Pertama saya inggin menyampaikan selamat untuk kehamilan dan kelahiran manusia mungil dari perutmu. Untukmu para ibu millennial, ada beberapa hal yang harus kalian perhatikan. Demi lancarnya proses mengasihi dan merawat bayimu nanti.
Apa aja? Mari disimak di bawah ini~
ADVERTISEMENTS
1. Setelah persalinan, perjuangan belum berhenti
Setelah persalinan bahagia dan rasa syukur menyelimuti saya dan keluarga. Saking senangnya, nyeri segala macam belum saya rasa. Tapi esok harinya, badan terasa remuk semua, ditambah rasa sakit karena jahitan, ditambah sepulang dari rumah sakit, saya putuskan untuk tidak mengkonsumsi obat penghilang rasa sakit, karena takut mempengaruhi ASI. Jangan dibayangkan rasanya. Jujur, saat itu saya memang banyak mengeluh. Sedang dalam kondisi pemulihan fisik dan psikis, tapi juga harus mengurus anak.
Bukannya saya ingin menakut-nakuti, tapi saya hanya ingin sharing tentang apa yang saya rasakan dan alami. jangan jadikan semua itu menjadi momok. Memang sudah konsekuensi, perempuan adalah mahluk pilihan yang Tuhan percaya, makannya ia diberikan amanah untuk mengandung, melahirkan, dan menyusui.
Alhamdulillah, suami dan keluarga support, dan terus membantu saya sampai masa pemulihan.
Saran saya, mulai dari sekarang anda calon ibu, berikan pengertian dan minta support pada suami dan keluarga. Minta ajari tentang manajemen sakit, dan gerakan kegel kepada Fisioterapis atau bidan.
Manajemen sakit pasca melahirkan akan sangat membantu, sedangkan gerakan kegel, membantu anda cepat pulih, termasuk pulih dari luka jahitan. Tips terakhir, jangan lupa bersyukur ya!
ADVERTISEMENTS
2. Baby blues itu nyata
Baby blues bukan hanya sekedar istilah saja. Keadaan ini nyata adanya. Kemungkinan, baby blues disebabkan karena kelelahan fisik dan psikis, kurang istirahat, dan kondisi yang jauh dari Tuhan, karena masih dalam masa nifas.
Saya tidak akan menjelaskan pengertian ilmiah dari baby blues sendiri, hanya bercerita mungkin saya pernah mengalaminya.
Singkat cerita, setelah keluar dari rumah sakit, mata anak saya berwarna kuning. Saya sampai panik, kalau-kalau kadar bilirubin anak saya tinggi. Tiap melihat mata anak saya, rasanya sedih, panik, ingin nangis, ingin membawanya ke rumah sakit. Itu hanya sepenggal cerita dari saya, sebenarnya masih ada banyak cerita yang mungkin membuat para pembaca berfikir, saya terlalu berlebihan. Saya sendiri pun masih suka senyum-senyum sendiri, jika teringat momen itu.
Tapi percayalah, hal seperti itu busa dialami oleh siapa saja. Dukungan, dan support dari keluarga sangat dibutuhkan. Khususnya suami. Untuk para calon ayah milenial, kasih istri kejutan, atau hadiah spesial, biar makin semangat istrinya.
Untuk para calon ibu milenial, sesekali keluar dari rumah, menyambut sinar matahari pagi, sambil ngajak jalan-jalan si baby. Selain dapat tambahan vit. D juga melepaskan hormon endorfin yang bikin happy.
Paling penting dari semua itu, menurut saya adalah tawakal atau pasrah kepada Tuhan. Sadar jika anak adalah titipan Tuhan, kita hanya bisa merawatnya sebaik mungkin, selanjutnya pasrahkan kepada Tuhan, dengan begitu, hati anda akan terasa lebih ringan.
ADVERTISEMENTS
3. Pentingnya mempelajari ilmu mengasuh bayi
Pentingnya pengetahuan dan keterampilan dasar merawat bayi seperti menggendong bayi, memandikan bayi, mengASIhi bayi, melakukan perawatan bayi dari ujung rambut sampai ujung kuku kakinya yang mungil, dan semuanya yang berhubungan dengan bayi.
