Separuh jiwaku hilang meski semua aku tutupi dengan banyak tertawa dan tersenyum. Kalau boleh jujur, hatiku yang remuk ini serasa melayang hampir jatuh ke jurang dan sulit untuk bangkit. Namun, karena kekuatan hati seorang ibu, aku yang lemah ini kini berbalik arah menjadi sangat kuat sekuat baja!
Masih di bulan yang sama, permintaan dokter untuk melakukan kemoterapi pertama dilakukan juga.
Awalnya aku tidak terlalu paham dengan proses kemoterapi karena memang aku belum pernah melihatnya secara langsung. Ternyata kemoterapi yang dilakukan oleh bapakku adalah kemoterapi lewat infus. Infus kemoterapi itu dimasukkan ke dalam tubuh bapakku selama 5 hari nonstop bersama infus cairan NaCl.
Efek kemoterapinya mulai bekerja dan di situlah lagi-lagi air mataku tak tertahan. Bagaimana mungkin aku bisa melihat sosok yang biasanya makan banyak kini tidak mau makan? Sosok yang biasanya kuat menjadi lemah, sosok yang biasanya tertawa menjadi kehilangan tawanya. Semua kebahagiaan di wajahnya benar-benar sirna diambil Tuhan.
Inilah cobaan dari Tuhan yang paling berat dan di sinilah peran kami sebagai keluarga. Setiap hari kami mencoba untuk mengajaknya bercanda, tertawa, tersenyum meski kadang tidak ada gunanya karena beliau merasakan sakit yang luar biasa.
Pernah pada tengah malam itu, beliau muntah hebat sehingga perutnya mengalami sakit yang luar biasa. Aku yang sedang tidur tiba-tiba bangun dan aku hanya bisa menangis. Ku seka air mataku untuk turut membantu beliau. Konyol memang, tapi apalagi yang bisa dilakukan oleh orang yang lemah seperti aku ini. Yang bisanya hanya menangis dan berdoa.
Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya
“
“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”
”
Leave a Reply
You must be logged in to post a comment.