Berat memang rasanya harus menghilangkan kebiasaan-kebiasaan yang sudah terjalin turun temurun. Kebiasaan bersalaman, merangkul, beribadah bersama-sama, dan kebiasaan lainnya. Belakangan ini sering kita simak di berbagai media orang dapat memberikan komentar, tanggapan terkait hal ini.
Di Televisi saja hampir setiap hari kita disuguhi perdebatan seputar penanganan dan pencegahan virus yang berkembang pertama kalinya di Wuhan, China. Ada yang berpendapat negara segera melakukan lock-down ada pula yang melihat dampak lain dari lock-down tersebut. Terlepas dari kontroversi tentang pencegahan sekaligus penanganan terkait COVID-19 atau virus corona ini, penulis ingin melihat sisi lain dari kejadian yang mencengangkan dan menjadi pusat perhatian seluruh masyarakat dunia, yaitu “hikmah”.
“Setiap masalah pasti ada hikmahnya”
Pepatah atau ungkapan yang sudah tidak asing lagi di telinga kita, bahkan jauh sebelum virus ini berkembang. Penulis dalam hal ini bukan berarti menyepelekan bahaya dari corona, namun penulis hanya ingin melihat sisi positif di balik bencana nasional ini. Berikut hikmah yang bisa kita ambil bersama dan mungkin bisa jadi sebagai refleksi kita bersama.
ADVERTISEMENTS
1. Hidup bersih menjadi hal penting
“Kebersihan itu sebagian dari iman”
“Kebersihan itu sebagian dari iman”
Dengan adanya kejadian ini, manusia kembali diajak untuk hidup bersih. Jika kita melihat informasi cara pencegahan agar terhindar dari penularan virus ini di antaranya adalah:
- Rajin mencuci tangan
- Olahraga teratur
- Istirahat yang cukup
- Makan makanan yang bergizi
- Minum 8 gelas sehari
- Menghindari rokok
- Mandi 2 kali sehari
- Jika sedang flu dan batuk sebaiknya menggunakan masker
Dari ke delapan poin di atas, apakah ada sesuatu hal yang baru atau asing di telinga kita? Sepertinya tidak ada hal yang aneh kan?
Sebelum virus corona ini merebak, sejak kecil kita sudah diajarkan cara hidup sehat seperti hal-hal di atas. Memang benar virus corona merupakan sesuatu hal yang baru bagi kita dan dunia kesehatan dewasa ini, tapi nampaknya cara-cara pencegahannya bukanlah sesuatu yang baru. Entah itu untuk terhindar dari penyakit apapun sepertinya 8 cara di atas bisa diterapkan.
ADVERTISEMENTS
2. Hidup dekat dengan Tuhan
Kembali kita disadarkan bahwa manusia itu fana, banyak orang takut mati. Sekalipun mereka percaya bahwa hidup dan mati ditangan Tuhan, dan Tuhan itu Maha Besar, bahkan lebih besar dari COVID-19, tapi ternyata manusia itu masih takut dengan virus corona.
Kematian itu bisa datang kapan saja, bahkan jauh sebelum adanya virus corona. Dalam keadaan diam, bepergian, atau dalam keadaan apapun ajal bisa menjemput. Tapi pertanyaannya adalah sudah siapkah kita? Dengan adanya penyebaran virus ini, manusia berbondong-bondong mendatangi supermarket untuk membeli masker, hand sanitizer, bahkan produk lainnya untuk disimpan di rumah.
Lantas apakah dengan demikian kita bisa melawan kehendak Sang Kuasa? Jelas tidak. Mari kita kembali ke jalan-Nya, apapun agama kita, hidup dekat dengan Tuhan sepertinya menjadi jalan satu-satunya menuju kedamaian dan ketenangan hidup. Berdoa, dan menyadari bahwa kita itu fana dan terbatas akan membuat kita semakin berserah pada-Nya.
Kita boleh saja percaya sama ilmu kedokteran dapat segera menemukan jalan keluar dari penyebaran virus ini, atau bahkan kita bisa saja percaya kalo hand sanitizer dan masker dapat menghindarkan kita dari terinfeksi atau tertular, tapi ingat percaya pada Tuhan jauh lebih mujarab dari usaha apapun juga.
ADVERTISEMENTS
3. Hidup dekat dengan keluarga
Baru-baru ini pemerintah Indonesia memberikan kebijakan untuk meliburkan sekolah-sekolah dan beberapa institusi, untuk
“Belajar di rumah, bekerja di rumah, dan beribadah di rumah”.
Hal ini bertujuan untuk meminimalisir penyebaran virus corona lebih meluas lagi, sehingga rumah sakit akan kewalahan menangani pasien yang semakin membeludak akibat penyebaran virus ini.
Libur bukan berarti liburan. Hal ini perlu dicamkan bersama. Sebaiknya mengartikan libur di sini adalah kesempatan kita untuk lebih dekat dengan keluarga, menjaga keluarga kita dari penyebaran virus baik itu tertular atau bahkan menularkan.
Mari berolahraga bersama di rumah, memasak menu-menu sehat, mengedukasi, berbincang-bincang yang selama ini sudah mulai pudar dengan banyaknya kesibukan. Mungkin rasanya akan beda dibandingkan kita libur pada hari raya.
Jika pada hari raya kita harus kumpul dengan keluarga besar, mempersiapkan segala sesuatunya, tapi liburan kali ini betul-betul dengan keluarga inti kita di rumah. Bagi yang tidak libur, tetap semangat dan jaga kesehatan.
ADVERTISEMENTS
4. Hidup dekat dengan alam
Mungkin ini cara alam mengingatkan kita untuk kembali mencintai alam. Beberapa ilmuan menemukan cara-cara tradisional kita bisa terbebas dari penyebaran virus dan badan tetap bugar ditengah kondisi kita sekarang. Alhasil jahe, temulawak, dan sejenisnya laku keras di pasaran, sehingga tukang jamu ngeluh.
Jika Anda masih pecinta makanan ekstrim, sebaiknya mulai berhenti, karena hewan-hewan tersebut bisa saja menjadi pemicu. Seyogyanya alam dapat menolong kita dari musibah, dan alam merupakan obat alami tanpa efek samping yang dapat kita konsumsi kapanpun. Namun kini manusia lebih mencintai zat-zat kimiawi dibandingkan hasil alam, banyak alam dirusak demi keserakahan manusia.
Seberapa sering kita mendengar penyakit yang berkonotasi “aneh” dari orang tua atau kakek/nenek kita? Pasti jarang, namun kini banyak penyakit-penyakit aneh bermunculan. Mari kita kembali jaga alam, banyak hal sederhana yang dapat kita lakukan, seperti tidak membuang sampah sembarangan, mengurangi penggunaan plastik, rawat pohon, dan banyak hal lainnya.
ADVERTISEMENTS
5. Hidup dalam kepedulian
Begitu miris kita melihat manusia berdesakan di supermarket, memborong dan menimbun masker, hand sanitizer, atau sembako, sehingga mereka tidak peduli lagi dengan orang lain. Mereka menjual kembali dengan harga yang jauh lebih tinggi, sehingga orang yang membutuhkan selain tidak mendapat akses, juga membeli dengan harga selangit. Sungguh memilukan.
Bukankah dengan adanya musibah ini, kita seharusnya bisa lebih peduli satu dengan yang lainnya? Saling berbagi, mengingatkan, atau bahkan saling menjaga. Mungkin kita bisa terharu ketika kita melihat video yang viral suasana di apartemen, kota wuhan saling menyemangati satu sama lain walaupun mereka berada di tempat masing-masing, atau orang-orang itali membentangkan bendera di kediaman mereka masing-masing.
Sudah bukan saatnya lagi kita saling menyalahkan, tapi bersatu padu saling mengingatkan satu dengan yang lain akan bahaya virus ini, dan bersama melawan penyebarannya.
Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya
“
“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”
”