Tayangan Kartun Layak Untuk Segala Usia. Lalu, Bagaimana Dengan Sinetron? Tuangkan Pendapatmu!

Beberapa hari ini baca berita isinya kekerasan dan tindak asusila, serem sih bacanya. Minggu lalu liat berita remaja 16th bunuh temennya sendiri dengan cara yang sadis, pemicunya sepele, Hape tersangka disita karena dipinjam korban dan korban pernah mencuri uang milik tersangka. Miris, beberapa hari lalu marak berita pedofilia yang dilakukan remaja usia tanggung, dan ini gak cuma satu dua berita. kebanyakan dilakukan anak usia 13-18th ke anak yang berusia lebih muda darinya.

Miris? banget. Masih belum reda kasus asusila dibawah umur, muncul lagi postingan viral berisi screnshot percakapan sepasang kekasih dengan panggilan mama papa, dan taukah kalian berapa usianya? yup masih kelas 5 SD. Ah duniamu nak.. miris.!

Kalo kita mau melirik penyebab berbagai tindak kekerasan diatas, mungkin salah satu yang patut dipersalahkan adalah tayangan “mendidik” dari yang disiarkan di beberapa stasiun televisi. kita boleh menyangkal dengan berkata “alah sinetronnya tentang sekolah kok”. Isinya gimana? kegiatan belajar mengajarnya dikit, banyak adegan makan dikantin, nongkrong ditaman, adegan mesra disekolah. iya tidak?

Bukankah sinetron ada batasan usianya? tapi pada kenyataanya semua kalangan termasuk anak kecil pada nonton kan? “ah anakku gak nonton sinetron kok” itu anak anda, tapi kalo memang tidak melihat sinetron, dari mana anak kelas 5 SD bisa belajar caranya pacaran? aku bukannya men-judge jelek sinetron, toh aku terkadang juga nonton. Tapi aku sangat mengapresiasi jika saja kartun lebih banyak ditambah porsi tayangnya.

Siapa aja sih yang setuju? Aku yakin bahkan orang tua yang sudah punya anak mungkin cucu juga mengamini pemikiranku untuk menambah porsi kartun dibanding porsi sinetron. Memangnya apa kelebihan kartun sampai harus ditambah porsi tayangnya? baca terus sampai bawah ya. ? 

 

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Tersenyum untuk bahagia, yuk senyum

4 Comments

  1. Jhan Udin berkata:

    siռɛtʀօռ ʐaʍaռ sҡʀɢ ҡʀɢ ɮɛʀʍʊtʊ…tɖҡ ɮɛʀʍaռfat..