Bisa di bilang, aku sangat telat untuk menonton KDrama At Eighteen atau A Moment at Eighteen ini. Tayang pertengahan tahun 2019, aku baru menontonnya tahun 2020. Saat itu aku melihat teaser-nya dari salah satu stasiun televisi swasta, yang akan menayangkannya di salah satu aplikasi televisi tersebut. Karena aku sangat suka dengan KDrama, aku mulai mencari info tentang At Eighteen ini dari internet juga media sosial.
Ong Seong Wu yang berperan sebagai Choi Joon Woo adalah pemuda berusia 18 tahun yang kesepian dan tidak bisa mengekspresikan perasaannya dengan baik. Dia adalah mantan dari anggota Wanna One, yang memulai debutnya sebagai pemeran utama bersama dengan Kim Hyang Gi, berperan sebagai Yoo Soo Bin; gadis cerdas yang disukai oleh Shin Seung Hoo berperan sebagai Ma Whi Young, siswa yang terlihat sempurna namun memiliki gangguan kecemasan.
Ketiganya memilik karakter dan kehidupan keluarga yang sangat berbeda. Choi Joon Woo tumbuh dari keluarga broken home, ayahnya sudah menikah dan memiliki seorang anak laki-laki yang dinamai sama dengan dirinya. Ia berusaha ingin menemui ayahnya dengan bantuan dari Yoo Soo Bin. Yoo Soo Bin memiliki ibu yang sangat mengekang kehidupannya. Ia ingin bisa hidup dengan pilihanya sendiri, namun ibunya selalu memaksanya harus mendapatkan nilai tertinggi dan bisa masuk universitas terkenal. Yoo Soo Bin tidak tahu jika kedua orangtuanya juga akan bercerai. Ia akhirnya mengetahuinya dari penjelasan ayahnya sendiri. Ma Whi Young juga mengalami tekanan dari kedua orangtuanya. Saat dia merasa cemas, dia selalu menggaruk tangannya. Bahkan orangtuanya sampai menghalalkan segala cara, supaya Ma Whi Young nilainya selalu sempurna dan bisa dibanggakan ke orangtua lainnya.
Banyak hal yang bisa kita dapatkan dari KDrama ini, yang tidak hanya masalah percintaan saja. Namun juga impian, persahabatan, serta keluarga.
ADVERTISEMENTS
1. Menemukan impian saat menghadapi masalah.
Saat diminta untuk membuat surat pernyataan permintaan maaf karena dituduh mencuri jam tangan guru les matematika, Choi Joon Woo justru menggambar hewan kepik. Kang Ki Young yang berperan sebagai Oh Han Kyul adalah wali kelas sementara, mulai mengetahui bakat terpendam siswanya itu. Tapi justru Choi Joon Woo baru menyadarinya, ketika masalah dalam hidupnya semakin menghimpitnya. Yoo Soo Bin juga membantu Choi Joon Woo untuk menemukan impiannya itu.
Tanpa disadari, kita justru menemukan impian kita saat masalah datang dan menekan kita untuk bagaimana bisa berpikir kreatif. Meski tak bisa dipungkiri kita masih saja ragu-ragu, bahkan tak percaya diri dengan apa yang sebenarnya bisa kita lakukan. Dengan dorongan orang lain bisa membantu membentuk pikiran kita untuk mencoba melakukannya. Bahkan di akhir cerita, Oh Han Kyul mengenalkan Choi Joon Woo dengan temannya yang bekerja sebagai pengajar di akademi lukis, serta membantunya masuk ke akademi tersebut meski harus menempuh perjalanan jauh.
ADVERTISEMENTS
2. Rela mengalah, mengorbankan diri sendiri demi melindungi sahabat.
Choi Joon Woo dipindahkan dari sekolah sebelumnya dikarenakan melindungi sahabatnya. Namun dia yang harus rela menanggungnya dengan di cap sebagai siswa yang memiliki catatan buruk. Ia bahkan sampai mendatangi ancaman dari teman-temannya dulu yang akan memukuli sahabatnya itu. Ia akhirnya juga harus kehilangan sahabatnya untuk selamanya karena meninggal dunia, tak berapa lama saat ia terakhir kalinya mengantarkan sahabatnya itu pergi ke suatu tempat.
