Lima Hal yang Perlu Loe Tanamkan Saat Belajar Dari Masa Lalu untuk Lebih Sukses

Masa lalu itu adalah pelajaran yang tak ternilai dan sayangnya nggak bisa loe ulang.

Masa lalu itu katanya bisa menjadikan kita dewasa. Buat gue itu debateable banget. Kenapa? Ada kubu yang nggak bisa atau dikasih kesempatan untuk belajar dari masa lalu tapi ada beberapa dari kita yang berhasil untuk tidak melakukan kesalahan itu dengan reflect dari hal yang terjadi di masa lalu. Ok, make sense sampai sini?

Apa yang gue mau share ke loe adalah, masa lalu is the greatest lesson in life. Gimana? Gue ulang sekali lagi ya. Masa lalu itu adalah pelajaran yang priceless dan sayangnya nggak bisa loe ulang. Di bawah ini, loe bisa simak ada beberapa hal yang menurut gue perlu kita tanamkan dari diri kita untuk bisa lebih sukses di kemudian hari dengan belajar dari masa lalu. 

ADVERTISEMENTS

1. Berani untuk salah

decision

decision via https://pixabay.com

Untuk bisa belajar dari masa lalu, kita harus sadar kalau hal yang baru saja dilakukan itu salah. Misalnya, pacar paling nggak suka loe “ngegas” saat sedang berargumen dan loe tahu banget kalau dia nggak pantas untuk dikasih perlakuan seperti itu. Ok, hal yang seharusnya loe lakukan adalah minta maaf tapi karena egoisme manusia ya loe memilih ntuk ignore itu. 

Dengan analogi itu, gue berusaha menjelaskan kalau hal itu mungkin sudah sering terjadi dari ignorance menjadi the biggest hindrance within yourself untuk sadar kalau hal itu salah. Mengapa? Karena kita berada di lingkungan yang mengharamkan untuk salah. 

Ok, big statement dari observasi pribadi. Kita dituntut untuk selalu benar. Loe bisa kasih argumen ke gue kenapa hal ini bisa saja salah. Dengan segala macam cara orang tua dan lingkungan mendidik kita, salah itu hukumnya haram. To be seen as a respectful part of the society, you have to be right atau paling tidak terlihat benar menurut norma yang ada. 

Mulai mikir? Gue pun juga karena ini menjadi hal yang membuat kita untuk takut salah dan belajar dari kesalahan tersebut. Simpel aja nih: gimana mau belajar hal baru kalau kita nggak tahu hal yang salah kan? 

ADVERTISEMENTS

2. Berani bertanya

question

question via https://pixabay.com

Bertanya itu merupakan bagian dari belajar. Kayaknya gue nggak harus panjang lebar untuk menjelaskan kalau bertanya itu lebih dari sebuah bentuk validasi informasi yang ada di dalam diri kita tapi sesuatu untuk mengetahui hal-hal baru. Gue bukan lulusan psikologi atau expert di bidang itu tapi ini yang gue lakukan untuk semakin tahu dengan dunia di mana gue tinggal. 

Sayangnya, kesempatan itu terkadang jarang ditemukan. Kok bisa? Gini, bertanya itu menurut gue ada bentuknya juga. Ada bertanya yang pintar tapi ada juga membuat pertanyaan yang kadang nggak penting. Nomor dua itu yang kadang bikin pusing karena tidak ada relevansinya. Sedangkan melakukan yang pertama itu justru membuat kita jadi belajar. 

Dengan bertanya baik dengan diri sendiri atau orang lain mengenai kesalahan yang kita (atau orang lain) lakukan, kita sudah mengambil langkah strategis untuk tidak membuat kesalahan itu lagi tapi menurut gue isunya lebih kompleks daripada itu. Kita secara sistematis akan menjauhi yang salah agar bisa membenahi diri menjadi lebih baik. 

ADVERTISEMENTS

3. Memilih teman

Pernah dengar mengenai teman-teman kita adalah relfeksi diri kita? Kalau belum, you are the lucky one karena inilah waktu yang tepat untuk tanya sama diri sendiri mengenai siapa orang-orang yang ada disekeliling loe. 

You might think: what's wrong with my friends? Sebenarnya bukan itu masalahnya. The real issue adalah pengaruh yang mereka punya sampai melakukan satu aksi. Misalnya, saat teman-teman loe ngajak pergi untuk get drunk diakhir bulan padahal loe tahu kantong nggak kuat tapi loe tetap pergi karena nggak mau FOMO (Fear of Missing Out) alias ketinggalan.

Salah? Benar? Terserah loe mau ambil keputusna apa. Terkadang, kesalahan itu terjadi bukan karena diri kita tapi apa yang terjadi di sekitar kita. Dengan begitu, saat ingin tahu apa yang harus loe improve kadang orang-orang yang ada memberi energi tersebut. Sudah positif atau terlalu negatif? 

ADVERTISEMENTS

4. Sukses itu ialah bahagia dengan sekarang

Photo by i love simple beyond from Pexels

Photo by i love simple beyond from Pexels via https://www.pexels.com

Kesalahan yang terjadi di masa lalu sudah kayak bubur tapi bukan berarti loe tidak berjuang untuk menjadi orang sukses. Mengapa? Parameter sukses itu banyak banget dan tugas loe untuk bisa mulai memahami small victory instead of victories. 

Belajar itu buat gue adalah proses yang tidak hanya diulang tapi menanggapi hal yang sama dengan situasi yang mirip sambil menggunakan knowledge dari masa lalu. Kalau sudah dilakukan saat itu terjadi di masa sekarang? It's fair to say that you are'nt there, yet. Sebaliknya, kalau di kepala ada semacam whisper yang kasih tahu lo untuk “do it that way instead of this way” then you did your homework untuk belajar nggak menjadi seekor keledai yang bakal jatuh di jebakan yang sama. Selalu dengarkan hatimu. 

ADVERTISEMENTS

5. I am what I am right now

motivation

motivation via https://pixabay.com

Loe menjadi yang sekarang itu karena proses yang panjang banget. Masa lalu adalah bagian itu. Jangan pernah takut untuk bertanya saat hal-hal yang terjadi di masa lalu belum terjawab (within reasons of course) karena this is the only way to learn. Ini adalah satu-satunya jalan untuk belajar. 

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini