Manakah yang Harus Kupilih: Rumah Tangga atau Karir?

Persepsi masyarakat tentang peran perempuan saat ini sudah lebih banyak mengalami perubahan dibandingkan 10-15 tahun belakangan. Di tahun 2000-an, persepsi mengenai tugas dan tanggung jawab utama perempuan sebagai pengasuh keluarga dan melakukan pekerjaan domestik masih cukup kuat.

Namun, saat ini dengan banyaknya program dan edukasi terkait dengan pemberdayaan perempuan, persepsi mengenai peran utama perempuan semakin berubah ke arah yang positif. Perempuan tidak lagi dimaknai sebagai pengasuh utama keluarga dan sudah memiliki kesempatan yang lebih besar untuk terlibat dalam ranah publik, termasuk untuk memilih bidang kerja yang tidak lagi terikat pada peran-peran gender perempuan pada umumnya. 

Meskipun demikian, persepsi mengenai peran utama perempuan belumlah sepentuhnya berubah. Masih ada nilai-nilai peran gender tradisional mengenai peran perempuan sebagai pengasuh utama keluarga. Persepsi ini cukup melekat dalam kehidupan setiap dari kita, terutama perempuan itu sendiri. Nilai-nilai ini juga tertanam menjadi sebuah norma sosial yang diyakini oleh masyarakat mengenai peran perempuan.

Tak jarang akhirnya perempuan dibuat harus memilih antara pekerjaan/karir dengan urusan rumah tangganya, karena khawatir akan adanya stigma sosial yang dibebankan padanya jika terlalu mengutamakan karir atau memilih hanya menjadi ibu rumah tangga. Tentu saja tak hanya berdampak secara psikologis diri perempuan tersebut, tapi juga berdampak pada keluarga, pekerjaan, maupun lingkungan sekitar mereka. 

Lalu apa yang sebenarnya harus dilakukan? Apakah memang benar seorang perempuan harus memilih antara kedua hal tersebut?

ADVERTISEMENTS

1. Prioritas anda adalah yang utama

Photo by George Milton from Pexels

Photo by George Milton from Pexels via https://www.pexels.com

Pahamilah bahwa kita bisa melakukan apa saja, memiliki apa saja, atau melakukan apa saja namun tidak secara sekaligus. Perlu ada hal-hal yang kita pahami sebagai prioritas kita saat ini dan mana yang dapat dikesampingkan terlebih dahulu.

Tidak masalah jika memang saat ini yang ingin dikejar adalah karir karena memang memiliki impian tersebut dan melalui karir kita pun dapat mengembangkan potensi diri kita. Begitu juga sebaliknya, jika saat ini ingin memprioritaskan keluarga dan berperan untuk merawat keluarga.

Anda tidak perlu merasa bersalah ataupun memilih salah satunya. Sebab ini adalah komitmen Anda dan juga hanya Anda yang mengetahui seluk beluk tantangannya. 

ADVERTISEMENTS

2. Bangun komitmen dan komunikasi

Photo by Daisy Anderson from Pexels

Photo by Daisy Anderson from Pexels via https://www.pexels.com

Setelah menetapkan prioritas yang akan Anda ambil, selanjutnya Anda bisa mengkomunikasikannya dengan keluarga maupun pasangan. Hal ini akan membantu Anda untuk melakukan negosiasi serta kompromi dengan seluruh anggota keluarga Anda.

Pahami juga bahwa tugas pengasuhan dan perawatan keluarga tidak hanya semata tugas dan tanggung jawab Anda sebagai perempuan, tetapi seluruh anggota keluarga yang ada di rumah tersebut. Termasuk suami, ayah, atau anggota keluarga Anda yang laki-laki. Dengan adanya komunikasi yang dapat berjalan secara dua arah, bangun pula komitmen dengan mereka.