Penghargaan tertinggi dari seorang sahabat adalah rela mengorbankan dirinya untuk sahabat mereka. Meski harus mengalah dan harus di cap jelek oleh banyak orang. Pengorbanan yang tak akan pernah didapatkan dari sembarang orang. Jika dalam kehidupan menemui seorang seperti itu, kalian sangat beruntung. Seperti yang dilakukan oleh Choi Joon Woo.
ADVERTISEMENTS
3. Menyelesaikan masalah tanpa membebankan orangtua.
Saat menanyakan pekerjaan paruh waktu, Choi Joon Woo melihat ada seorang yang memasukkan barang pada kantungnya sehingga ia berlari mengejarnya. Karena kecepatan berlarinya, ia berhasil mengambil barang curian itu kembali. Dari usaha yang tak terduga itu ia akhirnya bisa bekerja di toko tersebut. Tanpa sepengetahuan ibunya.
Menutupi masalah dari orangtua adalah salah satu cara yang bisa dilakukan seorang anak untuk tidak membebani orangtuanya. Sekolah sambil bekerja paruh waktu, seperti yang dilakukan orang Korea kebanyakan adalah salah satu bentuk perjuangan mereka untuk tetap bertahan hidup dengan keterbatasan mereka. Seperti yang dilakukan Choi Joon Woo untuk membantu ibunya. Yang mengharuskannya mengurus dirinya sendiri karena terpisah dari ibunya yang bekerja jauh darinya.
ADVERTISEMENTS
4. Penerimaan hadirnya seorang teman bukan karena jabatan, kekayaan, atau pun popularitas dirinya atau orangtuanya.
Han Sung-Min yang berperan sebagai Ro-Mi ini ketahuan tengah berbohong tentang keadaan keluarganya yang sebenarnya, yang diungkap oleh temannya sendiri. Padahal ayahnya hanya bekerja sebagai seorang supir saja. Demikian juga dengan kebohongan-kebohongannya yang lain.
Untuk diterima dalam sebuah pergaulan, kelompok, atau perkumpulan, seorang remaja bisa saja berbohong demi bisa diterima. Namun, sedalam apa pun kebohongan itu dipendam, akan terbongkar pada waktunya. Belajar menerima dan mensyukuri apa yang Tuhan sudah berikan untuk kita, maka tanpa disadari mereka pun akan dengan senang hati menerima kita. Seperti Yoo Soo Bin yang meminta teman-temannya berteman dengan Ro-Mi, sebelum kebohongan Ro-Mi terbongkar.
ADVERTISEMENTS
5. Hanya karena orangtua lebih dewasa secara usia, bukan berarti bisa selalu memaksakan kehendaknya.
Kim Sun Young yang berperan sebagai Yoon Song Hee ini selalu memaksa Yoo Soo Bin untuk bisa mendapatkan nilai tertinggi terlebih dalam pelajaran Matematika. Sampai ia rela merendahkan dirinya di hadapan ibu Ma Whi Young dan ibu-ibu yang lain, demi Yoo Soo Bin bisa masuk tempat les privat yang sama dengan Ma Whi Young. Meski begitu, ada niat terdalamnya supaya Yoo Soo Bin tidak diremehkan orang lain suatu saat nanti. Dan bisa memiliki kehidupan yang lebih baik darinya. Hanya saja perlakuannya itu membuat ia sering berselisih paham dengan Yoo Soo Bin.
Sebenarnya, setiap orangtua selalu ingin hasil yang terbaik untuk anak-anaknya. Hanya saja, seringkali anak-anak hanya menjadi korban dari ambisi orangtuanya untuk bisa dipandang tinggi oleh orangtua lain. Padahal sebagai orangtua, selayaknya bisa menuntun anak-anaknya untuk bisa menemukan apa yang mereka ingin lakukan. Bukan membandingkan dengan pencapaian anak orang lain.
ADVERTISEMENTS
6. Setiap anak memiliki kelebihan dan kekurangannya, dan layak bahagia dengan standard mereka masing-masing.
Satu kelas terdiri dari berbagai macam karakter serta sisi lain dari diri mereka masing-masing. Ada yang tidur saat pelajaran, memandangi gebetannya dari samping bahkan tak fokus dengan pelajaran yang sedang diajarkan juga ada. Namun, itulah pemandangan yang tidak bisa dielakkan; yang akan dirindukan setelah lulus dari sekolah mereka.
