Berbicara tentang cinta memang tidak pernah ada kata habis. Cinta selalu punya cerita sendiri bagi penikmatnya. Ia milik semua orang. Tidak ada yang tahu pasti kapan cinta datang dan pergi. Tapi yang pasti, ia ada menghadirkan bahagia, misteri bahkan luka dalam waktu yang berjalan.
Buku Critical Eleven karya dari Ika Natassa bercerita tentang pertemuan dua insan yang belum mengenal satu sama lain di pesawat terbang dalam perjalanan ke Sydney. Sebuah pertemuan yang membawa mereka kedalam kehidupan rumah tangga. Kehidupan romantis, ‘seolah’ sempurna namun berbumbu konflik kehidupan.
Aldebaran Risjad dan Tanya Baskoro yang memutuskan untuk hidup bersama dengan cinta yang mereka perjuangkan atas jarak geografis, keterbatasan waktu dan hal-hal yang tidak mereka reka sebelumnya.
Hidup dalam pengandaian-pengandaian, kemarahan, gejolak batin, their endless pain. Akankah ketulusan dan kekuatan cinta yang mereka miliki mampu menghidupkan kehidupan yang mereka telah pilih.
Cover dari buku ini pesawat terbang dengan judul Critical Eleven. Awalnya sih saya tidak paham kenapa diberi judul dan cover seperti itu. Walaupun saya suka traveling dan pergi naik pesawat terbang ternyata ada istilah Critical Eleven dan saya baru tahu. CE sendiri adalah 11 menit paling penting dalam penerbangan yaitu 3 menit setelah take off dan 8 menit sebelum landing, karena di 11 menit itulah banyak terjadi kecelakaan. Nah, alasan ini jadi 11 menit terpenting dalam penentuan hubungan antara Aldebaran Risjad (Ale) dan Tanya Baskoro (Anya) yang secara tidak sengaja bertemu, duduk bersebelahan, kenalan dan mengobrol dalam sebuah perjalanan mereka menuju Sydney dengan tujuan berbeda.
" Senyumnya, tindak tanduknya, ekspresi wajahnya, tanda-tanda apakah akhir pertemuan itu akan menjadi andai kita punta waktu bareng lebih lama lagi atau justru menjadi perpisahan yang sudah ditunggu-tunggu dari tadi "
<>2. Dua pribadi dengan dua sudut pandang>Pembahasan di bab 1, mengisahkan bagaimana mereka berkenalan. Dalam satu pesawat dan interaksi dari dua tokoh utama, Ale dan Anya. Mulai dari bab 2 dst, dua pribadi dengan dua sudut pandang membahas cara mereka memandang dari kedua sisi. Yang secara tidak langsung membawa pembaca memahami siapa, kapan, mengapa,apa bagaimana seorang Ale dimata Anya demikian juga sebaliknya. Dijabarkan cukup detail, ketika tokoh yang sedang bercerita dan diceritakan menggambarkan who they are, sangat berhasil bagi pembaca membayangkan how sweet He is, betapa spesialnya Anya untuk seorang Aldebaran Risjad.
" Aku ini nobody's favorite, Nya"
" But you're my favorite"
" Iya, aku ini nobody's favorite sampai aku ketemu kamu"
Apalagi waktu membaca buku ini sambil membayangkan Reza Rahadian sebagai Ale dan Adinia Wirasti sebagai Anya, pasti keren!. Cara pandang dari kedua karakter ini penting karena dijabarkan dari sudut pandang laki-laki dan perempuan. Seperti kepingan puzzle yang terpisah disetiap babnya, memberikan kebebasan bagi para pembaca berimajinasi untuk menyusun kepingan-kepingan dalam perjalanan cinta mereka.
<>3. Jalan cerita yang maju mundur>Alur cerita yang dibuat maju dan terkadang juga mundur dibeberapa cerita, bahkan ada bagian dimana mereka ‘seolah-olah’ ada bersama-sama padahal hanya salah satu dari mereka, Ale atau Anya saja yang sedang mengulang memikirkan masa-masa kehidupan kebersamaan mereka.
