Tak ada memang orang yang ingin terluka, namun kita hidup di dunia adalah hal yang tabu jika kita tidak pernah merasakan luka. Sebagai manusia bukankah sebaiknya kita menjaga lisan agar tak menghadirkan luka untuk orang lain. Namun luka banyak jenisnya ada yang terlihat jelas seperti luka di permukaan kulit namun lekas kering, dan ada juga luka yang hadir tanpa terlihat oleh orang lain dan meninggalkan bekas yang teramat dalam bahkan nyaris tak mampu ia sembuhkan sendiri.
ADVERTISEMENTS
1. Hidupmu tak melulu memikirkan tentang dia yang memberi luka
Kadang memang menyakitkan ketika kita mengingat luka yang telah seseorang beri untuk kita, entah dengan tujuan apa dia hadirkan luka tersebut. Tapi kita sebagai seorang yang dewasa sudah tak selayaknya kita harus mengingat luka yang dia beri maupun orang yang memberi luka. Sebab tujuan hidup kita masih panjang untuk kedepannya bukan hanya menghabiskan waktu untuk dia si pemberi luka.
ADVERTISEMENTS
2. Maafkan dia sebagai orang yang membawa luka
Mulailah dengan memaafkan seseorang yang pernah hadir dan memberi luka, tapi bukan berarti kita disebut sebagai pengobral maaf tetapi kita berfikir bahwa memaafkan kesalahan seseorang lebih baik dari pada kita harus mengingat setiap luka yang dia beri untuk kita. Bukan juga kita harus memberi maaf dengan mudah tapi berilah efek jera untuk seseorang agar tak mengulangi kesalahan yang sama ketika kita telah berusaha untuk memaafkannya.
ADVERTISEMENTS
3. Introspeksi diri sendiri
Belajarlah untuk mengintropeksi diri kita sendiri, sebab kitalah yang harus belajar dari kesalahan oranglain. Sudahkah kita mampu meminta maaf kepada orang yang pernah kita buat hatinya terluka? Jawablah itu dalam pikiran dan hatimu karna hanya kita lah yang tau terhadap siapa kita pernah berbuat luka. Instropeksi diri sudah seharusnya kita lakukan agar kualitas hidup kita lebih meningkat dan naik dari level sebelumnya.
ADVERTISEMENTS
4. Berbicaralah untuk hal yang penting saja
Kita tidak pernah sadar kapan kita menghadirkan luka untuk orang lain. Padahal waktu yang kita habiskan untuk hal yang tidak penting adalah bukti bahwa saat itu adalah saat yang akan menghadirkan luka untuk orang lain. Tanpa sengaja mungkin kita banyak mengeluarkan kalimat yang bisa saja menyakiti orang lain, banyak berbicara juga tidak baik untuk kita. Oleh sebab itu mulailah untuk mengurangi perkataan yang memang kurang penting untuk kita katakan. Terhadap sahabat kita juga sudah sering berkata seenaknya saja kita tidak pernah tau apakah hatinya terluka karna ucapan kita atau tidak, sebab mereka yang menjadi sahabat sudah paham mengenai karakter kita, tapi alangkah baiknya jika setiap kalimat yang kita ucapkan adalah kalimat yang tidak menyakiti perasaan orang lain? Tentu saja.
ADVERTISEMENTS
5. Bersyukur, Berbahagia, dan Berterima Kasihlah pada dia yang telah memberi luka
Sebagai manusia yang memiliki tuhan sudah sebaiknya kita selalu mengucap syukur atas rahmat dan berkah yang telah di beri untuk kita “Maka bersyukurlah kalian, maka akan ku tambah nikmat ku” begitu kata-Nya. Oleh karna itu syukurilah orang yang memberi luka untuk kita sebab darinya kita belajar untuk tidak melakukan hal yang sama kepada orang lain. Dan berbahagialah sebab “Pelangi hadir setelah hujan” karena tak selamanya kita harus terus terpuruk terhadap kesalahan yang orang perbuat untuk menyakiti kita. Kita sudah seharusnya bangkit dan berdiri kokoh karna hanya kitalah yang mampu menyembuhkan luka yang meradang pada diri kita. Berterima kasihlah atas luka yang pernah dia beri untuk kita, sebab dari luka kita belajar untuk lebih kuat dan luka juga yang mampu mendewasakan, dan hal yang paling sulit diucapka oleh seseorang adalah “Maaf dan Terima Kasih”.
Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya
“
“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”
”
Leave a Reply
You must be logged in to post a comment.