Uang selalu jadi permasalahan bagi saya. Sekalipun sering jadi bendahara di kepanitiaan atau jadi bagian sponsorship, hal tersebut ngga kemudian menjamin bahwa saya bisa manage keuangan pribadi dengan baik. Sebaliknya, saya justru sering kehabisan uang padahal masih di pertengahan bulan.
Hal ini kemudian membuat saya jadi muhasabah diri. Kalau dipikir-pikir, pemasukan tiap bulan itungannya lumayan. Selain dapat dari orangtua, saya juga dapat kiriman dari kakak yang udah bekerja. Selain itu, alhamdulillah saya juga dapat beasiswa yang berbentuk dukungan finansial. Namun ya itu tadi, entah kenapa semuanya mendadak raib di akhir bulan.
Sampai akhirnya saya memutuskan untuk lebih disiplin lagi dalam mengelola keuangan saya. Nggak mudah memang untuk mengubah kebiasaan boros saya, tapi demi bisa beli rumah di SCBD, saya berusaha untuk rela menabung.
ADVERTISEMENTS
1. Langkah pertama dan paling penting ialah analisis mana pengeluaran yang merupakan kebutuhan dan mana yang hanya keinginan
Kebutuhan adalah hal yang pasti kamu keluarkan setiap bulannya, kalau ngga dikeluarkan berpotensi membuat hidupmu ngga jalan. Sedangkan keinginan biasanya merupakan kebutuhan sekunder atau malah tersier, yang tanpanya pun hidupmu masih bisa fine-fine aja.
ADVERTISEMENTS
2. Pisahkan uangmu jadi beberapa bagian
Kalau yang paling sederhana sih pakai prinsip 50:30:20, dimana 50% dari pemasukan kita digunakan untuk membiayai kebutuhan sehari-hari (living), 30% digunakan untuk belanja barang yang kita inginkan (shopping), dan 20% sisanya kita alokasikan untuk tabungan (saving).
Misalkan pemasukan saya selama sebulan adalah 3 juta, maka saya harus mengalokasikan 1,5 juta untuk kebutuhan sehari-hari, maksimal mengalokasikan 900 ribu untuk belanja barang yang saya inginkan, dan harus memasukkan 600 ribu ke tabungan saya.
Memisahkan uang tabungan di awal menurut saya adalah langkah yang harus dilakukan sih, jadi kita ngga selalu ngerasa masih punya duit padahal sebenarnya jatah bulan tersebut udah habis. Tabungan tersebut juga bisa jadi uang darurat, misalnya mendadak kita sakit dan membutuhkan biaya.
ADVERTISEMENTS
3. Memisahkan pengeluaran menjadi beberapa bagian
Kalau saya sendiri, saya mencatat kebutuhan apa saja yang pasti dikeluarkan tiap bulannya terlebih dahulu. Contohnya biaya langganan Spotify, bayar WiFi kontrakan, alokasi untuk bensin, alokasi untuk kebutuhan kosan, dan alokasi untuk pulsa. Uang sisanya yang kemudian saya gunakan untuk makan sehari-hari.
Misalnya total dari uang kebutuhan tersebut ialah 500 ribu, sedangkan uang untuk kebutuhan sehari-hari ialah 1,5 juta, maka saya memiliki 1 juta untuk kebutuhan makan selama sebulan.
ADVERTISEMENTS
4. Hal lain yang menurut saya membantu ialah senantiasa mencatat pengeluaran dan pemasukan
Hal ini menjaga saya untuk keep on track dan tahu pengeluaran saya sehari-hari. Sekarang udah ada banyak banget aplikasi yang bisa digunakan untuk tracking. Bisa juga menggunakan buku kalau masih nyaman menggunakan metode konvensional, seperti saya.
ADVERTISEMENTS
5. Salah seorang teman juga merekomendasikan untuk melakukan challenge supaya saya ngga bosen dalam tracking keuangan
Misalnya minggu ini, saya men-challenge diri saya untuk mengeluarkan uang makan kurang dari 100 seminggu. Sisanya kan lumayan, bisa dialokasikan ke tabungan atau untuk kebutuhan belanja.
ADVERTISEMENTS
6. Penting juga untuk memberikan penghargaan atau reward kepada diri sendiri
Percayalah, membeli sesuatu dengan hasil tabungan sendiri rasanya lebih menyenangkan, karena kita tahu usaha buat menyisihkan uang demi bisa membeli barang tersebut tuh ngga mudah. Dari situ pula, kita jadi bisa lebih menghargai setiap uang yang kita miliki dan ngga menghambur-hamburkannya secara sembarangan.
7. Bear in mind: sistem nabung orang beda-beda.
Cara saving tuh sangat subyektif, tergantung pada masing-masing individu. Teman saya ada yang mengalokasikan uang bulanannya untuk kebutuhan sehari-hari dan untuk tabungan saja. Kalau dia kepengen beli sesuatu, ya dia harus nyari penghasilan tambahan untuk bisa beli barang tersebut.
Ada pula yang ngga make pembagian seperti yang saya lakukan (50% living, 30% shopping, 20% saving di atas), tetapi dia selalu menyisihkan uang per hari yang dia gunakan untuk belanja dan tabungan. It really depends on you.
Gimana pun caranya, nabung tetep jadi hal yang penting. Dari nabung ini, kita jadi bisa lebih menghargai apa yang kita miliki. Selain itu, kita jadi dilatih untuk lebih kritis dalam menyikapi kebutuhan-kebutuhan kita. Ada rasa puas tersendiri juga apabila kita berhasil mendapatkan apa yang kita inginkan dari tabungan kita sendiri.
Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya
“
“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”
”