Sudah menjadi sifat bagi manusia untuk jatuh cinta. Cinta pada orang tua, lawan jenis, pekerjaan, hobi, suatu benda, dan pada Tuhan tentunya. Namun, kesalahan manusia sering tidak bisa menempatkan perasaannya pada apa yang harus diprioritaskan untuk dicintai.
Akan tiba suatu masa saat manusia akan sadar, bahwa rasa cinta sudah terbagi-bagi secara tidak adil. Rasa cinta terbesar kita yang seharusnya untuk Sang Pencipta cinta, malah berkurang karena cinta kita pada makhluk-Nya. Maka tak sedikit dari kita yang mengambil langkah besar dalam perjalanan kehidupan. Hijrah!
Hijrah adalah perpindahan. Defenisi hijrah bagiku sebenarnya sangat sederhana, aku hanya mencoba merubah diriku menjadi lebih baik. Sungguh, aku tak ingin sanjungan manusia, karena yang aku butuhkan cuma ridho dari-Nya. Aku sangat tahu, bahwa diriku sangat jauh dari kata sempurna. Namun, tak ada salahnya jika aku mencoba untuk terus memperbaiki semua kesalahanku, bukan? Berikut lika-likunya.
Tiba-tiba saja aku merasa harus berubah. Memulai ‘Aku’ yang baru. Aku tetapkan dalam hatiku, aku ingin berhijrah. Aku ingin hidupku terarah, lebih bermakna, tidak diremehkan, hidup bahagia dunia sampai ke surga-Nya.
Dulu, diriku tidak luput dari kata ‘pacaran’, bergonta-ganti pacar sejak sekolah menengah. Dan akhirnya, satu hal yang aku syukuri sampai saat ini, seseorang yang aku harap menjadi kekasih terakhirku, adalah orang yang sangat mendukung keputusanku untuk hijrah sepenuhnya.
Aku bangga dengan keputusannya, untuk tetap ikhlas aku tinggalkan karena alasanku yang tak ingin lagi bersentuhan dengan dosa. Terima kasih untukmu.
<>2. Akan ada pertanyaan-pertanyaan yang datang bagaikan hujan>Kok bisa berubah sekarang?
Itu adalah pertanyaan yang lazim aku dengar saat pertama kali aku berhijrah. Aku hanya tersenyum dan menjawab. Menutupi aurat adalah kewajiban kita sebagai muslimah dan menutup aurat perintah wajib dari Tuhanku dan semoga aku bisa menjadikannya sebagai hadiah terindah untuk Ayah. Aku hanya mencoba menjalankan perintah Tuhanku, Nah, perbaikan diriku sendiri. Aku selalu mengingat kata-kata ini ‘’Wanita itu aurat maka bila ia keluar rumah syaitan menyambutnya.’’(HR At-Tarmidzi).
Hai Nabi katakanlah kepada istri-istrimu, anak-anak perempuanmu dan wanita-wanita (keluarga) orang-orang mukmin agar mereka mengulurkan atas diri mereka (ke seluruh tubuh mereka ) jilbab mereka. Hal itu menjadikan mereka lebih mudah dikenal (sebagai para wanita muslimah yang terhormat dan merdeka) sehingga mereka tidak diganggu. Dan Allah senantiasa Maha pengampun dan maha penyayang. QS. al-Ahzabayat: 59
<>3. Yang namanya perpindahan, tentu ada perubahan>Sejak awal aku memutuskan untuk hijrah, banyak perubahan yang terjadi. Mulai dari diriku sendiri, maupun perubahan di lingkunganku. Ada beberapa orang baru yang datang, ada beberapa yang masih tetap bersamaku, lalu ada pula beberapa yang menjauh meninggalkanku. Mereka yang masih setia bersamaku adalah orang-orang yang mendukung penuh perubahanku, dan mereka yang pergi adalah mereka yang tidak siap menerima perubahanku. Namun, itu bukanlah menjadi masalah. Setidaknya bukan aku yang menjauhi mereka, hanya saja mereka yang tidak bisa melihatku berubah.
<>4. Semakin aku kuat untuk bertahan, semakin banyak pula cobaan yang datang>Semakin tinggi pohon tersebut semakin kencang pula anginnya, begitupun juga dengan diriku semakin aku berusaha untuk taat semakin banyak besar pula cobaan berdatangan. Aku sadar dan aku hanya bisa menadahkan tanganku untuk melantunkan doa-doaku kepadamu Ya Rabb. Tetesan air mata selalu saja menghantuiku, karena aku tidak luput dari dosa. Aku mencoba menjadi lebih baik. Ada pun hikmah yang aku peroleh saat aku hijrah sudah mulai kurasakan nikmatnya.
Apa yang ditanam itu pula yang dituai bukan?
Bersyukur Alhamdulillah Allah menyayangiku sehingga Ia bukakan hidayahnya untuk diriku. Sebelumnya aku lalai dalam shalat wajib dan sering mengabaikan perintah-Nya. Aku merasa sekarang aku diingatkan-Nya, dan aku merasa terjaga dengan pakaianku yang longgar ini, di mana jilbabku sudah aku julurkan hingga menutupi dada dan sudah mulai berangsuran menutupi kaki dengan kaos kaki.
<>5. Aku masih di sini, sedang memantaskan diri>Jangan tunggu waktu untuk menjadi manusia yang lebih baik, mulailah dari sekarang. Karena kita tak tau, jodoh atau ajalkah yang terlebih dahulu datang. Ajal tidak menunggu taubatmu. Tak ada kata terlambat untuk menjadi diri yang lebih baik. Untuk semua orang di sekitarku, aku masih orang yang seperti kalian kenal dulu. Hanya saja sekarang aku sedang mencoba untuk menjadi manusia yang lebih baik.
<>6. Dan untukmu, laki-laki yang ikhlas karena kutinggalkan, persiapkan dirimu menjadi imam >Kita sebagai manusia bisa jatuh hati pada siapa saja, tapi tak bisa dipungkiri ketentuan akhir. Hanya Tuhan yang berkehendak, siapa yang lebih baik untukku maupun untukmu. Siapapun itu, syukuri saja! Kalau memang takdir kita hidup bersama, suatu hari nanti pasti tiba waktunya.
Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya
“
“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”
”
Leave a Reply
You must be logged in to post a comment.