Ramadan yang selalu identik dengan kampung halaman, hari justru identik dengan kota perantauan. Ramadhan yang biasanya identik dengan keramaian, hari ini berubah menjadi kesunyian. Masjid yang biasanya penuh dan orang berdesak-desakkan, kini tampak pada suasana yang normal bahkan justru jauh lebih sepi dari sebelumnya.
Tentu kita semua menyadari, kita tidak sendiri dalam menghadapi kondisi saat ini. Seluruh dunia mengalami hal yang sama. Menjalani physical distancing selama Ramadan tentu merupakan pengalaman baru bagi kita saat ini. Memang tak selamanya menyenangkan jika harus berada di rumah saja selama beberapa waktu yang cukup lama. Namun, dengan mengetahui 5 hal ini, Ramadan kali ini justru menjadi sangat berarti.
ADVERTISEMENTS
1. Ramadan hari ini membuat jalanan cenderung normal dan tidak terjadi peningkatan angka kecelakaan lalu lintas lagi akibat arus mudik
Dalam suasana mudik lebaran, tak jarang kita mendengar banyaknya kasus kecelakan akibat padatnya arus lalu lintas. Dari physical distancing, ternyata bisa jadi ada banyak nyawa menjadi terselamatkan.
ADVERTISEMENTS
2. Ramadan kali ini bertema secukupnya, tak lagi berlebih-lebihan.
Dalam kondisi seperti sekarang, membuat kita menjadi lebih banyak merenung dan menyadari bahwa Ramadan kita sebelumnya mungkin segalanya serba berlebihan. Berburu makanan berbuka puasa berlebihan atau belanja kebutuhan yang terlalu berlebihan. Kita merasa bahwa Ramadan identik dengan kemewahan menyambut Lebaran, harus beli baju baru untuk hadir dalam acara silahturahmi di rumah si A dan si B di kampung halaman.
Namun, hari ini justru kita mulai menyadari bahwa Ramadan adalah kesederhanaan. Kita tak perlu banyak makan makanan di restoran mewah setiap kali ada jadwal buka puasa bersama sahabat, cukup dengan berbuka di rumah dengan makanan sehat yang kita buat sendiri di rumah. Toh, lebih hemat pengeluaran. Kita juga tak perlu banyak membeli barang-barang yang sebenarnya tak perlu dibeli untuk dibawa pulang ke kampung halaman demi menunjukkan sebuah pencapaian.
ADVERTISEMENTS
3. Ramadan kali ini menjadi begitu spesial karena memberi kesempatan pada diri sendiri untuk bisa menilai sejauh mana ketaatan kita dalam menjalaninya
Ramadan kali ini menjadi begitu spesial karena kita jadi punya kesempatan untuk menilai lebih jauh bagaimana diri kita sesungguhnya. Apakah kita tetap menjalankan ibadah terawih meski harus menjalaninya sendiri di rumah? Apakah kita tetep intensif dalam membaca Al Quran di rumah tanpa tadarus bersama di masjid atau mushola di komplek? Apakah kita melakukan semua ibadah itu meski tidak bersama dan diketahui banyak orang? Ramadan kali ini menjadi lebih spesial karena kita diberi kesempatan untuk benar-benar menilai diri kita sendiri.
ADVERTISEMENTS
4. Ramadan kali ini mengajarkan kita untuk lebih banyak peduli
Hal terberat selama menjalani Ramadan diperantauan adalah saat kita tak bisa berkumpul dengan keluarga. Namun, dengan begitu kita mungkin sudah banyak menyelamatkan orang lain, keluarga di kampung halaman bahkan diri kita sendiri. Dengan tetap menjalani physical distancing berarti kita tak pernah memikirkan diri sendiri, melainkan juga peduli dengan orang lain.
ADVERTISEMENTS
5. Ramadan di perantauan hari ini jadi lebih mudah dijalani saat kita juga bersahabat dengan teknologi
Mengartikan jarak bukan sebagai kelipatan angka, karena perasaan kita akan menemukan jarak terdekatnya. Rasa membuat kita tetap dekat dengan keluarga kita selama Ramadan meski harus menjalaninya jauh dari keluarga di kampung halaman. Apalagi perkembangan teknologi saat ini membuat jarak bukan lagi menjadi penghalang bagi silahturami. Fitur video call dalam aplikasi sosial media membuat kita dapat terhubung dengan mudah pada keluarga, setiap saat yang kita inginkan.
Benar rasanya “Allah tidak akan menguji hambanya di luar batas kemampuannya”. Apa jadinya jika mewabahnya COVID-19 ini terjadi saat belum adanya teknologi yang begitu berkembang pesat sekarang? Mungkin akan sangat jauh lebih berat untuk dijalani.
Apa jadinya saat tidak adanya perkembangan teknologi melalui belanja online dari rumah? Mungkin akan banyak orang yang mati bukan hanya terjangkit virus melainkan karena kelaparan.
Jika tidak ada perkembangan ilmu d ibidang kesehatan seperti saat ini, mungkin semua penghuni bumi akan habis tejangkit virus mematikan ini. Selalu ada hikmah dari setiap perjalanan yang kita hadapi, karena selalu ada ruang untuk bersyukur, selalu ada sudut pandang yang lebih bijak.
Dengan menyadari 5 hal ini Ramadan di perantauan menjadi lebih membahagiakan.
Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya
“
“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”
”