Seiring banyaknya berita tentang ini dan itu termasuk perceraian atau yang sejenisnya. Apakah memang semudah itu untuk memutuskan menikah, menikah dan bercerai? Katanya menikah itu bukan soal main-main kok, tapi kenyataannya juga banyak sekali yang memperlihatkan bahwa menikah seakan menjadi ‘permainan’ singkat.
Banyak orang bilang juga kalau menikah itu harus mapan. Apa itu mapan? mayoritas orang bilang kebanyakan soal materi, materi dan materi. Banyak juga yang bilang bahwa mapan itu kemandirian, berani menghadapi tantangan, bertanggung jawab, bersikap dewasa, pekerja keras dan memiliki kualitas.
Tak perlu bingung karena semua artinya sangatlah baik. Terlebih semua itu juga menghasilkan materi yang memang menjadi bentuk untuk bekal kesuksesan. Tapi jangan berpikir hanya dari satu sisi, melainkan mapan juga berarti banyak dan menentukan kesiapan bagi setiap orang.
Walaupun yang terpenting adalah beberapa poin-poin yang berkaitan dengan kesiapan saat ini hingga menjelang waktunya supaya tidak terkejut, berhenti di jalan ataupun berakhir. Karena pada dasarnya semua harus mengetahui dulu apa yang ia gariskan dan pilih.
Sehingga jika memilih untuk sesegera mungkin ataupun pelan-pelan juga tak akan masalah. Karena pilihan sudah dikaitkan dengan persiapan dan beberapa poin yang nantinya akan membuatnya terarah sebagai pedoman sebelum, saat melakukan dan untuk selamanya,
ADVERTISEMENTS
1. Kamu harus menentukan tujuan yang sejelas-jelasnya dengannya
Sesuatu dijalankan demi suatu tujuan juga. Demikian dengan menikah yang memang kedua orang terlibat dalam satu tujuan.
Dalam merencanakan pernikahan yang berujung goals ataupun tujuan memang tidak hanya boleh diucapkan secara abstrak.
Segala rincian detail perdetail akan membuat pemahaman dan keterbukaan serta mengetahui titik cara mencapai tujuan tersebut. Bicarakan dengannya dan tentukan dengan detail.
Jangan menjadikan rencana buta akan tujuan karena tidak dirinci dengan detail. Dalam memulai kehidupan baru, rencana harus sesuai kepada yang tertulis demi tujuan yang nyata.
Kebingungan dan berubah-ubah akan membuat siapapun kesulitan dalam menentukan kehidupan baru yang sedang dijalani.
ADVERTISEMENTS
2. Bukan soal satu orang saja, namun dua orang yang berbeda
Selalu ingat bahwa fokus terhadap diri sendiri dalam berbenah itu baik. Tetapi jangan mengabaikan pasangan dan frekuensi harus tetap sama.
Fokuslah kepada diri sendiri dan bersama walau keduanya belum mencapai titik sempurna. Semua juga demi menghindari sifat ingin menang sendiri, egois dan sifat buruk lainnya. Karena memang selanjutnya akan tinggal di satu atap dan harus terbagi dua dalam hal apapun.
ADVERTISEMENTS
3. Kesiapan haruslah dimulai dengan bersama-sama
Standar dan parameter siap atau tidaknya kedua orang untuk melanjutkan ke tahapan jenjang berikutnya memang berbeda-beda. Walaupun kesiapan tidak harus 100 persen dari keduanya, namun bukan masalah melainkan harus beriringan.
Bukan masalah dari angka persiapannya, tetapi lebih kepada perjuangan keduanya untuk mencapai angka persiapan tersebut. Tak perlu dituntut untuk 100 persen, asalkan diperjuangkan bersama pastilah bertemu dengan kesungguhan.
ADVERTISEMENTS
4. Jangan lupakan kematangan di samping kemapanan
Mapan bukan soal kesiapan materi. Jangan hanya berfokus kepada kemapanan dalam hal materi saja, fokuslah kepada kematangan yang lebih lengkap dan secara keseluruhan tentang diri sendiri, kesiapan mental, kesiapan menerima resiko, memahami masalah dengan kepala dingin. Karena jangan lupakan kematangan pribadi jika sudah saatnya.
ADVERTISEMENTS
5. Pahami tentang resiko dan tantangan, bukan hanya embel-embel kebahagiaan saja
Kalau cuma berbicara dan menjanjikan kebahagiaan, anak kecil yang sedang mengalami cinta monyet pun sangat bisa. Oleh karenanya, bedakan antara pembicaraan seperti anak kecil dan orang dewasa yang akan menempuh hidup baru.
Membicarakan tentang kebahagiaan boleh saja karena setiap orang akan mendambakannya, namun jangan lupa untuk memberitahu bahwa kebahagiaan ditempuh dengan perjuangan serta melawan resiko-resiko yang mewarnai dalam menempuh hidup baru. Jangan berpikir bahwa memulai hidup yang baru hanya soal bahagia saja karena semua ada pahit manisnya.
Jika sudah memahaminya, maka berjalan bersama memulainya dan menjalaninya sudah tidak akan ‘terkejut’ dan merasa dalam kebimbangan sekalipun Mereka baru pertama kali mengalaminya.
ADVERTISEMENTS
6. Mengerti tentang meninggalkan dan memprioritaskan sesuatu
Setiap hal memang ada yang harus dilakukan namun ada juga yang tidak harus dilakukan terlebih lagi ketika kehidupan sudah berbeda. Kamu juga tidak sendiri lagi dan tugasmu sudah berbeda.
Ketika dahulu sebelum membentuk keluarga, mungkin dirimu akan mengisi hal-hal luang atau mencari kesenangan dengan caramu. Namun jika sudah masuk ke dalam dunia kehidupan yang baru, semua akan berbeda.
Bukan cuma kamu saja, bukan soal kesenangan kamu saja dan bukan segalanya tentang kamu saja. Kamu juga tidak akan bisa memaksakan sesuatu yang di mana kamu bukanlah anak kecil lagi.
Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya
“
“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”
”