Mendengar atau membaca kata perjodohan rasanya hmmm.. Dalam hati pasti langsung sedikit sinis, hari gini dijodohin? Hehehe.. Ya, bagi sebagian besar orang, memang zaman modern ini bukanlah zaman Siti Nurbaya, yang dijodohin dengan Dato’ Maringgi, sehingga cintanya kepada sang Pujaan Hati harus kandas akibat menikah dengan lelaki yang tak dicintainya. Kamu yang gemar sekali nonton sinetron pasti akan langsung teringat adegan jahat dari Ibu Mertua yang menyiksa menantunya, akibat si menantu yang dijodohkan dengan anaknya karena hutang Bapaknya, atau dan sebagainya itu lah.
Eits, apakah perjodohan memang seperti itu? Saya tidak bilang “TIDAK” namun saya tegaskan bahwa hal tersebut tidak demikian juga adanya. Bahkan dengan semakin dewasanya zaman sekarang, banyak yang lelah mencari jodoh sendiri (karena banyak pilihan akhirnya makin tidak sreg), sehingga banyak juga para jomblo yang dengan sukarela meminta dijodohkan oleh orangtua, guru, dosen, guru agama/ ustadz, dan bahkan teman atau saudaranya yang dianggap mampu mencarikan jodoh ideal untuk mereka.
Sedikit curhat ini, nama saya Sofi, umur saya sekarang menginjak 27 tahun. Saya sudah sangat ingin menikah sejak umur 20 tahun, namun setelah masuk kuliah dan banyak dijejali tugas kuliah, target nikah saya mundur umur 23 tahun. Setelah lulus Sarjana Pangan, dan bekerja, di umur 22 tahun, Ibu mulai mencarikan jodoh. Lumayan lah, ada beberapa anak lelaki yang mau dikenalkan saya. Namun saya berhak mengatakan ‘iya” dan ‘tidak’ kan?
Ibu, bukan berarti saya tidak mau dijodohkan oleh beliau. Namun dari beberapa yang sempat akan atau sudah dikenalkan, rata-rata kurang bisa cocok dengan saya. Yah, walaupun kecocokan bisa dibangun dalam pernikahan, namun beberapa prinsip dan kriteria ideal memang perlu ada untuk menjaga pernikahan itu terhindar dari rasa keterpaksaan yang akhirnya mendatangkan hal-hal tak sedap dalam perjalannya nanti.
Setelah galau kesana-kemari, umur 26 tahun, sekitar 6 bulan lalu saya dikenalkan oleh seorang Ustadzah pada seorang laki-laki yang sekarang menjadi suami saya. Saya dijodohkan? Iya bisa dibilang begitu lah, walau sebelumnya sempat kenal, namun saya tidak berpikir akan menikah atau dinikahi dia. Pihak yang yakin justru orang yang menjodohkan saya tersebut.
Nah, dari pengalaman pribadi saya tersebut, saya berani sedikit menuliskan ini. Siapa tahu bagi para jomblo yang sedang berusaha menemukan jodohnya, mau mencoba sedikit ‘legowo’ dengan meminta dijodohkan pada orangtua atau orang yang dianggap mampu memilihkan pasangan yang baik untuknya. Karena dengan dijodohkan, ada beberapa keuntungan yang bisa didapatkan:
Entah sudah kenal atau belum, namun setelah menikah kamu pasti akan dituntut untuk terus mengenal suamimu. Bedanya, saat kamu menikah dengan orang yang dijodohkan denganmu, maka kamu akan dihadapkan pada kondisi lebih ekstra untuk mengenal pasanganmu lebih dalam.
Ya, karena kamu sebelumnya tak pernah menyangka akan menikah dengannya, memiliki hubungan yang diawalinya juga bukan atas kemauan pribadi, apalagi yang setelah berkenalan singkat, padat, jelas, langsung memutuskan menikah (seperti saya).
Lalu kenapa ini disebut untung? Ya, karena masa-masa itu adalah masa dimana kalian masih sama-sama berusaha mengenal dan penasaran. Coba kalau sebelumnya sudah ada perasaan sayang atau cinta yang lama, baru kalian menikah, kan gak seru ya setelah menikah udah banyak kenal pasangannya. Buat kamu yang gak setuju tidak apa-apa sih, namun memang bagi saya pribadi, semakin banyak ruangs aling mengenal dalam frame rumah tangga jauh lebih mengasyikkan daripada dalam frame yang belum ada ikatan pernikahan.
