Membaca dan melihat suatu pemberitaan buruk nan kontroversial itu terkadang membuat siapa saja mengklik berita tersebut. Tentang perceraian, hal-hal tabu, sensasi, hal yang tak diinginkan atau disayangkan, kontroversi publik figur serta apapun itu seperti lebih menggugah dibanding berita pertumbuhan ekonomi, kemajuan teknologi dan inovasi.
Lihat saja jumlah komentar, pembaca dan jumlah share yang bisa menyimpulkan rata-rata pembaca lebih bermuara ke arah mana. Kadang kita juga lebih merasa bahwa headline di media apapun lebih banyak mengangkat dan mengarahkan pembacanya secara tidak langsung kepada berita tersebut.
Memang sih, namanya media sah-sah saja karena media cuma memberitakan yang sebenarnya. Pembaca pun juga tidak salah dalam memilih apa yang mereka ingin baca. Karena memang ingin mengetahui sejauh mana minat baca setiap orang dalam setiap pemberitaan.
Merespon suatu berita yang buruk tidak harus dengan berkomentar buruk, dan menyebarkan hal yang belum jelas serta harus menjaga apapun yang belum diketahui. Berbicara soal sikap respon dan minat baca setiap orang, banyak hal-hal yang mempengaruhi setiap orang cenderung lebih memiliki 'minat' dalam berita yang buruk.
ADVERTISEMENTS
1. Berita Buruk dan Kontroversial Menimbulkan Rasa Penasaran
Secara umum, manusia kebanyakan mempunyai rasa penasaran bahkan sedari kecil sudah ingin tahu segalanya. Jika ada judul atau permasalahan dalam suatu pemberitaan yang muncul dimana-mana jelas sangat ingin dicari bahkan rasa penasaran muncul sejak dari membaca judul.
ADVERTISEMENTS
2. 5 W dan 1 H akan Bekerja dalam Otak tiap-tiap Manusia
5 W dan 1 H alias Who (siapa), What (Apa), Why (kenapa), Where (dimana), When (kapan) dan How (bagaimana) sudah selalu ada dalam benak setiap manusia. Tetapi untuk berita buruk? jelas pikiran akan meresapinya dengan sangat tajam dibanding berita normal dan baik-baik saja.
Walaupun berita yang baik juga mengandung hal tersebut nyatanya tidak terlalu tajam untuk dicari.
ADVERTISEMENTS
3. Rasa Ingin Tahu yang Tinggi atas Hal yang Tidak Beres
Setiap orang biasanya akan menoleh kepada satu titik yang tidak beres. Jika melihat atau disuguhkan kepada pemberitaan, mata manusia cenderung kepada berita yang agak frontal dan memecah ketenangan. Ditambah judul yang semakin hiperbola alias berlebihan.
ADVERTISEMENTS
4. Berita yang Normal dan Baik terasa Sudah Final
Berita normal seakan dianggap final alias tidak ada masalah dan kelanjutannya tak perlu dicari. Sebab keberhasilan dan kenormalan sudah dirasa cukup untuk dibaca dan diresapi, tetapi untuk berita yang buruk? pasti berkelanjutan terlebih jika belum ada penyelesaiannya.
Menanggapinya dari komentar, share dan apapun juga termasuk kepada usaha yang tidak disadari secara berkelanjutan.
ADVERTISEMENTS
5. Berita yang Tidak Baik akan Terus Berkelanjutan
Pernah membaca sebuah kasus atau hal kontroversi? apakah puas hanya dengan membaca satu narasi atau bahkan berkali-kali untuk menggali, mengkoreksi dan penasaran? itu semua jelas karena umumnya berita yang tak baik lebih berkelanjutan dan sistematis.
Terutama tentang siapa, penyebab dan dampaknya serta muncul topik baru lagi yang seakan menghilangkan hausnya rasa ingin tahu.
Rentetan pemberitaan akan menyebar dan melahirkan berita yang terkait. Sehingga Kita akan terus mengklik dan mengklik sebuah berita.
ADVERTISEMENTS
6. Bahan Perbincangan yang Asyik
Hampir semua orang lebih memilih berkomentar dan berbincang di jam istirahat makan siang terutama soal berita yang dirasa perlu dibahas. Mengira-ngira dan berspekulasi serta komentar online lebih menjadi candu.
Keberadaan grup atau teman ngobrol akan menjadi nilai plus kesenangan layaknya menghapus rasa penasaran walaupun belum berujung.
Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya
“
“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”
”