Seperti kata ayah (Pidi Baiq) tujuan dari pacaran adalah untuk putus, entah putus karena karena berpisah atau putus karena menikah. Seringnya orang hanya menikmati dan terbuai indahnya pertemuan, kemudian merasa tak siap dan bersedih saat perpisahan itu datang. Banyak hal yang jadi penyebab perpisahan dalam sebuah hubungan, entah karena perselisihan, pesetujuan, atau jarak yang memisahkan.
Jika dulu ada istilah sahabat pena yang saling berkabar melalui surat, sekarang ini ada istilah teman chat, yang seringkali kemunikasi tapi tak bisa di temui. Terkadang kabar itu lebih penting dari pada sekedar pertemuan, terkadang rasa nyaman mengalahkan penampilan. Namun itu semua juga bukan jaminan untuk bisa bertahan.
Berdasarkan pengalaman pribadi dan apa yang aku amati dari orang-orang sekitarku. Ada beberapa kesalahan yang sebenarnya sederhana, tapi membuat hubungan (terutama LDR) tak bertahan lama.
ADVERTISEMENTS
1. Katanya perempuan hanya bisa menunggu, tapi pria seringkali tidak peka dan enggan memulai
Awal masa-masa pendekatan, seringnya mengumbar kata-kata romantis, memberikan perhatian lebih dan tak jarang memberikan pujian. Kemudian saat mulai bertanya-tanya sendiri tentang perasaan si dia, tapi enggan bertanya, akhirnya cuma bisa mng-kode saja. Padahal dia sendiri tak paham apa yang di maksudkannya dan hanya membalas dengan emot ketawa atau berbunga-bunga.
ADVERTISEMENTS
2. Tiba-tiba hilang tanpa kabar, padahal perjumpaan lebih menyanangkan
Saat ada masalah, tak mau bertengkar, apalagi buat dia marah. Kemudian memilih untuk menghindar, jaga jarak, dan kemudian enggan memberi kabar atau menghubungi duluan. Cobalah sekali-kali menghampiri si dia, meskipun belum tau mau ngomong apa. Adanya kehadiramu akan membuat kondisi yang awalnya tegang bisa sedikit mereda, karena rindu yang terobati.
ADVERTISEMENTS
3. Terlalu menyalahkan diri sendiri, padahal tak ada maksud saling menyakiti
Merasa galau, tak diperlukan, seakan menangung beban sendirian yang malah justru akan meperburuk suasana. Padahal hidup bukan hanya tentang dia, apalagi menghabiskan waktu hanya untuk memikirkan masalah dengannya. Adakalanya perlu masukan atau pendapat orang lain dan kemudian menyelesaikan masalah tersebut.
Kalaupun tak mendapat solusi atau masukan, komunikasi dan menyampaikan keluh kesah bisa membantu menenangkan pikiran. Atau malah justru memberikan pencerahan untuk menemukan solusinya.
ADVERTISEMENTS
4. Merasa diberi harapan palsu, padahal dia tau apa yang kamu mau
Memang sah-sah saja pertemanan atau sahabatan lawan jenis, yang salah adalah saat timbul rasa di salah satu pihak (bukan keduanya). Harapan yang berlebih, perasaan yang tak terbalaskan, malah akan membuat terluka dan kecewa. Baiknya, buat saja komitmen dengan diri sendiri, mau di bawa kemana nanti hubungan dan batas-batas yang seharusnya di perhatikan.
Jikalau akhirnya tak sesuai harapan, ingatlah bahwa ‘’Kadang kita harus mengalah pada kenyataan, bahwa apa yang kita berikan tak mesti sama dengan apa yang kita terima”. “Apa yang baik menurut kita, belum tentu baik menurut dia. Apa yang kita cintai, adakalanya lebih baik tak di miliki, seperti halnya alam, kekayaan, ataupun pasangan.
ADVERTISEMENTS
5. Susah melepaskan apa yang sudah digenggam, padahal kehidupan terus berjalan dan ada yang perlu tergantikan
Kenapa zona nyaman itu yang membuat hidup seakan tak berkembang, kemudian merasa bosan karena monoton. Adanya masalah yang silih berganti, sejatinya itu adalah cara tuhan agar hambanya keluar dari zona nyaman. Apa yang datang dia bisa bertahan atau tergantikan, apa yang buat nyaman dia pula yang menimbulkan kebosanan.
Tak hanya makhluk hidup, sebuah hubungan ada usia kapan ia bertahan. Kalaupun harus berpisah dan di akhiri, yakinlah bahwa akan ada kehidupan dan harapan baru yang lebih indah. Meski berpisah, tetaplah buat kesan baik, karena sesuatu yang di mulai dengan baik-baik akhirilah dengan baik-baik.
Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya
“
“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”
”