ADVERTISEMENTS
Dalam kehidupan sosial, kita akan bertemu banyak orang. Mereka dengan bebas berkata, yang mungkin saja merendahkan kita, menyepelekan kita, baik dengan kata-kata langsung, maupun secara tersirat. Baik hanya sekedar memberikan penilaian dan memberi masukan. Tidak menutup kemungkinan, mungkin saja ada orang yang sengaja ingin menghancurkan motivasi kita.
ADVERTISEMENTS
Tidak nyaman didengar? Memang. Saya merasakannya juga. Tapi sayangnya, kita tidak bisa menyuruh dunia diam. Kita tidak bisa menyuruh semua manusia yang kita temui hanya mengatakan hal-hal yang positif saja. Kita tidak bisa membungkam semua orang agar tidak menghina, mencaci, dan merendahkan kita.
ADVERTISEMENTS
Bahkan, saat kita pun berbuat baik kepada orang lain, tidak dijamin sikap mereka akan baik juga kepada kita. Kita semua mengetahui bagaimana tingginya akhlaq Rasulullah SAW, namun tetap saja ada yang membenci, mengolok-olok, memfitnah, bahkan ingin mencelakakan beliau.
ADVERTISEMENTS
Jadi, tidak usah berkecil hati, saat kita masih mendengar kata-kata negatif dari orang lain terhadap diri kita.
ADVERTISEMENTS
ADVERTISEMENTS
Bahkan, saat kita pun berbuat baik kepada orang lain, tidak dijamin sikap mereka akan baik juga kepada kita. Kita semua mengetahui bagaimana tingginya akhlaq Rasulullah SAW, namun tetap saja ada yang membenci, mengolok-olok, memfitnah, bahkan ingin mencelakakan beliau.
ADVERTISEMENTS
Jadi, tidak usah berkecil hati, saat kita masih mendengar kata-kata negatif dari orang lain terhadap diri kita.
ADVERTISEMENTS
Mengubah dunia itu tidak mungkin. Tapi mengubah diri sendiri sangat mungkin. Kita tidak perlu berkecil hati, motivasi diri menjadi ciut, atau kepercayaan diri menjadi turun. Tidak, tidak perlu seperti itu. Sikapi semua dengan positif.
Yang perlu kita ketahui adalah kita bisa mengendalikan perasaan kita. Kita juga bisa membentuk melatih sikap terhadap berbagai perkataan menyakitkan itu. Tidak mudah memang, dibutuhkan latihan dan peningkatan secara bertahap.
Salah satu cara agar emosi tidak terpancing adalah tidak reaktif. Jangan langsung bereaksi saat Kita mendengar kata-kata menyakitkan, termasuk membaca status atau komentar di sosial media. Biarkan sejenak, jika perlu sampai sehari sampai kita bisa menanggapinya dengan kepala yang dingin.
<>2. Fokuslah Pada Diri Sendiri dan Orang-orang Yang Kita Sayangi>Kita adalah orang yang penting. Kita adalah orang yang berharga. Apalagi saat ada orang-orang yang bergantung pada diri kita. Apalagi jika orang-orang disekitar kitamenyayangi kita.
Sungguh rugi, jika pikiran kita hanya memikirkan kata-kata orang lain itu. Jauh lebih penting, waktu dan energi kita digunakan untuk perbaikan diri sendiri dan untuk membahagiakan orang-orang yang kita sayangi dan menyayangi kita. Jauh lebih penting jika waktu dan energi kita digunakan untuk mendekatkan diri kepada Allah, untuk beribadah, berdakwah, dan berjihad dijalan Allah.
Sadarilah, Kita adalah sangat berharga. Berharga bagi diri kita dan orang-orang tercinta. Jauh lebih berharga dari perkataan dan anggapan orang kepada kita.
<>3. Maafkan Mereka dan Sayangi Mereka>“Bagaimana mungkin? Mereka menyakiti saya, kenapa harus memaafkan dan menyayangi mereka?”
Kita adalah orang yang beruntung. Kita adalah orang baik, orang yang mulia, orang yang berakhlaq mulia. Kita tidak suka menyakiti, tidak suka memaki, tidak suka merendahkan, Kita tidak memfitnah. Artinya Kita beruntung memiliki sikap mulia. Jangan kotori dengan membalas mereka. Jika Anda membalas, artinya Kita sama saja dengan mereka. Jangan rendahkan diri kita.
Justru, jadilah orang yang lebih baik. Bukan dengan cara menyombongkan diri, justru dengan memiliki jiwa pemaaf dan pengasih. Maafkan mereka. Bukan untuk mereka, tapi untuk kebaikan diri kita sendiri. Memaafkan sebenarnya untuk kepentingan diri sendiri.
Do’akan mereka, agar mereka menyadari kesalahan mereka. Mungkin mereka sedang dalam kondisi tidak baik. Mungkin mereka tidak bahagia. Semoga Allah segera memperbaiki kondisi mereka dan membahagiakan mereka sehingga tidak lagi bersikap negatif.
<>4. Mungkin Ini Cara Allah Untuk Memperbaiki dan Mendewasakan Kita>Terlepas apakah yang dikatakan orang tentang kita itu benar atau tidak, tapi jika kita menyikapinya dengan positif, itu akan berakibat baik untuk kita. Mungkin, ini cara Allah untuk memperbaiki dan mendewasakan kita. Kita terlatih, lebih kalm, lebih tenang, saat menghadapi hal-hal yang menyakitkan.
Ketenangan akan mendatangkan hikmah. Jika kita sakit hati atau emosi, bisa saja kita lepas atau tidak berhasil menangkap makna dari apa yang terjadi. Ketenangan memberikan kesempatan kepada kita untuk berpikir lebih jernih, sehingga mampu menangkap makna dan hikmah yang besar dari setiap kejadian.
<>5. Saya Sadar Ini Sulit, Tapi In syaa Allah Bisa>Jika kita pikir, bahwa untuk memiliki sikap ideal itu sulit, maka saya setuju dengan kita. Saya sendiri mengalami kesulitan itu dan sampai saat ini belumlah sempurna. Tapi saya yakin, jika kita terus berusaha, semakin hari akan semakin baik.
Tidak apa-apa, jika saat mencoba kita masih gagal. Yang penting jangan menyerah. Teruslah mencoba untuk selalu tenang dan menyikapi segala kata-kata menyakitkan. Kata pada diri kita, kalau kita bisa bershabar. Yakinlah, yakinlah. Tumbuhkan kesadaran kalau diri kita jauh lebih penting dari sekedar cemoohan itu.
Saya menulis ini bukan berarti saya sudah menjadi orang yang bijak. Tidak. Tapi ini adalah hasil pengalaman saya belajar memperbaiki diri. Saya bagikan kepada kita, agar kita bisa sama-sama belajar.
Semoga Allah menjadikan kita orang yang mulia dengan kesabarannya. Dan bagaimana pun kata-kata menyakitkan itu datang, tidak akan menghancurkan motivasi kita.
Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya
“
“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”
”
Leave a Reply
You must be logged in to post a comment.