak hal agar dia menemukan suatu obyek yang benar – benar menarik untuknya.
ADVERTISEMENTS
5. Kenali Minat & Bakat Anak
Kalau yang satu ini, kamu benar – benar harus sangat detail dan teliti dengan setiap sikap yang ditunjukkan oleh si kecil. Hal kecil dapat berarti banyak untuk perkembangan bakat dan minat anak – anakmu. Kamu juga bisa kok nyari referensi melalui berbagai sumber informasi yang ada, baik buku ataupun rekanmu.
Kalau kamu pengen informasi yang detal dan terpercaya, kamu bisa datang ke psikolog anak yang dapat memberikan diagnosis detail mengenai bakat dan minat anakmu. Dengan menggunakan jasa psikolog anak, kamu juga bisa melakukan konsultasi lanjutan hingga anakmu dewasa. Karena, biasanya kamu bakal dikasih copyan hasil diagnosis yang diberikan oleh psikolog anak tersebut.
ADVERTISEMENTS
6. Perhatikan Jam Main Gadgetnya ya~~
Generasi millineal dan juga gawai~ agaknya sudah jadi hal yang menyatu satu sama lainnya. Ini juga bakal jadi proyek besar untukmu, para orangtua muda. Bermain gadget setiap hari dan terlalu over hingga kecanduan gadget akan cukup memberikan dampak yang besar terhadap anakmu.
Apalagi jika anakmu menunjukkan sikap apatis yang berlebihan akibat sering berkutat dengan gadgetnya. Hal ini tentu akan sangat merepotkan dan juga kurang baik untuk anakmu. Selain akan berdampak dengan kesehatan anak, terlalu kecanduan gadget juga akan berpengaruh terhadap kehidupan sosial anakmu.
Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya
“
“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”
”