" Bro, dengan Anya dulu gimana lo bisa tahu. Bahwa lo mau nikahin dia" (Harris)
" Gue bingung kalau ditanya begini...... Setelah gue pikir-pikir, gue engga ingat kapan gue nggak ingin menikahi Anya " (Ale)
Karena beginilah dari dulu gue mencintai Anya. Tanpa rencana, tanpa jeda, tanpa terbata-bata.
Hanya butuh 11 menit untuk jatuh cinta pada karya Ika Natassa yang satu ini. Bahasa penulisannya yang pintar, mudah dimengerti dan nafas yang terhembus dalam setiap karakter yang ia ciptakan mampu membuat para pembaca larut dalam merasakan kebahagiaan, keromantisan, kehangatan bahkan kesedihan terdalam dari setiap tokoh.
Konflik kehidupan yang terjadi terasa begitu dramatis, menguak sisi kuat dan rapuh lagi-lagi karena cinta.
<>4. Hubungan yang kuat diciptakan oleh dua orang yang kuat >Kalau ditanya ada atau tidak adegan paling favorit di buku ini ? Jawabannya ada banyak. Salah satu adegan favorit sih waktu dimana Ale pulang kerja dari Rig dan kembali ke Jakarta untuk beberapa bulan, kehadirannya disambut oleh Anya sang istri tercinta. Tanpa kata, Ale dengan segera memeluk Anya yang berada dihadapannya. Dan Anya berkata
“ Le, kenceng banget meluknya. Aku engga bisa napas” Eh, si Ale makin kenceng aja tuh meluknya." It's totally romantic!
Kenapa ? Konon katanya sebuah pelukan itu punya arti dan manfaat lho. Sebuah pelukan bisa nambahin umur (lupa nambah berapa umurnya, detikkah/menitkah/jamkah) dan yang pastinya memberikan kebahagiaan.
“If you feel so sad, just hug her/him”
“if you feel so sick, just hug her/him”
“if you feel something, just hug”
"Kalau memang benar-benar sayang dan cinta sama perempuan, jangan bilang rela mati buat dia. Justru harus kuat hidup untuk dia. Rela mati sih gampang, dan bego."
Hal inilah yang dilakukan oleh Ale saat ini, untuk tetap berjuang demi cintanya Anya. Ia harus kuat untuk dirinya dan untuk pasangannya.
Adegan favorite lainnya adalah disaat Ale akhirnya masuk ke kamar Aidan.
"Ale berdiri lama di depan boks bayi itu, memunggungiku. Lalu dia pegang pinggirannya dengan kedua tangan. Makin lama makin kuat. Untuk pertama kali sejak aku bertemu dengannya lima tahun yang lalu, aku melihat Ale menangis."
Pria yang menangis karena orang yang dikasihinya bukanlah pria lemah tapi pria yang dengan rendah hati mengakui kondisi hatinya dalam titik terendah. I think it is so great!
<>5. From Book to Movie>Setiap kali membaca kalimat demi kalimat dalam buku ini, sebagai pembaca masih merasakan hal yang sama. Rasa bahagia yang sama, sedih yang sama, rapuh yang sama, tangis kebahagian dan tangis kesedihan. Setiap bagiannya berhasil mencampur adukkan perasaan dalam hati.
Film yang didaptasi dari buku sebenarnya sudah banyak. Kolaborasi antara cerita di buku dengan mixing penulisan skenario untuk film menjadi 'sebuah rasa' yang lain baik bagi pembaca maupun penikmat film. Tidak sedikit memang, akhirnya penikmat film yang membaca buku sebelumnya 'kurang puas' dengan hasilnya. Tapi, sejauh rasa dan nyawa yang sudah ada dibuku tetap tertransfer ke dalam film, hasilnya akan menjadi sebuah tontonan yang memikat.
Cerita dalam buku ini akan diangkat menjadi sebuah film dengan judul yang sama. Kabarnya akan release di bulan Mei 2017 dengan cast yang sudah tidak diragukan lagi kemampuannya Reza Rahadian dan Adinia Wirasti.
Sebuah perjalanan, perjuangan, percaya kembali akan cinta dan alasan mempertahankan cinta.
" Can you imagine, every sweet moments on books, running on your mind and become real on the big screen ?"
**More articles you can see on www.kristinaritonang.com
Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya
“
“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”
”
Leave a Reply
You must be logged in to post a comment.