Setiap anak, tidak bisa disama-ratakan. Mereka terlahir dengan kelebihan dan kekurangan masing-masing. Banyak bakat terpendam yang bahkan baru diketahui saat mereka diberi kesempatan untuk mencobanya. Seperti halnya Choi Joon Woo yang akhirnya menjabat sebagai wakil ketua membantu Ma Whi Young.
7. Kita butuh orang lain untuk mengingatkan bahwa kita tidak sendirian saja di dunia ini.
Saat mendapatkan tugas percakapan bahasa inggris dengan bertemakan impian, Choi Joon Woo berpasangan dengan Yoo Soo Bin. Yoo Soo Bin penasaran dengan impian Choi Joon Woo yang ingin bisa tidur dengan lampu yang padam. Choi Joon Woo teringat dengan sahabatnya yang dulu selalu menemaninya saat hujan deras. Karena dengan tidur lampu menyala, ia merasa tidak kesepian. Mengingat ia yang tinggal terpisah dengan ibunya.
Kisah hidup yang kelam sejak kecil, membuat kita merasa sendirian di dunia ini. Kita merasa sudah tidak ada yang peduli dengan kehidupan kita. Padahal kita hanya butuh seorang saja untuk mendengarkan apa yang ingin kita keluhkan. Bahkan tanpa kita sadari seorang itu bisa mengalami perubahan dalam hidupnya ketika melihat perjuangan kita mengatasi permasalahan selama ini. Seperti halnya Yoo Soo Bin yang akhirnya juga perlahan mengerti akan maksud sikap ibunya selama ini kepadanya.
8. Kebijaksanaan seorang guru dalam memperjuangkan kebenaran untuk murid-muridnya tidak bisa diremehkan.
Bukan sebagai orangtua di sekolah saja, seorang guru bahkan mampu memperjuangkan kebenaran, dan bisa menjadi seorang yang diandalkan oleh murid-muridnya dalam menangani persoalan di sekolah atau bahkan di luar sekolah. Seperti yang dilakukan oleh Oh Han Kyul yang sampai mencari tahu dibalik kisah masa lalu wali kelas sebelumnya berkaitan dengan Ma Whi Young. Ia juga membantu menyelesaikan masalah Choi Joon Woo meskipun tidak mudah.
9. Nilai hanyalah sebuah angka. Jangan sampai dijadikan sebagai patokan kesuksesan seseorang.
Bukan dari hasil sendiri, seringkali karena nilai sebagai ukuran kepandaian seorang anak, mereka bisa saja menggunakan berbagai cara untuk bisa selamat dari hukuman orangtua, jika nilai mereka tidak sesuai dengan ekspektasi orangtua.
Ma Whi Young akhirnya bisa mendapatkan nilai sebenarnya dari kerja kerasnya, tanpa campur tangan orangtuanya. Meski nilainya sangat jauh dari kata sempurna seperti yang sebelumnya ia dapatkan. Padahal nilai bukanlah hal yang bisa menentukan kesuksesan seseorang, meski tak bisa dipungkiri nilai adalah bagian dalam proses meraih impian. Padahal anak juga memiliki kecerdasan masing-masing. Akademik atau pun juga non akademik.
10. Perjuangan seorang anak yang lahir dari keluarga broken home tidaklah mudah.
Choi Joon Woo membuktikan bahwa ia tidak menyerah untuk bisa menemui ayahnya. Meskipun akhirnya, ayahnya memintanya untuk tidak menemuinya lagi. Ia harus sekolah, bekerja paruh waktu bahkan mengikuti kelas melukis di akademi. Itu semua bisa ia lakukan untuk ibunya, untuk menunjukkan bahwa ia juga layak sebagai pacar dari Yoo Soo Bin. Demikian juga Yoo Soo Bin yang akhirnya merelakan orangtuanya harus bercerai meski sebelumnya ia menentangnya. Yoo Soo Bin percaya ia dan ibunya pasti akan bahagia tanpa perlu berpura-pura. Yoo Soo Bin belajar setiap malam untuk membuktikan keseriusannya dalam pendidikan juga hubungannya dengan Choi Joon Woo.
Sebenarnya, ketika kita bisa mengambil makna dari sebuah cerita dalam sebuah KDrama seperti ini, setidaknya bisa membuat kita sedikit bisa bernafas lega. Jawaban dari kehidupan kita bisa didapatkan dari perjuangan, yang sukses diperankan oleh setiap pemainnya.
Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya
“
“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”
”