Akan lebih baik dipelajari mulai dari sekarang. Tidak ada kalimat terlalu dini. Bagaimanapun, suatu saat anda akan menjadi seorang ibu, maka keterampilan ini akan lebih baik dipelajari mulai dari sekarang.
Sehingga nanti, jika anak anda sudah lahir, anda jadi lebih percaya diri dalam merawat anak. Nilai plus buat anda jika mempelajari tentang massage bayi, tahap-tahap tumbuh kembang bayi, menstimulasi bayi. Mempelajari hal-hal tentang bayi, juga memperkecil resiko terkena baby blues lho.
ADVERTISEMENTS
4. Jangan idealis, realistis saja
Para calon ibu milenial tentunya punya bayangan sendiri ketika punya anak. Mungkin ada sebagai yang sudah menyiapkan planing dalam mengasuh anak. Misal tiap pagi jadwal anak dijemur, massage bayi paling tidak seminggu sekali, memutarkan musik klasik tiap bayi tidur, jika bayi bangun ibu harus standby didekatnya, mengASIhi tiap 2 jam sekali, harus ASI jangan sampai Sufor dan planing lainnya yang sudah disusun rapi, sedemikian rupa.
Itu baru standar yang anda patok, belum lagi harus mendengarkan berbagai kritik atau saran dari orang sekitar.
“Anaknya kok kecil, ASInya sedikit”
“Makanya, ibunya makan yang banyak, biar ASInya deras”
“Kalau dulu, anak saya tiap bulan pasti naik minimal 1 kg”
Begitulah, ada yang bilang A, ada yang bilang B, atau C. Kalau mendengarkan kata orang, tidak akan ada habisnya.
Sungguh, semua itu hanya akan membuat anda tertekan, jika anda terlalu idealis. Realistis saja, tidak semua harus berjalan sesuai rencana atau sempurna, seorang ibu juga manusia. Saat berhadapan dengan kritik dan saran yang menyentil hati, coba tanggapi dengan bijaksana, sebenarnya niat mereka baik, tetap bersabar, ambil saran yang menurut anda baik.
Jangan bandingkan kondisi anda dengan orang lain. Ingat, anda yang paling tahu kondisi anda dan anak anda saat ini, kalau ada yang julid, senyumin saja.
Ingat, yang paling penting, anda sehat, bayi anda sehat.
ADVERTISEMENTS
5. Bedakan mitos atau fakta seputar mengasuh bayi
“Bayi itu sebaiknya dibedong”
“Pake stagen biar perutnya cepat langsing'
“Makan sop biar ASInya lancar”
“Anaknya jangan dibiarkan suka ngisep tangan”
“Anaknya sering cegukan, mau cepet gede ya”
“Bayi itu sebaiknya dibedong”
“Pake stagen biar perutnya cepat langsing'
“Makan sop biar ASInya lancar”
“Anaknya jangan dibiarkan suka ngisep tangan”
“Anaknya sering cegukan, mau cepet gede ya”
Mungkin beberapa kalimat diatas akan sering anda dengar dari ibu-ibu yang sudah senior, bahkan termasuk ibu anda sendiri. Jangan langsung menerimanya mentah-mentah info tersebut, tapi juga jangan mengabaikannya.
Apalagi jika menyangkut masalah kesehatan bayi. Calon ibu milenial harus cari info terbaru seputar kesehatan bayi. Kalau saya pribadi, punya aplikasi tentang tumbuh kembang bayi, sehingga saya bisa mengetahui bagaimana perkembangan bayi di usia sekian, bagaimana cara memberikan stimulus untuk motorik, kognitif, sosial dll.
Calon ibu milenial perlu mencoba mendiskusikan dengan suami untuk memilih dokter spesialis anak. Sehingga anda bisa berkonsultasi, tidak terburu termakan mitos yang menyangkut kesehatan bayi anda.
Maaf saya belum bisa membahas mitos dan fakta tentang kesehatan anak (newborn) di artikel ini. Jika ada kesempatan saya akan bahas dengan lebih detail di artikel lain.
Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya
“
“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”
”