Era Digital seperti pisau bermata dua. Satu sisi memberikan manfaat sisi lain, disadari atau tidak, juga turut berdampak buruk. Positifnya, hampir semua informasi bisa kita dapatkan dengan mudah, cepat, dan murah. Saat ini untuk mendapat informasi, kita hanya perlu smartphone dan kuota internet, jika tidak ada kuota internet? Ya, cukup bermodal nekat untuk menanyakan kata sandi Wi-Fi kepada tetangga kita yang sudah berlangganan layanan internet.
Dan, jika berbicara dampak negatif masih berhubungan dengan kecepatan informasi yang tersebar. Bayangkan hampir setiap menit, atau bahkan detik, informasi terbaru selalu bisa diakses melalui layar smartphone. Cepatnya informasi yang tersebar ini biasanya turut dibarengi dengan munculnya informasi yang tidak sesuai dengan faktanya, atau biasa disebut hoaks.
Saya yakin hampir semua pembaca pernah mendapat share info berita yang sering muncul di laman Medsosnya. Entah itu berisi informasi kesehatan, politik, agama dan lainya. Pertanyaan kerap muncul di benak kita: apakah informasi tersebut benar atau tidak?
Sebagai orang yang sudah lama menggunakan internet, dan muak dengan informasi yang tidak jelas kebenaranya. Berikut saya bagikan beberapa ciri-ciri informasi yang bisa diindikasikan sebagai hoaks.
ADVERTISEMENTS
1. Penggunaan Judul yang Boombastis
Pernah membaca berita dengan judul seperti ini:
Geger, Telah Ditemukan Jasad Alien di Kawasan A,
Peneliti Eropa Berhasil Menemukan Spesies Manusia Langka yang Hidup di Bawah Tanah, atau Dokter Amerika Keturunan Arab, Bernard Mahfoudz, Berhasil mengungkap Fakta Mengejutkan Soal Faksin.
Judul-judul tersebut terlihat memikat, dan membuat jempol ingin segera menekan tombol share. Tapi, jika diamati lebih jauh, dan ketika membaca isi dari berita tersebut biasanya tidak sesuai dengan judulnya. Sudah bisa ditengarai bahwa berita tersebut kurang bisa dipertanggungjawabkan kebenaranya.
Dalam hal ini saya bukan bermaksud megeneralisir bahwa semua berita dengan judul wow adalah hoaks. Karena penggunaan judul memang harus semenarik mungkin agar pembaca tertarik. Tapi, saya sarankan ketika menemukan berita dengan judul-judul yang terkesan wow dan cenderung lebay, baca terlebih dahulu beritanya dan berpikirlah secara kritis.
ADVERTISEMENTS
2. Penggunaan Gambar atau Ilustrasi yang Tidak Sesuai
Sebagai pengguna Medsos, khsususnya Facebook (FB), beranda saya hampir dipenuhi dengan informasi yang dibagikan teman FB saya. Berita soal politik hampir memenuhi beranda FB saya, maklum tahun politik sudah semakin dekat. tidak jarang berita-berita yang disebarkan disertai dengan foto-foto yang bertujuan agar informasi berita terlihat menarik.
Lucunya ada beberapa berita yang disebarkan dengan penggunaan ilustrasi yang tidak sinkron. Misal, berita tentang salah satu tokoh politik yang memuat ilustrasi gambar monster bermata satu.
Caption yang disertakan juga tidak kalah heboh "Berkedok Agama, Ternyata Politikus ini Bersekutu dengan Setan". Bingung dan jengkel, itu yang saya rasakan ketika membaca berita semacam ini. Rasa mual juga menyertai ketika membaca isinya.
Parahnya, berita-berita semacam ini tidak pernah mencantumkan sumber gambar yang disertakan. Yang ada di benak pembuat berita semacam itu, mungkin, "Asal gambar menarik tempel saja". Padahal tindakan tersebut berpotensi melanggar hak cipta.
Sedikit info bagi pembaca yang gemar menulis. Jika mencari gambar melalui Google untuk mempercantik tulisan, silahkan ubah pengaturan filter pencarian dengan memunculkan gambar yang free license –untuk lebih jelasnya silahkan cari di Google. Tujuanya agar gambar yang dicantumkan dalam tulisan tidak melanggar hak cipta.
Penggunaan gambar atau ilustrasi dalam tulisan mempunyai tujuan yang sama seperti judul: membuat orang untuk tertarik membacanya. Tapi, bagi pembaca yang budiman harap berpikir kritis sebelum meyakini berita seperti itu.
ADVERTISEMENTS
3. Perhatikan Alamat Situsnya
Salah satu ciri awal untuk mendeteksi suatu informasi atau berita termasuk fakta atau hoaks bisa dilihat dari alamat sumber berita tersebut. Beberapa teman di akun Medsos saya seolah lupa, atau tidak tahu, bahwa sumber berita yang mereka sebarkan tidak jelas. Contohnya sumber berita yang diambil dari sebuah blog tanpa mengetahui kredibilitas blog tersebut.
Jika pembaca ingin mendapat informasi terbaru dan terpercaya, silahkan buka portal berita yang sudah terpercaya –saya tidak perlu sebutkan.
ADVERTISEMENTS
4. Perhatikan Isi Tulisanya
Sebenarnya cara ini terbilang sedikit sulit, karena pembaca harus benar-benar teliti. Salah satu ciri berita hoaks, sejauh pemahaman saya, ditulis tidak rapi. Entah penggunaan tanda baca yang asal-asalan atau susunan kalimat yang kurang rapi.
Tapi hal yang paling kentara, biasanya, berita hoaks jarang menyertakan sumbernya ketika mengutip pernyataan seorang tokoh, jika mencantumnkan biasanya salah dalam hal penulisan. Atau jika mau lebih teliti lagi, pembaca bisa mengecek lagi kutipan yang dicantumkan berita tersebut dari sumbernya.
ADVERTISEMENTS
5. Lihat Profil Pembuat Berita
Setiap berita atau informasi, entah itu hoaks atau fakta, selalu mencantumkan nama penulisnya. Bagi pembaca agar tidak termakan hoaks yang semakin mengganas di Era Digital saat ini bisa melihat profil pembuat berita tersebut. Kalau perlu silahkan cari rekam jejaknya dengan mengetik nama orang tersebut di mesin pencari.
Dari mesin pencari diharapkan pembaca bisa mengetahui rekam jejak pembuat konten tersebut, dan tulisan apa saja yang sudah dibuat. Dengan mengetahui kedua hal tersebut pembaca bisa mempertimbangkan apakah konten-konten yang dibuat orang tersebut bisa dipercaya.
Judul boombastis, penggunaan ilustrasi yang tidak jelas, alamat situs, isi berita, dan profil pembuat berita, lima hal yang bisa pembaca jadikan bahan pertimbangan apakah sebuah informasi atau berita tersebut fakta atau hoaks.
Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya
“
“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”
”