Kehidupan kampus tentu akan berbeda dengan kehidupan saat masih di sekolah. Organisasi dan kegiatan lain sangat melimpah jika ingin kamu ikuti. Mengikuti organisasi juga akan menjadi hal yang baik untuk mengasah kepemimpinan di samping akan memiliki banyak teman dan relasi.
Namun, tidak semua mahasiswa turut serta dalam organisasi kampus. Kerap kali mahasiswa yang tidak mengikuti organisasi ini dicap sebagai mahasiswa kupu-kupu atau kuliah-pulang-kuliah-pulang. Julukan tersebut terkadang seolah-olah membuat para mahasiswa kupu-kupu ini cenderung diremehkan dan dianggap tidak lebih baik dari mahasiswa yang mengikuti organisasi. Pasalnya beberapa dari mereka yang mengikuti organisasi berpikir kalau menjadi mahasiswa kupu-kupu selalu dikaitkan dengan sifat pasif dan apatis. Belum lagi dengan doktrin yang secara tidak langsung selalu digaung-gaungkan sejak saat masa orientasi mahasiswa baru.
Jangan jadi mahasiswa kupu-kupu ya dek! Jadilah mahasiswa yang aktif dan tidak apatis
Begitulah sekiranya doktrin yang sering disebutkan senior-senior kampus. Konotasi mahasiswa kupu-kupu selalu menjadi sorot hal yang seharusnya tidak dilakukan mahasiswa. Padahal sudut pandang buruk dan berkesan meremehkan justru akan membekas dihati para mahasiswa kupu-kupu dan membuat mahasiswa menjadi rendah diri.
Di balik semua konotasi negatif mahasiswa kupu-kupu, mungkin beberapa hal ini perlu kamu pahami
ADVERTISEMENTS
1. Tidak Semua Orang Beruntung Kuliah Bisa Dibiayai Orang Tuanya. Beberapa Orang Bekerja untuk Meringankan Beban Biaya Kuliah
Ketika mahasiswa memiliki keleluasaan untuk berada di kampus lebih lama, beberapa mahasiswa malah harus bekerja untuk meringankan beban biaya kuliahnya. Belum lagi deretan tugas yang kadang perlu mengeluarkan biaya sedangkan budget dari orang tua terbatas untuk memenuhinya. Mau tidak mau mahasiswa tipe ini harus lebih memutar otak untuk bekerja dan mendapatkan uang. Mahasiswa yang bekerja ini mungkin akan memiliki sifat mandiri, daya juang dan pengaturan waktu yang lebih baik.
ADVERTISEMENTS
2. Ikut Komunitas atau Organisasi di Luar Kampus
Mungkin kalian akan bertanya, kenapa harus mengikuti kegiatan di luar kampus? Ada alasan tersendiri mengapa beberapa mahasiswa lebih menyukai dengan organisasi atau komunitas di luar kampus, seperti arah dan kegiatan yang lebih jelas serta cocok dengan minat bakatnya. Selain itu program kerja yang dimiliki organisasi kampus terkesan lebih menjelimet dan banyak. Alih-alih meningkatkan kapabilitas diri, malah jadi pusing sendiri. Belum lagi dengan anggota yang ogah-ogahan dan memakai ninjutsu menghilang. Hehehe
ADVERTISEMENTS
3. Mengikuti Kursus atau Mengembangkan Skill
Tidak semua mahasiswa kupu-kupu setelah kuliah langsung pulang kerumah atau leha-leha di kostan. Beberapa dari mereka sudah memiliki tujuan yang jelas apa yang akan dilakukannya setelah kuliah nanti seperti ingin menjadi penulis, memiliki usaha bakery and cake, atau cita-cita yang lainnya. Di antara mereka pasti deh lebih berpikir untuk mengasah skill yang berhubungan dengan tujuannya itu
ADVERTISEMENTS
4. Lebih Baik Istirahat dan Belajar
Lebih baik Istirahata dan belajar. Alasan tersebut tentu saja bukan karena mahasiswa kupu-kupu ogah untuk berlama-lama di kampus. Beberapa orang mungkin bekerja pada malam hari. Jadi ketika mendapati waktu luang, mending waktunya dipakai untuk istirahat atau belajar dan mengerjakan tugas.
ADVERTISEMENTS
5. Mengetahui Kapasitas Diri
Tidak semua orang memiliki kapasitas otak yang sama, terlebih harus mengikuti organisasi. Ada dari mereka yang harus belajar keras untuk nilai yang bagus, atau boleh jadi orang ini mendapatkan beasiswa yang mengharuskan IPK ya tidak anjlok. Setiap orang selalu memiliki alasan berbeda dan menyesuaikan dengan kapasitas dirinya.
Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya
“
“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”
”