Kisahku di Gunung Keramat Suku Batak

Pusuk buhit adalah salah satu gunung berapi yang terdapat di Sumatera Utara. Gunung ini memiliki ketinggian 1972 mdpl (meter diatas permukaan laut) dan mencakup beberapa desa di Kecamatan Sianjur Mula-mula dan Kecamatan Pangururan, Kabupaten Samosir.

Pada tanggal 11 Juni 2016, kami bersama teman-teman kader GMKI (Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia) Pematangsiantar-Simalungun pun berangkat untuk mendaki gunung pusuk buhit tersebut. Untuk mencapai kabupaten Samosir ada dua jalur/ akses yang bisa dicapai. Pertama, yaitu melalui Kabupaten Karo ke arah Sidikalang (Kab. Dairi) melewati menara pandang Tele menuju pangururan. Jalur ini disebut jalur darat menuju Kabupaten Samosir. Jalur yang kedua yaitu jalur air, melalui Kab. Simalungun dengan menyebrang dari parapat menuju desa Tomok menuju kota Pangururan. Dan kami pun berangkat melalui jalur air.

Untuk mencapai Puncak Gunung Pusuk Buhit terdapat beberapa jalur yang bisa di lalui, namun umumnya ada dua jalur yang sering dilalui yaitu dari Desa Huta Ginjang, Kecamatan Sianjur Mula-mula dan Desa Aek Rangat, Kecamatan Pangururan. Dari Desa Huta Ginjang, jalur tergolong mudah. Terdapat akses jalan yang beraspal untuk menuju puncak Gunung Pusuk Buhit. Jalur ini juga akan melewati lokasi-lokasi wisata seperti Aek Sipitu Dae, kawasan batuan sakral serta perkampungan suku batak pertama yaitu Sianjur Mula-mula.

Si Raja Batak mulanya membuka kampung di Sigulatti, punggung Pusuk Buhit. Situs perkampungannya itu masih bisa dilihat sampai sekarang yakni, berupa rumah adat Batak yang konon dibangun oleh pemerintah atas prakarsa masyarakat dan lembaga adat-budaya.

Selanjutnya Si Raja Batak membuka perkampungan baru, tepat di kaki Gunung Pusuk Buhit. Kampung itu disebut Sianjur Mula-mula & Sijambur Mula Toppa. Kampung tersebut berada di garis lingkar pegunungan Pusuk Buhit. Tepatnya di Sebelah Barat (Sianjur Mula-mula) yang di kuasai oleh Raja Guru Tatea Bulan, anak perama raja batak dan di Sebelah Timur (Sianjur Mula Topa) yang dikuasai oleh Raja Isumbaon anak kedua si raja batak.

Jalanan berliku yang melewati 7 lapis perbukitan mengakibatkan akses yang dilalui cukup jauh. Tak jarang terlihat jalan terasa menjauhi puncak gunung tersebut. Dari akses ini, dapat memakan waktu 7 s.d 8 jam perjalanan dengan berjalan kaki.

ADVERTISEMENTS

1. Perjalanan menuju pusuk buhit

Kami memulai perjalanan dari perkampungan si Raja Batak ke puncak gunung pusuk buhit pada pukul 22.00 WIB. Dan sebelum kami berangkat, kami makan malam terlebih dahulu bersama teman-teman di kaki gunung pusuk buhit.

ADVERTISEMENTS

2. Perjalanan menuju puncak

Kisahku di Gunung Keramat Suku Batak

jpg.77 via http://puncak.com

Apabila ada salah seorang dari kami yang mulai merasa lelah dalam melakukan perjalanan ke puncak gunung pusuk buhit dan membutuhkan waktu istirahat, maka kami pun akan beristirahat dan tidak akan memaksakan teman kami tersebut. Bagi kami, lebih baik kami berjalan dengan santai asalkan kami mampu berjalan hingga ke puncak gunung.

ADVERTISEMENTS

3. Di puncak

Ketika kami mencapai puncak gunung pusuk buhit, rasa lelah kami pun terbayarkan dengan melihat keindahan alam. Dari puncak gunung pusuk buhit kita dapat melihat betapa indahnya danau toba yang ditengahnya terlihat pulau Samosir. Dan di puncak gunung pusuk buhit, kita merasakan seakan-akan kita berada diatas awan dikarenakan tingginya gunung pusuk buhit tersebut.

ADVERTISEMENTS

4. Di puncak dengan bendera batak

Dan di puncak gunung pusuk buhit, kita akan melihat bendera Batak di kibarkan. Karena gunung pusuk buhit merupakan tempat yang sakral bagi suku batak.

ADVERTISEMENTS

5. Kebahagiaan Puncak

Di puncak gunung pusuk buhit, kami juga makan bersama dengan teman-teman kader GMKI Pematangsiantar-Simalungun, untuk mengembalikan tenaga lagi. Dan juga disana kami mengumpulkan sampah untuk tetap menghargai dan menjaga alam akan keindahannya. setelah itu kami kembali menikmati suasana puncak dengan acara hunting photo sebagai dokumentasi perjalanan ini sebelum kembali menelusuri jalan untuk turun dari gunung ini.
Demikian berbagi cerita kami dengan kisah di gunung nan sakral suku batak gunung pusuk buhit oleh GMKI Pematangsiantar.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

"Jangan takut bermimpi, dan lukiskanlah itu dalam kanvas dunia mu yang nyata".

6 Comments

  1. Ilham Amirrudin berkata:

    gambar awalnya kok gunung singgalang??

  2. Lampola Uli Pane berkata:

    iya tapi, hipwee yang ganti potonya.. aku juga bingung bro..