Baik bersama pasangan atau orang tua tunggal, jika kita ingin membesarkan anak-anak yang sehat dan bahagia, kita harus memiliki beberapa sifat kepribadian tertentu yang akan membuat pengasuhan menjadi lebih mudah. Menerapkan sifat-sifat kepribadian yang mengarah pada pengasuhan yang efektif, akan menyadarkan anak bahwa mereka benar-benar dicintai oleh orangtuanya, dapat memahami dunia, dan membuatnya merasa aman di waktu tertentu. Nah, apa saja ya kepribadian itu?
1. Responsif
Kita sebagai orangtua harus peka terhadap kebutuhan anak. Contohnya ketika bayi menangis, kita harus mampu dan menyadari apa yang dibutuhkan si bayi, misalkan menanggapi rasa lapar atau ketidaknyamanan yang mereka rasakan. Dan juga ketika anak sedang marah, kita bisa menerima amarahnya sebagai bagian dari hal yang wajar bagi anak-anak, dan mampu mencari tahu apa yang sebenarnya anak mau. Orang tua yang responsif mengetahui apa yang sesungguhnya terjadi dan menyesuaikan dengan apa yang sebenarnya dibutuhkan anak mereka.
2. Teliti
Ya, orang tua pasti mengharapkan anaknya memiliki rasa hormat, berperilaku baik, bermain dengan baik, dan belajar di sekolah. Namun terlalu mengharapkan sesuatu yang berlebihan, tidak realistis dan selalu meminta kesempurnaan pada anak sendiri adalah suatu hal yang buruk bagi anak-anak.
Banyak orang tua yang bingung dengan konsep ini, mereka takut memaksa anak terlalu keras dan membuat anak stres, atau jika tidak menuntut secara berlebih, mereka takut jika anaknya tak sesuai yang diharapkan. Tetapi masalahnya bukan saja terus memaksanya, ini tentang nilai-nilai dan menetapkan standar bahwa anak akan berusaha keras meraih dan mencapai apa yang dia mau. Anak akan melakukannya dengan baik ketika mereka memiliki konsistensi dan struktur untuk memenuhi harapan yang jelas. Mulailah sejak dini dan teruslah menyesuaikan diri dengan usianya.
3. Penuh kasih sayang
Memberi pelukan dan ciuman adalah hal yang wajib dilakukan pada bayi yang baru lahir dan berlanjut sampai masa kanak-kanak. Sentuhan fisik sangat membantu anak berkembang dan tumbuh dalam membangun harga diri dan kepercayaan diri mereka. Ini juga cara lain untuk mengekspresikan emosi, yang merupakan modal yang bagus untuk menunjukkan kepada seorang anak bahwa berpegangan tangan, mengelus punggung, merangkul, mencium, dan duduk berdekatan satu sama lain adalah cara untuk mengekspresikan minat dan cinta dalam komunikasi dan ekspresi diri.
Ilmu pengetahuan dan penelitian otak telah menunjukkan bahwa perasaan baik yang berasal dari kehangatan dan sentuhan orangtua (pada usia berapa pun) memunculkan pelepasan oksitosin (hormon cinta) dari seorang anak. Yang memiliki efek jangka panjang yang positif pada kebahagiaan anak yang sedang berkembang termasuk mengurangi kecemasan dan meningkatkan kesehatan mental.
4. Sikap timbal-balik
Penting bagi orangtua untuk mendengarkan anak ketika mereka sedang berbicara. Ketika anak merasa dihargai sebagai manusia, mereka cenderung melakukan hal yang sama kepada orang lain dalam hubungan antar sesama. Jadi ketika orangtua mengajak berbicara, mereka cenderung lebih mudah untuk mendengarkan karena mereka mengerti hubungan adalah tentang berbagi dan mendengarkan.
5. Mendukung
Walaupun ini terdengar agak umum, tapi nyatanya banyak orang tua bertentangan dengan kepribadian ini. Mendukung itu tidak berarti orangtua membiarkan anaknya melakukan apa pun yang mereka inginkan. Yang benar adalah, orangtua memvalidasi perasaan anaknya, menyemangati mereka, dan orangtua bisa lebih kreatif ketika apa yang anak inginkan tidak dapat orangtua berikan, atau sesuatu yang terbaik untuk mereka.
Masalah ini biasanya akan muncul ketika anak memasuki masa remaja. Semisal saja ketika anak ingin bergabung dengan sebuah band, membeli sesuatu sesuai hobinya, atau bergabung dengan olahraga yang belum pernah mereka coba sebelumnya. Orangtua dapat mendukung keinginan mereka tanpa mengorbankan apa yang menurut orangtua yang terbaik. Mendengarkan, memvalidasi, dan kemudian membuat rencana (atau rencana b) bersama adalah kunci untuk memberi tahu anak bahwa kamu mendukung mereka.
6. Konsisten
Ini adalah kualitas kepribadian yang sering diabaikan. Apakah kamu sebagai orangtua dapat diandalkan dan ada ketika anak membutuhkan? Apakah kamu sebagai orangtua yang menepati janji?
Konsistensi dalam mengasuh anak adalah kemampuan untuk menegakkan aturan dan memberikan konsekuensi secara teratur. Ini adalah salah satu keterampilan dasar yang paling penting untuk menjadi orangtua yang baik. Orangtua harus menepati janji dengan anaknya, dan ini juga berlaku bagi anak untuk memenuhi janji mereka. Tanpa cinta, perhatian, dan disiplin yang konsisten, anak akan cenderung untuk tidak menganggapmu serius dan selalu meminta kelonggaran yang lebih banyak.
7. Rasional
Karakteristik kepribadian ini adalah salah satu yang dihargai oleh setiap hubungan. Agar rasional dalam sebuah hubungan berarti kita harus bisa menjelaskan alasan di balik tindakan dan keputusan kita. Dengan begitu, kita menunjukkan bahwa kita itu bijaksana dan mempertimbangkan perilaku dan pilihan kita sesuai realitas. Bersikap rasional juga membuat seseorang mudah didekati dan umumnya mudah diajak bicara. Jika kamu mengasuh anak bersama pasangan, biasanya ada satu orangtua yang lebih “rasional”.
8. Realistis
Hak dan kewajiban, serta kemandirian dimulai sejak usia sembilan bulan ketika seorang bayi mulai merangkak. Tapi kebanyakan orangtua menghabiskan sebagian besar dari 21 tahun pertama mengasuh anak dengan hubungan push–pull dengan anak-anaknya.
Orangtua biasanya dibebankan dengan pra-sekolah dan taman kanak-kanak, dan saat anak memasuki masa remaja, beberapa orangtua membatasi si anak dan menyembunyikan realistis dunia. Orangtua seperti inilah yang membuat anak-anak mereka merasa tidak puas dengan kemampuan mereka sendiri dan takut pada dunia.
Orang tua yang hebat harus menerapkan nilai-nilai positif, dan biasanya orangtua semacam ini memiliki keseimbangan untuk memberi kebebasan dan mengambil risiko dengan berbincang dan menghabiskan waktu bersama, serta tahu kapan saatnya harus membatasi anak.
Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya
“
“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”
”