Sehingga jika ada permasalahan terkait dengan pembagian peran, Anda dapat mengingat kembali komunikasi dan komitmen yang telah Anda bangun sebelumnya. Komunikasi, komitmen, dan kompromi ini tidak hanya sebatas dapat dilakukan dengan anggota keluarga, tapi tentunya dengan rekan kerja Anda. 

ADVERTISEMENTS

3. Berbagi peran dengan anggota keluarga

Berbagi tugas dan tanggung jawab

Berbagi tugas dan tanggung jawab via https://kharkivobserver.com

Anda juga perlu mengajak dan melibatkan anggota keluarga untuk melakukan pekerjaan rumah tanga. Dengan adanya hal ini, pekerjaan rumah tangga tidak dilakukan oleh Anda seorang diri dan Anda pun memiliki kesempatan untuk mengembangkan diri dan juga mencapai berbagai hal yang Anda harapkan.

Pelibatan seluruh anggota keluarga, tentu saja juga memberikan keuntungan bagi kehidupan keluarga Anda. Selain bisa memiliki waktu berkualitas bersama dengan anggota keluarga, setiap anggota keluarga juga pada akhirnya memiliki rasa tanggung jawab akan rumahnya karena mereka merupakan bagian dari rumah. Anak-anak juga dapat mempelajari berbagai keterampilan dasar baru yang bermanfaat bagi dirinya kelak. 

ADVERTISEMENTS

4. Your life is your journey

Photo by Andrea Piacquadio from Pexels

Photo by Andrea Piacquadio from Pexels via https://www.pexels.com

Terkadang memang tidak bisa dihindari bahwa akan ada orang-orang yang membicarakan mengenai pilihan-pilihan hidup kita. Termasuk juga memilih untuk berkarir, menjadi ibu rumah tangga, atau memilih untuk mencoba menyeimbangkan keduanya.

Hal yang perlu kita tanamkan ke dalam diri adalah bahwa pilihan dan prioritas hidup Anda saat ini merupakan hal yang melekat dalam diri Anda, serta tidak ada seorang pun yang bisa memberikan penilaian negatif terhadap pilihan Anda. Setiap pilihan yang Anda buat sama-sama berharga dan tentunya melalui pemikiran yang mendalam. 

ADVERTISEMENTS

5. Meredefinisi kata Sukses

Photo by Andrea Piacquadio from Pexels

Photo by Andrea Piacquadio from Pexels via https://www.pexels.com

Sering kali kata Sukses mengacu pada keberhasilan-keberhasilan yang kita capai secara finansial. Padahal kenyataanya, tidak semua kesuksesan memiliki indikator secara finansial. Ukuran sukses bagi satu orang dengan orang lain pun bisa sangat berbeda.

Misalnya, bagi seorang ibu rumah tangga, sukses adalah ketika ia berhasil menyuapi makanan anaknya yang berusia 5 tahun hingga habis. Bagi seorang pekerja yang mencoba menyeimbangkan hidupnya, arti kata sukses bisa saja ia berhasil mengerjakan pekerjaan di kantor dan pulang untuk bertemu dengan keluarganya di rumah. Sementara bagi orang lainnya, sukses adalah ketika ia dapat mencapai posisi tertentu dalam karirnya.

Dari hal ini kita dapat melihat bahwa tolok ukur kesuksesan dapat berbeda beda, maka sebaiknya kita pun memiliki dan meredefinisi arti sukses bagi diri kita sendiri dan hindari memperbandingkannya dengan orang lain. 

Ingatlah, apapun pilihan Anda sebagai pekerja, sebagai ibu tunggal, sebagai ibu rumah tangga, atau pilihan-pilihan lainnya–semuanya sama berharganya dan Anda lah yang menentukan kebermaknaan tersebut. 

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Jane L. Pietra, seorang dosen muda Prodi Psikologi Universitas Pembangunan Jaya, yang senang berbagi ilmu. Selain bidang psikologi yang digelutinya, punya minat dalam bidang seni dan budaya.