Pernah gak sih, kamu melihat temanmu membuat stories di media sosial, entah itu Instagram, Facebook, Twitter, atau WhatsApp? Mengeluh tentang hubungan dengan pacar, keuangan rumah tangga, pekerjaan, hingga keinginan untuk mengakhiri hidup. Kadang, tanpa mengetahui akar masalahnya, tanpa kenal orangnya, beberapa orang mengambil kesimpulan negatif tentang hal yang dilihat di dunia maya.
Ih ngeluh terus, gak bersyukur
Bung Fiersa Besari pernah bilang mengeluh dan bersyukur itu dua hal yang berbeda. Saat kita mengeluh, bukan berarti kita tidak bisa bersyukur. Saat ingin mengeluh, ya karna kita memang ingin mengeluh.
Kamu juga pernah merasakan hal tersebut bukan? Ingin sekedar mengeluh dan meluapkan unek-unek, tapi malah temanmu bilang gitu aja ngeluh, kamu harusnya bersyukur. Alih-alih mendapat dukungan, kamu malah di-judge sebagai orang yang tidak bisa bersyukur. Nah, respon seperti itu, bisa menjadi penyebab seseorang memilih meluapkan curhatannya melalui media sosial, lo.
ADVERTISEMENTS
1. Sekadar Ingin Mengutarakan Keluh Kesah
Tak terbiasa curhat dengan teman atau keluarga bisa menjadi alasan mengapa seseorang memilih media online sebagai tempat curhat. Niatnya memang bukan untuk mencari perhatian, tapi sekedar ingin berbagi dan merasa lega telah mencurahkan keluh kesahnya.
ADVERTISEMENTS
2. Merasa Tidak Memiliki Teman Curhat
Banyak orang yang menjadikanmu sebagai tempat curhat, tapi ketika giliran kamu curhat ke mereka, justru tidak didengar atau diabaikan, dianggap masalahmu tidak seberat masalah mereka. Akhirnya, kamu memendam masalahmu sendiri. Ketika sudah tak bisa ditahan lagi, kamu butuh meluapkannya. Media sosial dijadikan tempat untuk berkeluh kesah secara bebas, melalui postingan atau stories.
ADVERTISEMENTS
3. Dikecewakan Teman Curhat
Husst, jangan bilang-bilang ya
Husst, jangan bilang-bilang ya
Kamu mungkin pernah curhat ke salah satu temanmu tentang suatu rahasia. Kamu yakin bahwa temanmu tidak akan menceritakan hal tersebut kepada orang lain. Tapi ternyata, ada orang lain yang mengetahuinya, dan mengonfirmasi ke kamu bahwa temanmu bercerita tentang rahasia yang pernah kamu ungkapkan. Sakit gak sih? Kecewa pasti.
Pengalaman inilah yang kadang membuat seseorang tak lagi percaya untuk curhat ke orang terdekat di dunia nyata. Ia memilih curhat di dunia maya meskipun tidak secara detail.
ADVERTISEMENTS
4. Mencari Dukungan
Mendapatkan dukungan tak hanya dari orang yang dikenal. Kadang kita bisa mendapatkan dukungan dari orang-orang yang tak dikenal di dunia maya, karena konten yang kita posting. Mulai dari kalimat pengemangat, empati, atau bahkan sekedar emot peluk dan hati. Melihat orang lain memiliki cerita serupa dengan kisah yang dibagikan, membuat kita merasa tidak sendirian. Bahkan melalui postingan yang diunggah, seseorang akhirnya bisa menemukan teman curhat dari dunia maya lo.
ADVERTISEMENTS
5. Sharing Pengalaman
Jangan judge dulu orang-orang yang sering sharing pengalaman mereka di media sosial. Ada yang mungkin terkesan mengeluh, lebay, bahkan pamer. Mungkin saja, mereka tidak berniat untuk melakukan hal tersebut, tujuannya hanya sharing pengalaman yang bisa diambil pesan moralnya. Entah tentang perjuangannya, kegigihannya, atau himbauan tertentu agar kita lebih waspada dan hati-hati. Gak ada salahnya juga kok kamu berbagi pengalaman di media sosial, siapa tau ada yang terinspirasi dari cerita yang kamu bagikan.
Curhat di media sosial tidak sepenuhnya buruk. Asalkan kamu tetap bisa jaga privasi dan tidak mencoreng nama baik seseorang.
Kalau kamu gimana? Pernah gak sih curhat di media sosial? Apa alasanmu?
Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya
“
“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”
”