Dibalik kisah romantis khas remaja Indonesia, film yang dibintangi oleh Zara JKT48 dan Angga Yunanda ini mengangkat isu sosial yang banyak dialami oleh remaja di negara kita. Angka pernikahan di usia dini semakin meningkat karena kurangnya pendidikan sex yang diterima oleh para remaja. Meski kita mendapatkan pelajaran biologi saat sekolah, hal-hal yang diajarkan pun hanyalah hal yang mendasar. Kurangnya pengetahuan akan tubuh diri sendiri membuat beberapa remaja terjerumus dalam hal yang tidak diinginkan.
Ginatri S. Noer sebagai sutradara ingin menyampaikan beberapa hal kepada para remaja. Hal-hal yang dianggap tabu membuat para remaja yang memiliki emosi belum cukup stabil dan penasaran pun terjerumus. Dengan adanya film ini, sang sutradara berharap meningkatnya kesadaran masyarakat, baik remaja ataupun orang tua, mengenai pendidikan mengenai tubuh mereka sendiri.
Ini dia beberapa hal yang bisa kamu pelajari dari film ini.
ADVERTISEMENTS
1. Pentingnya mengetahui tubuh sendiri
Saat duduk di bangku sekolah tentunya kita pernah belajar biologi. Sayangnya saat sekolah buku pelajaran kita hanya membahas dasar-dasarnya saja. Dalam film ini diceritakan bahwa Dara (Zara JKT48) dan Bima (Angga Yunanda) baru mengetahui mengenai bagian tubuh mereka dan jabang bayi saat mereka berkunjung ke dokter. Mereka sempat menyesal dan akhirnya mencari tahu mengenai hal itu di internet.
ADVERTISEMENTS
2. Batasan usia perempuan siap untuk hamil
Saat hamil, Dara berusia 17 tahun. Padahal, di usia ini fisik seorang perempuan belum cukup kuat untuk menahan beban lain dalam tubuhnya. Begitu juga dengan kondisi mentalnya. Ketidak siapan mental dan fisik akan mempengaruhi keadaan bayi dalam perutnya. Terlebih lagi mereka yang mengalami kehamilan di luar pernikahan.
Batasan usia seorang perempuan dikatakan siap hamil berada pada kisaran usia 20-30 tahun. Diusia inilah tubuh seorang perempuan sudah siap fisik dan mental.
ADVERTISEMENTS
3. Risiko hamil di usia muda
Hamil di usia muda tentunya memiliki berbagai risiko untuk sang ibu dan juga calon janin. Ketidak siapan tubuh dapat menyebabkan kematian ibu dan janin saat persalinan. Salah satunya adalah panggul yang sempit. Selain itu, kurangnya pengetahuan sang ibu akan menyebabkan anak mengalami kelainan saat lahir. Hal ini akan semakin di perparah dengan keadaan ibu yang tidak didukung oleh orang terdekat.
ADVERTISEMENTS
4. Akibat aborsi
Banyak remaja yang mengalami kehamilan di luar pernikahan akan memutuskan untuk melakukan aborsi. Padahal, aborsi juga berbahaya bagi calon ibu. Meskipun dilakukan oleh dokter ahli sekalipun, aborsi tetap memiliki risiko yang tinggi. Beberapa akibat yang disebabkan oleh aborsi diantaranya adalah pendarahan yang hebat, infeksi, peradangan panggul, kerusakan rahim, dan lain sebagainnya.
ADVERTISEMENTS
5. Pentingnya kedekatan dengan orang tua
Keterbukaan antara anak dan orang tua merupakan hal yang paling penting. Kita bisa bertanya mengenai tubuh kita pada orang tua yang lebih paham. Dengan bertanya pada orang tua kita sendiri, kita akan lebih merasa nyaman dibandingkan dengan bertanya dengan orang lain. Selain itu kedekatan dengan orang tua juga penting untuk saling berbagi mengenai masalah yang sedang kita alami.