“Tidak ada usaha yang sia-sia” ukir dalam-dalam pepatah itu pada hatimu. Gak semua orang seberuntung kamu bisa kuliah sampai perguruan tinggi. Ibarat perang, skripsi itu bagaikan penjajah, tanah air adalah kebebasan hatimu, dan kamu adalah pejuangnya. Artinya, kamu pilih mana mengibarkan bendera putih atau tetap gerilya sampe mati buat memperjuangkan kebebasanmu.
Dosen pembimbing killer atau susah ditemui jangan dijadikan alasan kamu mundur dari medan perang. Sedih sampai menangis berguling-guling pasti dialami oleh Skripsi Warrior karena berbagai alasan skripsi yang tak kunjung ada perubahan. Hal paling penting, yaitu kuatkan tekad dan doa mu. Ingat, usahamu nggak akan pernah nggak membuahkan hasil.
Ganti judul penelitian, dosen pembimbing yang susah ditemui, revisi tak kunjung selesai, mulai bikin hidupmu kacau dan mulai dilanda rasa malas. Kamu boleh melampiasakan kesedihanmu sebentar, tapi harus tetap kembali bangkit. Jangan terbuai dengan kemalasanmu, karena ini yang akan terjadi kalau kamu malas mengerjakan skripsi.
Ketika kamu malas mengerjakan skripsi dan bertemu dosen, maka kamu harus siap kehilangan teman-teman seangkatanmu. Kehilangan teman artinya kamu juga kehilangan motivasi. Padahal semangat datang saat kamu melihat temanmu giat temanmu rajin bolak-balik revisi. Menyakitkan gak sih, kalian masuk sama-sama, belajar, mengerjakan tugas kuliah bareng, nongkrong sambil ketawa bareng, tapi karena kemalasanmu kamu harus rela melihat teman-temanmu memakai jubah kelulusan dan topi toga. Masih mau malas, guys?
<>2. Stres Berkepanjangan karena Perang Skripsimu Belum Usai>Kamu bakal sedih sepanjang kamu belum menyelesaikan skripsimu. Kamu gak akan terlihat menarik seperti sebelumnya, karena kepercayaan dirimu mulai turun disebabkan tugasmu masih ada. Rasa ketakutan, mimpi buruk masih akan terus berlanjut kalau kamu masih bermalas ria. Kamu terlihat baik-baik saja di luar saat bertemu banyak orang, tapi ketika kamu masuk pintu kamar keadaannya jadi berubah. Seketika tawamu hilang dan tangisanmu meledak tanpa alasan yang jelas. Dalam lubuk hati kamu akan terus menyalahkan diri sendiri. Kamu masih mau berubah atau tetap dirundung duka skripsi, tentukan pilihanmu!
<>3. Umurmu Makin Menua dan Adik Angkatanmu Semakin Banyak>Tak ada yang bisa memungkiri usiamu makin bertambah, tapi hasil skripsimu belum nambah. Kamu masih harus ke kampus, dan saat tiba disana, kamu gak akan lagi bertemu orang yang seangkatanmu. Kamu akan melihat banyak wajah baru. Iyaa..adik-adik angakatanmu juga sudah mulai mengajukan skripsi dan bimbingan. Eits, tapi bukan berarti kamu ketemu wajah baru terus kamu minder dan nggak mau bimbingan. Apapun yang terjadi, walaupun kamu melihat wajah baru, kamu harus menyelesaikan perangmu. Ingat SKRIPSI ini gak akan usai kalau kamu belum sampai titik darah penghabisan. Semangat ya!
<>4. Orang Tua-mu Pasti Sedih>Ada pepatah bilang, anak itu bayangan dari orangtua. Kamu sedih gara-gara skripsimu tak kunjung selesai. Tapi kamu jangan lupa bayanganmu juga merefleksikan hal yang sama. Kamu adalah kebanggaan orangtuamu. Kamu dinantikan sejak dikandung dan dibesarkan penuh cinta, rasa senang, sedih, dan marah, maka malu juga turut dirasakan orang tuamu. Mereka tak dapat membantu banyak tentang skripsimu karena mereka tak tahu. Namun, untaian doa terus mengalir dalam setiap langkahmu. Bersikap baiklah pada mereka, karena mungkin lamanya skripsimu karena kamu kurang menghormati mereka. Buat mereka bangga di hari kelulusanmu.
<>5. Kehilangan Kesempatan Kerja karena Kamu Belum Terima Ijasah>Saat kamu buka internet, kamu menemukan berbagai lowongan kerja menarik. Kamu benar-benar berminat, nggak setiap tahun loh perusahaan/ badan/ kedutaan yang kamu temukan itu buka lowongan kerja. Kamu mulai membaca persyaratannya, kamu masuk kriteria yang dibutuhkan, tapi eitsss..IJASAH S1. Kamu berhenti membaca dan mulai mengutuk dirimu sendiri karena belum punya ijasah. Tentu, kamu akan mendaftarkan diri dalam bursa kerja kalau sudah menyandang predikat sarjana. Sayangnya, persyaratan ini menghilangkan mimpimu. Tak apa, jangan berhenti dan duduk lemas merenungi kemalanganmu, nasibmu masih bisa kok berubah asal kerjain skripsinya dengan rajin.
<>6. Kamu Harus Siap Jadi Bahan Pembicaraan Teman, Adik Angkatan, Dosen, Keluarga bahkan Tetangga>Di kampus, di kantin, di warung makan, di pertemuan keluarga akan selalu ada pembahasan entah teman, keluarga, dosen yang taahu kamu, adik kelas “sudah kerja dimana?” “sudah lulus?”
Kamu gak bisa berbangga diri walaupun kepalamu tetap tegak. Ada rasa tertekan setiap kata-kata itu diucapkan. Lain hal nya kalau kamu sudah lulus. Ini ujian, kamu harus kuat. Kata-kata itu harus kamu wujudkan mulai dari sekarang buka laptopmu dan kerjakan skripsimu. Selama kamu belum bisa move on dari skripsi, pandangan kurang menyenangkan akan selalu kamu terima.
Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya
“
“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”
”
Leave a Reply
You must be logged in to post a comment.