Hampir setiap orang ingin menjadi pemimpin. Pemimpin diartikan beragam, mulai dari seseorang yang dipatuhi, orang yang disegani, cara memperoleh perhatian dan gengsi secara cepat. Hingga cara untuk memperoleh kontrol untuk tujuan positif maupun negatif. Hmm, kalau yang untuk tujuan negatif jelas-jelas tidak bisa dianggap sebagai pemimpin. Nah, bagaimana cara menjadi pemimpin? Mari simak 5 hal utama yang perlu kamu miliki untuk menjadi seorang pemimpin yang benar-benar seutuhnya dapat memberikan teladan bagi para anggota kelompok.
Nah bagi yang sudah kerja mungkin sudah ga asing yaa sama "kredit". Bukan kredit cicilan, tapi kredit tanda apresiasi. Seringkali ditemukan banyak boss yang dengan seenak jidat mengambil kerja keras anak buahnya tanpa ada satupun ucapan terima kasih ataupun boro-boro apresiasi/penghargaan. Parahnya lagi kalau seorang boss malah mengakui kerja tersebut adalah karyanya dia sendiri. Pastinya sebagai anak buah, kita akan merasa sakit hati. Bukannya pamrih ya, tapi dengan memberikan apresiasi terhadap kerja orang, berarti kita menghargai apa yang telah dikontribusikan orang tersebut dan "menganggap keberadaan orang tersebut penting". Jadinya, bakal berkurang pastinya omongan "ah, gua mah kerja hanya menunggu gajian aja, sekadar rutinitas aja deh". Seorang pemimpin yang sejati, tidak akan tanggung-tanggung mengakui hasil dari anak buahnya, otomatis hasil kerja juga akan semakin ditingkatkan karena sebagai pihak yang dipuji, seseorang biasanya akan cenderung merasa salting dan merasa masih banyak yang harus diperbaiki.
<>2. Teruslah Mengajar, Jangan Pelit Ilmu!>Pemimpin memang biasanya akan selalu lebih pintar atau lebih mengetahui sesuatu dari tim-nya. Hal ini penting untuk membawa arah kemana suatu kelompok akan berkembang. Pintar bukan selalu berarti harus disimpan sendiri. Berbagi ilmu dengan tim sangat diperlukan sebagai salah satu skill untuk memupuk kepribadian sebagai pemimpin sejati. Dengan mengajarkan ilmu ke orang lain, berarti kita semakin memudahkan hidup masing-masing. Bayangkan, jika kamu sedang memimpin perusahaan startup kamu sendiri, terus anak buahmu hanya difungsikan sebagai "tukang admin" yang mengerjakan perintahmu tanpa mengetahui kenapa sebuah keputusan dibuat. Jangan pernah salahkan mereka ketika sesuatu hal pending karena ketika ada masalah, tim kamu tidak memiliki keberanian untuk berkeputusan. Jelas lebih rempong dong? Di sisi lainnya, ilmu itu tidak terbatas koq, tidak akan hilang dengan dibagikan ke orang lain. Malah dengan lebih sering mengajar, kamu akan semakin memupuk ilmu tersebut sehingga bisa di luar kepala. Bisa karena biasa, bro!
<>3. Solusi Prioritas Utama>Kebayang dong kalau ada kesalahan dan kamu jadi bulan-bulanan emosi dari atasanmu. Bagaimana perasaannya? Pasti antara sebal, marah dan sekaligus malu dong? Buat kamu yang ingin menjadi pemimpin, marah mungkin ada baiknya sebagai tanda teguran agar tim kerja lebih teliti, tapi jangan kebawa perasaan jadinya malah marah-marahnya tidak berujung. Pikirkan juga solusi, malah dianjurkan untuk berpikir solusi sebelum marah-marah. Caritahu mengapa terjadi permasalahan tersebut dan apa akar isu yang harus diperbaiki. Kalau hanya bisa marah-marah, yang ada tim jadi males dan akan kerja dalam tekanan. Otomatis bisa dijamin hasil kinerja tidak akan maksimal atau sesuai ekspektasi yang kita harapkan. Namanya juga pemimpin, kita harus sebisa mungkin menjadi pihak yang paling terjaga ketika ombak masalah datang, menjadi yang paling netral di tengah pertikaian para anggota kelompok. Kenapa? Karena kitalah yang mengarahkan, membawa sekoci anggota menyebrang dari sungai satu ke sungai lainnya. Kalau kebawa emosi berlebihan, yang ada semua pihak sakit hati dan tujuan menjadi buyar. Jadikan solusi sebagai prioritas utama!
