Kecewa Memang Tidak Dapat Dihindari, tapi Ikhlas Harus Tetap Tumbuh untuk Memulai Perjalanan Kembali

kecewa memang tidak dapat dihindari

Kita tidak dapat menebak sedetik kemudian apa yang terjadi. Hidup penuh teka-teki, misteri dengan sejuta kejutan yang terkadang membuat otak dan hati tak berelasi. Untuk satu hari yang buruk, kadang menyalahi keadaan adalah yang sering dilakukan. Memaki diri sendiri karena kelalaian, atau justru melapang hati menerima kondisi sembari memperbaiki diri?

Sejatinya, manusia tidak dilahirkan untuk menikmati hidup dengan datar dan stagna saja, lebih dari itu, rasa kecewa adalah wujud karunia Tuhan bahwa dewasa adalah sebenarnya proses membentuk pribadi yang mumpuni.

ADVERTISEMENTS

1. Kekecewaan membuat cara pandangmu berubah atas apa yang terjadi. Meredalah, dan ubah cara pandangmu untuk lebih memaknai.

Photo de freestocks.org provenant de Pexels

Photo de freestocks.org provenant de Pexels via https://www.pexels.com

Hey, masalah yang ada tidak serta merta membuatmu jatuh. Tuhan selalu lebih tahu soal mampumu. Mungkin saja ada yang salah pada harapmu yang mentuankan manusia, mengesampingkan segala ketetapan-Nya. Kecewa tak seharusnya membuatmu terpuruk, ada sesuatu yang hendak diajarkan-Nya padamu dibalik kekecewaan itu.

ADVERTISEMENTS

2. Kecewa mengacaukan harimu bahkan seperti tak terkendali. Tengoklah lagi, Resapi!

Tidak semua yang terjadi di dunia ini mampu kita kendalikan, pelan tapi pasti penerimaan harus tetap diusahakan. Ikhlas adalah menerima keadaan yang diberikan Tuhan dan terus menjalaninya. Sebab ujian yang diberikan padamu tidak pernah di luar kemampuanmu.

ADVERTISEMENTS

3. Rasa kecewamu pada manusia menjadi keluhan, seolah rasa percaya tak layak lagi diberikan.

Photo by Agung Pandit Wiguna from Pexels

Photo by Agung Pandit Wiguna from Pexels via https://www.pexels.com

Yang harus kamu lakukan adalah membiarkan segala sesuatunya berlalu. Pada manusia yang menyakiti, juga untuk apapun yang terjadi. Memaafkan adalah penyembuh agar jiwamu tetap utuh. Memaafkan keadaan, memaafkan orang–orang, dan berdamai dengan diri sendiri. Karena memaafkan menghadirkan ketentraman jiwa yang berarti untuk hidupmu.

ADVERTISEMENTS

4. Kekecewaan membuatmu patah, tapi dunia akan terus berputar. Bangkit! Dan kabarkan pada semesta bahwa kamu tidak akan kalah.

Photo de Tomaz Barcellos provenant de Pexels

Photo de Tomaz Barcellos provenant de Pexels via https://www.pexels.com

Mengeluh mungkin melegakan. Tapi tak ada masalah yang terselesaikan. Penerimaan untuk rasa kecewa itulah yang harus kamu lakukan. Berlarut dalam kalut, tak semestinya dibiarkan larut. Yang masih bisa kamu usahakan, tidak semestinya membuatmu takut. Kekecewaanmu pada kegagalan, bagian dari keberhasilan yang akan tersegerakan.

ADVERTISEMENTS

5. Rasa kecewa adalah bagian dari nadir, manusia haruslah menyadari mengapa dirinya hadir.

Photo de Leah Kelley provenant de Pexels

Photo de Leah Kelley provenant de Pexels via https://www.pexels.com

Mengikhlaskan segala yang terjadi selalu butuh waktu agar semuanya terlewati. Cerita kekecewaan yang ada dihadapanmu sekarang akan menjadi masa lalu yang akan memberikan warna juga pelajaran baru dalam hidupmu.

Penciptaan manusia oleh Tuhan saja jauh dari kata sempurna, begitu juga perjalanan usia manusia yang tak selalu menemui bahagia. Tuhan Maha Baik, teruslah berproses menjadi lebih baik. Ada hikmah yang terselip, yang senantiasa menghebatkanmu.

Kecewa sementara,bersabarlah seterusnya. Selalulah dalam prasangka baik, tak usah risau untuk apapun yang belum terjadi. Hatimu hanya perlu siap untuk menghadapi segala macam kondisi yang kelak menghinggapi. Tuhan memberikan lebih dari apa yang kamu sangka. Sambutlah hari baru, semangat berproses, selamat mensyukuri rasa kecewa.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Don't lose hope, keep fight, always trust!

Editor

une femme libre