Teman-teman tentunya sudah tahu apa itu hoax bukan? Bukan makanan atau minuman yang jelas ya, guys. Akan tetapi hoax alias berita bohong ataupun palsu ini sekarang seakan banyak dikonsumsi atau dicari oleh para pembaca media khususnya pengguna media sosial. Mungkin kalian pernah menemukan bentuk penyebaran hoax melalui platform aplikasi chatting seperti whatsapp, LINE, atau lainnya, bisa jadi penyebarnya dari grup kampus, kerja, dan bahkan keluarga tetangga.
Sering kali kita menemukan bentuk hoax ini dengan judul-judul yang bersifat clickbait padahal isinya jelas-jelas berbeda dengan judul bahkan tidak nyambung dengan topik. Tak jarang juga berita hoax digunakan sebagai alat untuk menimbulkan kerugian secara materiil ataupun non-materiil kepada pihak atau kelompok tertentu, guys.
Lantas bagaimana caranya agar kita jadi lebih melek media atau paham membedakan berita hoax dan terhindar dari jeratannya? Berikut adalah 5 langkah mudah agar kalian tidak gampang terjerat hoax bahkan bisa menjadi bagian yang mengingatkan pihak penyebar hoax tersebut:
ADVERTISEMENTS
1. Ketahui website atau link mencurigakan sumber asal berita
Kalau kalian menemukan share post atau berita yang bersifat sensitif dan mengundang rasa penasaranmu dengan judul terkesan clickbait, jangan asal percaya ataupun share, guys. Seperti halnya akan membeli sebuah barang, telitilah sebelum membeli. Pastikan dulu bahwa website atau link sumber berita itu terpercaya atau setidaknya awam didengar masyarakat. Perlu kamu ketahui juga website-website mana saja yang sudah terkenal sebagai sumber berita hoax di masyarakat.
Mudahnya, cek laman milik Kemkominfo disana disediakan website dan link mana saja yang telah diblokir karena terindikasi penyebar hoax. Apabila kalian menemukan link yang berupa blog, silahkan lihat profil si penulis beserta sumber yang dicantumkan dalam tulisannya apakah sudah terpercaya dan sesuai dengan fakta?
ADVERTISEMENTS
2. Sekarang waktunya berpikir pintar bukan baper
Karena semakin mudahnya penyebarluasan informasi dan canggihnya teknologi informasi saat ini, menyebabkan susahnya membedakan mana berita yang benar dan tidak. Karena itu cobalah berpikir kritis sebelum mempercayai suatu informasi, ini berguna juga di pergaulan sehari-hari, agar tidak terjerumus dalam jurang gelap kepalsuan teman.
Misalnya nih kalian penyuka bubur yang tidak diaduk terus menemukan artikel yang berjudul "Bubur yang Tidak Diaduk Lebih Sehat Dibanding yang Diaduk" jangan langsung baper karena kesukaan kalian dulu, kemudian langsung share atau komentar macam-macam di lapak artikel terkait. Hindari kesan untuk menyulut perdebatan, waktunya berpikir pintar cari dasar informasi tersebut, fakta yang ada, dan keabsahan media artikel terkait.
ADVERTISEMENTS
3. Baca dulu sebelum komentar atau share
FYI, merujuk pada data dari Centre for International Governance Innovation (CIGI) IPSOS 2017, sebanyak 65% netizen Indonesia masih percaya dengan hoax, guys. Hal ini tentu menjadi perhatian bagi masyarakat, bisa jadi angka ini bertambah nantinya. Seperti halnya bahaya laten, hoax akan terus muncul selama ada isu sensitif, penggunaan media sosial yang tinggi, dan literasi media masyarakat yang rendah.
Cobalah untuk membudayakan membaca secara penuh dahulu sebelum komentar atau share ya, guys. Judulnya boleh saja menarik, artikelnya rapi dan berbobot, eh ternyata berita palsu, kan sayang mau keliatan pintar tapi malah jadi penyebar hoax.
ADVERTISEMENTS
4. Kenali ciri-ciri informasi palsu atau hoax
Berangkat dari poin sebelumnya dengan membudayakan membaca secara penuh dahulu bisa melatih kita mengenali ciri-ciri dari informasi hoax. Kalau kalian masih ragu atau tidak yakin dengan informasi yang kalian baca itu merupakan bentuk hoax atau tidak, jangan sedih, para peneliti dari Columbia College, Vancouver, Kanada memberikan daftar ciri-ciri yang patut dicurigai sebagai informasi hoax.
Pertama adalah alamat URL yang aneh, seperti berakhiran ".lo" atau ".com.co" yang mencoba menyamar sebagai website yang sudah terkenal duluan seperti "hipwee.com.co" dan sebagainya. Kedua, penulis memiliki riwayat artikel atau penulisan berita palsu, jadi pastikan dulu tulisan-tulisan yang pernah ditulis ya. Ketiga, sifatnya provokatif dan menyesatkan, dari judul saja sangat mudah terlihat seperti melebih-lebihkan dan isinya terkesan mengancam. Keempat, kurangnya sumber yang bisa diverifikasi. Kelima, memiliki struktur dan tata bahasa yang buruk, terdengar seperti emosi pribadi dan tidak ilmiah. Terakhir adalah gambar dan kutipan yang dipakai tidak terlacak jadi seakan-akan hanya dibuat-buat atau asal comot, guys.
ADVERTISEMENTS
5. Ingat! Jarimu Harimaumu
Meski dengan berbagai kemudahan melalui kecanggihan teknologi informasi jangan membuat kita menjadi orang yang tidak bertanggung jawab ya, guys. Menyebarluaskan informasi dan berkomentar di media sosial itu mudah memang, lha wong gratis kok, tetapi ingat di internet setiap aktivitasmu akan terdokumentasi dan mudah kembali untuk dilacak.
Sehingga bersikap hati-hati dan kritis kembali lagi diperlukan, saat ini ujung jarimu di media sosial seakan lidah dan mulutmu. Jangan sampai karena sikap kita yang baper dan tidak berpikir panjang menyebabkan kita diburu oleh harimau yang dibuat kita sendiri. Sekarang, jaga image dan membangunnya itu susah juga tidak gratis, guys.
Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya
“
“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”
”