<>4. Percaya Atuh! Jangan Parno...>Berikutnya, kalian pasti akan lebih enjoy mengerjakan sesuatu hal apabila diberikan kepercayaan. Disadari atau tidak, kepercayaan itu memang benda yang mahal dan berharga. Tapi sangat penting sekali untuk dapat diberikan ke anggota tim. Ibarat pisau berkepala dua, kepercayaan dapat memberikan confident lebih bagi anggota tim untuk mengerjakan sesuatu hal apabila dimaknai secara positif, tapi juga akan berakibat fatal kalau disalahgunakan. Bagaimanapun juga kita tidak bisa memprediksi secara tepat peristiwa apapun, jadi sebagai calon pemimpin yang baik, kadang-kadang memang perlu menggunakan insting kamu apakah seseorang bisa dipercaya atau tidak. Kemudian, berilah kepercayaan tersebut. Jangan khawatir, kamu tetap memiliki kontrol dong di belakang layar untuk melihat pergerakan yang terjadi. Ingat, apapun harus equal, jangan sampai kebablasan memberikan kepercayaan tanpa ada daya kontrol, itu sama saja dengan membiarkan diri berada di tangan orang. Jangan pula parnoan, nanti yang ada kelompok kita tidak akan maju-maju karena yang dipikirkan selalu akibat-akibat yang negatif mulu. Kita waktu kecilpun dipercaya dapat berjalan sendiri makanya orangtua kita tidak melulu memegang tangan kita, kan?
<>5. Mulutmu, Auramu, Kenyataan Hidupmu!>Sebagai pemimpin, boleh saja sewaktu-waktu mengeluh untuk mengeluarkan uneg-uneg di dalam hati. Tidak melulu harus jaim dan menjadi seorang Superman. Tapi, sekali lagi yang namanya berlebihan pasti tidak baik dong. Apalagi kalau dilakukan di depan anggota tim. Hmmm, bukan faktor gengsi atau pencitraan diri ya, tapi lebih kepada atmosfir yang diciptakan. Coba deh sekali saja mendengar orangtuamu atau sahabat terdekatmu mengeluh, pasti sedikit banyak kamu akan merasa ikutan negatif auranya. Dan akibat buruknya lagi, apa yang sering kamu ucapkan akan secara tidak sadar menjadi kenyataan hidupmu karena itulah cara kamu memandang dunia! Ibarat analogi gelas yang terisi 3/4, ada yang mengatakan gelas tersebut hampir penuh, ada juga yang memandang gelas tersebut hampir habis. Kepengen hidup terasa lebih mudah? Mudahkan jalan pikiranmu sendiri, wahai calon pemimpin! Jangan keterusan mengeluh dan berusahalah sebisa mungkin untuk mengungkapkan sisi positif dari suatu tantangan. Mulutmu, senjatamu!
Cukup dengan 5 hal di atas, coba crosscheck terlebih dahulu apakah kamu sudah memilikinya? Kalau setuju, jangan sungkan ya untuk share postingan ini agar lebih banyak calon pemimpin lagi di Indonesia! :)
Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya
“
“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”
”
Setelah melewati masa evaluasi di akhir tahun 2016, awal tahun 2017 ini adalah awal yang baik bagi saya untuk memulai sesuatu yang baru dalam menata kembali berbagai hal dalam lembaga yang saya pimpin. Bukan hanya sekedar dalam menata dan mengupgrade berbagai sistem yang ada tapi hal yang tak kalah penting adalah mengupgrade kepemimpinan saya. Saya sangat menyadari bahwa menjadi seorang pemimpin bukanlah sebuah perkara yang mudah….
https://www.itsme.id/hal-yang-membentuk-pemimpin-kuat-bag-1/