Seringkali kita mendengar kata depresi, bahkan mungkin dari kita juga merasakan depresi. Depresi tidak sama seperti batuk atau pilek yang bisa sembuh dalam waktu singkat. Depresi sendiri merupakan peristiwa yang kompleks ada faktor genetik, hormonal, pola asuh, dukungan sosial, bahkan lingkungan.
Kata depresi mungkin terlihat awam, tapi nyatanya banyak juga yang belum memahami. Gangguan ini seringkali mempengaruhi bagaimana kita merasa, berpikir, dan bertindak. Hal-hal yang dilakukan seperti melukai diri sendiri, berpikir bahwa diri sangat kesepian, dan melihat sesuatu yang bersifat khayal bukanlah suatu penyakit. Seperti flu ringan yang membuat tubuh sakit, rasa depresi yang ringan pun nyatanya membuat mental kita sakit. Lalu apa hubungannya dengan distimia? apakah sama dengan depresi? Yuk simak ulasan di bawah ini.
ADVERTISEMENTS
1. Distimia adalah bentuk kronis dari depresi
Distimia atau persistent deppressive disorder merupakan bentuk kronis jangka panjang. Dilansir dari MayoClinic, penderita distimia akan kesulitan merasa bahagia sehingga kerap dipandang sebagai pemurung.
Seseorang bahkan dapat kehilangan ketertarikan yang normal pada aktivitas sehari-hari. Merasa tidak ada harapan, produktivitas berkurang, harga diri yang rendah hingga perasaan tidak layak.
ADVERTISEMENTS
2. Cara berpikir pengidap distimia
Seseorang yang mengalami distimia, sangat mudah menggeneralisasi keadaan. Satu kejadian buruk dapat dianggap mewakili keseluruhan hidup. Tidak hanya itu, mereka cenderung membayangkan masa depan dengan bayangan yang buruk. Bahkan, mereka bisa membayangkan isi pikiran orang lain, seakan ia tahu motif orang lain.
ADVERTISEMENTS
3. Gejala distimia
Pengidap distimia biasanya sering mengalami gejala yang tidak parah akan tetapi kronis. Seperti, kehilangan kepercayaan diri, mengalami gangguan tidur, hilang minat untuk melakukan aktivitas bahkan mereka juga mudah marah.
ADVERTISEMENTS
4. Penyebab distimia
Masih belum tahu apa penyebab distimia, akan tetapi faktor biologis, kognisi, gangguan mood sering dijadikan faktor penyebab orang menderita distimia. Bahkan, pola asuh orang tua yang kurang baik atau tidak diperlakukan seperti semestinya menjadi alasan seseorang mengalami traumatik yang akhirnya berpengaruh pada kondisi anak sehingga menyebabkan gangguan kepribadian.
ADVERTISEMENTS
5. Pengobatan
Gangguan pada pengidap persistent deppressive discorder (distimia) umumnya di obati dengan memberikan obat anti-depresan, ini pun harus disesuaikan dengan dosisnya tergantung tingkat keparahannya. Selain itu, bisa dilakukan dengan menjalani psikoterapi dengan psikolog atau psikiater.
Distimia selain mengganggu aktivitas keseharian, juga memakan waktu yang sangat lama. Hal inilah yang nantinya bisa mengakibatkan berbagai masalah emosional bahkan fisik. Perlu kiranya kita mengetahui lebih dalam tentang distimia, karena pola pikir pengidapnya sendiri seringkali unik.
Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya
“
“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”
”