Sedikit bercerita, penulis mendaftar CPNS sekitar bulan Januari 2019. Pada saat itu, penulis sebenarnya sudah bekerja di salah satu perusahaan penerjemah di Surabaya sebagai analis. Namun, karena kondisi perusahaan yang tidak stabil, penulis mulai mencari pekerjaan baru dan mendapat informasi pembukaan CPNS 2019.
Singkat cerita setelah melalui proses panjang disertai penantian yang cukup lama hasil tes akhir keluar. Pada tanggal 30 Oktober 2019, bersyukurnya nama penulis termasuk di antara peserta yang dinyatakan lulus. Dalam tulisan ini, penulis bermaksud membagikan tips bagaimana mengahadapi tes CPNS.
ADVERTISEMENTS
1. Buat komitmen jangan setengah-setengah
Hal ini mungkin terdengar sepele, tapi penulis sarankan jika akan mendaftar sebagai CPNS buat komitmen untuk diri sendiri “Aku harus serius dan bisa!” Komitmen ini perlu, karena bagi Penulis meskipun tes CPNS ini gratis dan bisa diikuti oleh semua Warga Negara Indonesia yang memenuhi syarat tapi jika niatnya setengah-setengah lebih baik tidak usah ikut sekalian, buang-buang waktu. Komitmen jadi hal yang perlu karena akan menentukan sejauh mana kesungguhan kita untuk mempersiapkan tes CPNS, salah satunya kesungguhan untuk mempelajari materi tes CPNS.
Mungkin ada beberapa Pembaca yang menemukan kasus beberapa orang lulus CPNS meskipun coba-coba alias untung-untungan. Tapi, berapa selisih presentase peserta yang lulus karena untung-untungan dan peserta yang lulus karena usaha? Memang Anda yakin ada di antara yang lulus karena untung-untungan?
ADVERTISEMENTS
2. Buat jadwal harian
Sebelum mengikuti tes CPNS sebisa mungkin susun jadwal harian yang berkenaan untuk menambah pengetahuan mengenai soal-soal tes yang akan dihadapi. Kalau penulis pribadi yang pada saat itu sudah resign dari perusahaan membuat jadwal harian untuk belajar: Pagi bangun tidur belajar materi satu jam, siang satu jam, dan sore menjelang malam satu jam.
Bagi Pembaca yang masih bekerja jadwal bisa diatur sendiri, tidak perlu seketat yang penulis lakukan. Belajar satu-sampai dua jam per-hari juga bagus. Intinya bukan lamanya waktu belajar tapi konsistensi. Percuma saja jika satu hari mampu belajar sampai tiga jam, tapi keesokan harinya malas.
Terdengar berat memang apalagi bagi Pembaca yang sudah bekerja, tapi untuk mencapai satu hal yang diinginkan memang perlu perjuangan bahkan untuk hal yang paling sederhana sekalipun. Analoginya seperti ini: orang lapar yang di depanya ada beragam jenis makanan, masih perlu mengangkat tanganya untuk menyendok dan menggerakan mulutnya untuk mengunyah agar perutnya terisi.
ADVERTISEMENTS
3. Belajar dari beragam sumber
Kuota internet ada, koneksi wifi di mana-mana jadi untuk poin ini sebenarnya tidak perlu penulis jelaskan lebih lanjut bagi Pembaca dengan privilege tesebut. Mencari materi belajar tes CPNS tidak dibutuhkan effort lebih jika koneksi internet tersedia. Ketik saja di mesin pencari “kisi-kisi Soal CPNS atau contoh soal CPNS” segudang materi siap di download dan dipelajari. Selain itu, banyak channel Youtube yang memagikan kisi-kisi soal CPNS.
Saran Penulis bagi Pembaca yang mencari contoh soal di Youtube, usahakan screenshoot soal serta jawaban yang ditayangkan untuk menambah refrensi belajar.
Selain itu, Pembaca juga bisa menonton dan mempelajari trik menjawab cepat soal hitungan yang bertebaran di Youtube. Jujur dan ini sempat terjadi pada Penulis, jika Pembaca menjawab soal hitungan dengan menggunakan rumus konvensional akan menghabiskan waktu, sementara waktu untuk mengerjakan tes hanya 90 menit untuk menjawab 100 soal.
ADVERTISEMENTS
4. Pahami yang kamu pelajari
Menyambung poin sebelumnya, belajar bukan hanya asal belajar tanpa mengetahui apakah yang dipelajari sesuai atau tidak. Begini, dalam tes CPNS ada dua tes: SKD dan SKB. Seleksi Kompetensi Dasar adalah tes pertama yang akan dilalui peserta saat dinyatakan lolos syarat administrasi. Tes SKD berisi Tes Wawasan Kebangsaan (TWK), Tes Intelegensi Umum (TIU) dan Tes Karateristik Pribadi. TES SKD sifatnya lebih umum artinya peserta dengan latar belakang pendidikan apapun akan menghadapi pertanyaan-pertanyaan serumpun, ingat serumpun bukan seragam! Sederhananya peserta tes SKD dari pendidikan SMA, S1 sampai S3 pertanyaan yang dihadapi meliputi soal wawasan kebangsaan, numeric dan analogi, serta kemampuan manajemen emosi.
Sementara tes SKB lebih spesifik mengarah pada jabatan yang dilamar, dan terkadang tidak sesuai dengan latar belakang pendidikan. Pada saat Penulis SKB mengikuti banyak peserta yang “tertipu” dengan soal-soal SKB.
Banyak yang mengeluh gagal tes karena soal-soal yang diujikan ternyata tidak sesuai dengan latar belakang pendidikan. Beberapa keluhan peserta bisa dilihat di laman instagram BKN. Contohnya peserta yang melamar sebagai guru kelas SD ternyata muncul pertanyaan fisika, atau pelamar dengan latar belakang IT namun soal yang keluar justru soal Geografi.
Tidak sesuainya soal ini terkadang juga kesalahan peserta memahami jobdesc dan instansi yang dilamar. Pemahaman soal tanggung jawab pekerjaan dan profil instansi yang dilamar juga perlu karena dari sana Pembaca bisa memahami Tupoksi dan UUD yang terkait, karena soal-soal SKB pasti berkutat dengan dua hal tersebut. Untuk mencari profil dan jobdesc instansi yang dilamar silahkan cari di internet.
ADVERTISEMENTS
5. Ingin menghilangkan gugup dan meningkatkan percaya diri? Do’a solusinya.
Semua persiapan mulai dari menyusun jadwal, belajar, konsistensi, dan memahami materi sudah. Untuk puncak dari semua jerih payah tersebut tutuplah dengan sesuatu yang manis: Do’a. Selain berdo’a sendiri, bagi Pembaca yang masih memiliki orangtua mintalah do’a dari beliau. Kalau perlu jangan malu, sungkan atau gengsi mencium kaki kedua orangtua sebelum berangkat tes. Pengalaman pribadi penulis setelah meminta restu dan do’a sebelum tes langkah kaki Penulis terasa ringan menuju lokasi tes dan rasa percaya diri juga meningkat.
Do’a juga merupakan bentuk rendah diri kita kepada Sang Pencipta, dan bentuk sikap tegas kita pada diri sendiri bahwa semua usaha yang dilakukan akan percuma tanpa pertolongaNya.
Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya
“
“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”
”