Dulu aku tak pernah bosan memberimu kesempatan. Tak ingatkah kamu? Kesempatan kesatu, kedua, ketiga… Berharap kamu bisa menjadi lebih baik. Ya, bodoh sekali aku. Mempercayai seseorang bisa berubah hanya dengan bermodalkan cinta. Ups, mungkin lebih tepatnya: kata-kata cinta.
Setelah semua kesempatan yang kamu sia-siakan, masih tegakah kamu merayuku setelah melihat luka hati ini menganga lebar?
Aku tak ingin menudingmu. Ini bukan salahmu. Bukan. Aku yang terlalu bodoh.
Aku pernah mendengar pepatah ini: "anjing takkan bisa masuk, jika tuan rumah tak ada yang membukakan pintu".
Aku cukup percaya dengan pepatah itu. Kamu bisa melukai hatiku dengan seenaknya karena aku mengijinkanmu untuk hadir disana. Ya, hadir mengisi hatiku. Aku yang mengijinkannya hingga akhirnya kamu bisa melukaiku. Itulah kebodohanku, aku menjadi sibuk mengutuki diriku karena kebodohanku sendiri.
<>2. Percaya bahwa kamu adalah pasangan yang mencintaiku adalah kesalahan terbesar yang pernah kubuat.>Aku si bodoh, sempat percaya bahwa kamu adalah pasangan terbaik yang pernah kutemui. Kamu dulu memang pernah melukaiku, dan aku tak pernah lelah memberi kesempatan karena aku yakin kamu bisa berubah dan memperbaiki semuanya.
Kita sama-sama punya kekurangan. Itu yang mendasari pikiranku untuk kembali menerimamu.
Aku si bodoh, yang membiarkanmu menyakitiku berulangkali. Kuanggap kamu pasangan, tapi dimatamu, aku hanya sebagai boneka lucu yang pantas dipermainkan.
<>3. Aku tak boleh jahat pada diriku. Sengaja membiarkanmu datang untuk melukaiku kesekian kali.>Sudahlah. Hatiku juga perlu dijaga. Sudah terlalu banyak luka disana. Jika kamu memang tak sanggup untuk tulus menyayangiku, biarlah kini aku yang bertanggung jawab menyembuhkan luka ini. Sendiri.
Aku jahat jika mempercayaimu lagi. Sedangkan kamu saja sudah tega melukaiku berulangkali. Maaf, hatiku juga butuh untuk dijaga dan disayangi.
<>4. Bohong aku tak terluka saat meninggalkanmu. Tapi kuyakin, waktu akan menolongku untuk menyembuhkannya.>Kamu pikir aku tak terluka saat kita berpisah? Tentu saja tak mungkin! Asal kamu tahu, aku juga terpuruk.
Tapi untuk apa disesali? Lebih baik aku sendirian, dari pada bersama-sama dengan orang yang salah. Biarkan aku sendiri, waktu akan menjadi sahabat terbaik yang sanggup menghapus luka darimu. Ya, luka ini akan kering seiring berjalannya waktu.
<>5. Aku memaafkanmu. Aku juga sudah memaafkan kebodohanku. Kita layak bahagia di jalan kita masing-masing.>Aku sudah ikhlas melepasmu. Biarkan aku pergi dan menyembuhkan lukaku sendiri. Ini murni kesalahanku. Jangan datang kembali untuk merayuku. Jangan tanyakan lagi ada atau tidaknya kesempatan lain.
Dulu aku memang bodoh. Telingaku terlalu halus mendengar rayuanmu. Tapi percayalah, aku belajar dari kebodohanku. Takkan ada lagi kesalahanku. Aku sudah berjanji pada diriku.
Tak ada lagi ruang dihatiku untuk namamu bersemayam. Hatiku sudah lelah menangisimu. Jika kamu tak mau pergi dari hidupku, tak usah cemas. Aku yang akan mengalah untuk meninggalkanmu.
"Kita layak untuk bahagia. Tapi bukan bahagia bersama di cerita cinta kita. "
Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya
“
“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”
”
Leave a Reply
You must be logged in to post a comment.