<>2. Ada yang Menjamin Hubungan Kalian>Nah, untuk keuntungan yang ini, jika ada sesuatu yang sedikit 'missed' kamu gak perlu bingung dan galau-menggalau karena kamu bisa minta bantuan orang yang udah ngejodohin kamu. Maksudnya, jika semisal kamu dijodohkan oleh guru atau teman kamu, namun orangtuamu agak sulit menerima, kamu bisa minta mereka untuk membantu meyakinkan orangtuamu, karena mereka kan lebih kenal dengan calon pasanganmu tersebut.
Dan tentunya, mereka pasti akan punya beberapa jurus jitu untuk meyakinkan orangtuamu kenapa mereka yakin kalau kamu bakal cocok dengan calon pasanganmu tersebut.
Jika orangtua yang menjodohkan? Ya tentu tak masalah lagi kan, orangtua juga pasti lebih sayang sama menantu pilihannya sendiri. Hehehe..
<>3. Menghindari Sakit Hati yang Kejam dan Menyiksa>Banyak kasus ya (saya bilang banyak, bukan semuanya lho), belakangan ini, sudah lama pacaran atau berhubungan dengan seseorang namun akhirnya gagal menikah atau ditinggal menikah pasangannya. Sesak rasanya. Walau memang kita tahu bahwa jodoh sudah diatur Tuhan, namun rasa sakit di hati memang tak bisa terelakkan.
Lain halnya dengan perjodohan, ada untungnya jika kamu mau sedikit 'legowo' membuka hati untuk dijodohkan dengan seseorang. Perjodohan biasanya bagi mereka yang memang berorientasi untuk segera menikah, tidak mau lama-lama, dan ingin segera. Sehingga ketika dirasa cukup mengenal, dan yakin, maka bisa saja langsung menikah (sekali lagi, contohnya saya, hehehe).
Perjodohan bisa meminimalkan rasa sakit hati akibat kenyataan yang tak sesuai angan. Bagaimana bisa? Ya, jika kita gagal dalam perjodohan tersebut kan setidaknya kita belum berharap sekali sama si calon, bahkan mungkin juga masih biasa saja, sehingga ke depannya masih bisa temenan atau sekedar 'say hi' begitu. Beda kan sama yang udah terlanjur lama suka dan cinta, sakit hatinya lebih parah saat gagal. Sungguh kasihan.
<>4. Ada yang Membantu Mengawasi Kalian dalam Berhubungan Sebelum Sah>Tidak bisa menampik ya, dewasa ini dengan semakin majunya zaman, masa teknologi semakin canggih, banyak kejahatan seksual dan bahkan pergaulan yang sangat bebas bisa terjadi. Kadang orang yang sudah kita percaya saja bisa menipu kita, membuat hati hancur berkeping-keping, kemudian pergi begitu saja tanpa alasan. Duh!
Nah, salah satu keuntungan mau dijodohkan, bahkan jika kamu memilih ta'aruf (bagi yang muslim), adalah adanya orang yang akan bertanggung jawab langsung memantau hubungan kalian. Pihak yangmenjidohkan itu lah orangnya, entah dosen, guru, teman, bahkan orangtua. Karena tentunya mereka tidak ingin kan, menjodohkan kita dengan orang yang salah, mereka juga tidak mau disalahkan oleh kita dan keluarga kita karena telah menjodohkan dengan orang yang tidak baik.
Kita juga secara otomatis umumnya akan terbuka dengan orang yang menjodohkan kita tersebut, berkaitan dengan hal-hal mengenai si calon. Apalagi jika gerak-gerik si calon agak aneh, pasti kita akan langsung berkonsultasi dengan si Penjodoh.
<>5. Tentunya Menyenangkan Hati yang Menjodohkan Kalian Bukan? Hehe..>Rasanya pasti senang bukan main, bagi orangtua, saudara, sahabat, atau guru yang melihat kamu ternyata berjodoh dan cocok, hidup bahagia dengan pasangan yang menjadi belahan jiwa halalmu lewat perantara mereka. Tentu dong! Itulah mengapa, selain mendapatkan pahala karena kamu telah halal bersama pasanganmu, kamu juga membuat hati orang yang telah menjodohkanmu dengan pasangan bahagia, semoga saja doa-doa terbaik mereka selalu teriring buat pernikahanmu ya! Amiin.
Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya
“
“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”
”
Wedding ALL IN PACKAGE ga pake ribet, kita semua yg urus!!
include gedung (daerah Jakarta Selatan , FULL KARPET)
*catering start 600pax
*rias busana (untuk 22 orang)/bridal
*dekorasi
*entertainment (saxophone, keyboard, wedding singer)
*photography
*6orang WO di hari H + 1 WEDDING CONSULTANT (free konsultasi dari sekarang)
BONUS :
*bonus wedding car
*bonus tabungan perencanaan
for detail PL hubungi Ayunda 082110126988 (wa/tlpon)