#JarakMengajarkanku: Memilih LDR Membuatku Berkompromi dengan 5 Hal Ini

Berada di pulau yang berbeda membuat jarak sebagai hal yang sulit untuk dimaklumi

“Kamu yakin?” berkali-kali aku bertanya pada diri sendiri, meyakinkan diri untuk menjalani LDR. Memilih untuk menjalani hubungan jarak jauh harus siap dengan konsekuensi. Segala urusan rindu, harus mampu mengendalikan.

Tidak hanya sekali memiliki pengalaman yang tidak menyenangkan saat LDR yang berakhir dengan putus cinta yang membuat merana. Dalam kamusku, putus cinta selalu membuat duka, meskipun mulut berucap jika berakhirnya hubungan dengan baik-baik saja, ternyata hatiku tidak baik-baik saja.

Dan sekarang memilih untuk menjalani LDR untuk sekian kalinya, antara sok kuat, pasrah mungkin ini jalannya, atau ingin membuktikan kepada diri sendiri jika bukan LDR yang disalahkan, namun memang kedua manusia yang menjalani hubungan harusnya patut disalahkan. Dulu mungkin kedua belah pihak saling egois, mungkin dulu komunikasi yang tidak lancar penyebab kandasnya hubungan yang ingin berlanjut hingga ke jenjang pelaminan.

Berkaca pada hubungan masa lalu, akhirnya aku membuat kesimpulan jika 5 hal ini harus mampu untuk berkompromi. Meskipun hati selalu lelah jika pasangan tak ada saat dibutuhkan keberadaan yang nyata, bercerita dengan saling menatap mata, hal sederhana yang selalu dirindukan.

ADVERTISEMENTS

1. Jarak yang tak lagi berdekatan

photo by Radu Florin

photo by Radu Florin via http://pexels.com

Ingin sekali mengutuk jarak, tapi semakin mengucap sumpah serapah, akhirnya malu sendiri karen sudah berkomitmen untuk menjalani hubungan jarak jauh, berarti harus berkompromi dengan jarak yang jauh. Meskipun masih sama-sama bernaung dalam Waktu Indonesia Barat, tapi berada di pulau yang berbeda membuat jarak sebagai hal yang sulit untuk dimaklumi.

Apalagi banyak berita yang berlalu-lalang tentang permasalahan harga tiket pesawat yang di luar logika. Rasanya mengkasihani diri sendiri yang bingung berulang kali harus menjadwal ulang untuk bertemu.

Bukan masalah harganya, namun uang yang dikeluarkan harus benar-benar bermanfaat, karena masih banyak butuh biaya untuk ke depannya, biaya menikah yang nggak kalah mahalnya. Maka dari itu, menjadwalkan untuk bertemu, harus ada rencana yang matang, misalnya membicarakan lamaran, pernikahan atau diskusi lainnya meski agenda kencan tipis-tipis selalu ada.

ADVERTISEMENTS

2. Tak mudah berkawan dengan rindu

phpt by pixabay

phpt by pixabay via http://pexels.com

Setelah berusaha keras berkompromi dengan jarak, terbitlah rindu. Meski selalu meyakinkan diri jika masih ada teman yang menemani, tapi ada momen yang ingin dinikmati cukup berdua saja, nonton bareng, ngopi cantik atau ganteng. Gosip yang nggak penting, mengomentari berita viral yang receh, apa saja. Atau hanya berdua tanpa berucap apa-apa, hanya ingin menikmati waktu bersama.

Bukan hanya Dilan yang beranggap jika rindu itu berat, karena masalah rindu yang tak terlampiaskan membuat badmood setengah mati. Karena hal utama yang sulit untuk diatasi adalah rindu. Untuk meminimalkan efek badmood dari rindu salah satunya adalah menyibukkan diri.

ADVERTISEMENTS

3. Berdamai dengan waktu

photo by Kat Jayne

photo by Kat Jayne via http://pexels.com

Waktu juga membuatku tak berkutik, harus menyadari jika hubungan LDR sedikit berbeda dari hubungan kasual. Pintar membagi waktu, runyam jika menjalin hubungan dengan perbedaan waktu yang mencolok. Jujur saja, LDR lain pulau sudah ekstra sabar, apalagi LDR antar negara yang waktunya sangat berbeda. Tingkat kesabaran udah melebihi ubun-ubun.

Komitmen dibutuhkan dari awal hingga seterusnya. Jika menyadari satu sama lain saling sibuk, siapkan waktu untuk menyapa meski hanya pesan singkat, menanyakan kabar hari ini. Kadang merasa diabaikan membuat cemburu itu muncul, hal-hal yang dianggap sepele tiba-tiba menjadi permasalahan darurat yang harus segera diselesaikan. Waktu penantian untuk saling bertemu, kadang tak semulus yang sudah dijanjikan, itu juga yang akhirnya membuat cemburu dengan pasangan.

Ya, kadang-kadang merasa bukan seperti diri sendiri, karena permasalahan yang dibikin rumit sendiri, kembali lagi ke komitmen menjalani hubungan. Meredam emosi dan tidak membesar-besarkan masalah yang bisa diatasi dengan kepala dingin.

ADVERTISEMENTS

4. Cemburu itu ada

photo by rawpixel

photo by rawpixel via http://pexels.com

Cemburu bukan hanya ditujukan kepada orang ketiga yang masuk ke dalam hubungan, namun lebih luas lagi. Jika sedang sensitif karena rindu yang memuncak, bisa saja cemburu dengan waktu dia yang dihabiskan untuk aktivitasnya tanpa ada kabar selama berhari-hari.

Pengertian dan keterbukaan harus serba ekstra. Berkali-kali harus dengan sabar memberikan pengertian kepada pasangan jika memang butuh waktu untuk aktualisasi diri, akan ada waktunya untuk menghabiskan waktu berdua.

Berkali-kali juga untuk memberikan pemahaman kepada diri sendiri, jika waktu yang dimiliki pasangan, tidak hanya dihabiskan untuk berkasmaran, pasangan masih harus menikmati waktunya bersama keluarganya, konsentrasi dengan pekerjaan atau menikmati waktunya untuk diri sendiri.

ADVERTISEMENTS

5. Emosi yang harus dijinakkan

photo by pixabay

photo by pixabay via http://pexels.com

Sekumpulan hal-hal yang di atas, jika tidak bisa ditangani dengan pasangan atau diri sendiri, maka setiap hari selalu diselimuti oleh emosi, pasangan selalu dianggap salah yang ujung-ujungnya tidak ada solusi.

Setiap harinya, memaknai atau mendapatkan pelajaran dalam hubungan. Misalnya, memberikan foto dengan pose konyol ke pasangan membuat suasana menjadi semakin dekat. Kemudian, carilah momen untuk menghadirkan kembali suasana hangat dan dekat dengan kirim foto yang konyol.

Mungkin dari sebagian orang, hubungan jarak jauh rentan akan rasa bosan atau cemburu. Padahal menurutku,LDR memang sedikit berbeda, selebihnya sama seperti hubungan lainnya, yang setiap hari ada hal-hal baru untuk saling mengenal dan memahami.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Hai, saya merupakan seorang blogger yang sering membahas tentang skincare dan kosmetik, namun tidak membatasi dengan topik tertentu, sering membahas tentang finansial, personal, lifestyle, dan masih banyak lagi. Memiliki blog di sariwidiarti.com