Namanya Demo. Ia ingin sekali menjadi seorang Polisi. Saat ini Demo masih duduk di kelas 1 sekolah dasar, di salah satu desa di Kabupaten Landak, Kalimantan Barat. Ayah Demo sudah meninggal, dan ibunya pergi meninggalkan dirinya. Meski begitu, Demo tetap ingin menggapai cita-citanya dengan bersekolah hingga ke perguruan tinggi.
ADVERTISEMENTS
1. Tinggal Bersama Nenek
Demo menghabiskan kesehariannya dengan bermain dan belajar di sekolah. Pasca kematian ayah dan kakeknya yang tersetrum listrik, Demo kini hidup sebatang kara. Namun, Demo masih memiliki nenek Mancar dan seorang kakak sepupu. Mereka kini tinggal bertiga.
ADVERTISEMENTS
2. Hidup Seadanya
Demo dan keluarganya harus berjuang bertahan hidup. Dahulu nenek Mancar masih bisa pergi ke hutan untuk mencari kayu dan ubi untuk dibuatkan anyaman ataupun sebagai sumber pangan. Kini, pasca tangan nenek Mancar tidak lagi normal, ketiganya hanya hidup dari belas kasihan tetangga.
Terkadang, bibi dari Demo (anak nenek Mancar) juga masih memberikan kiriman uang dari hasil kerjanya sebagai TKI (Tenaga Kerja Indonesia) di negara tetangga.
ADVERTISEMENTS
3. Demo Masih Ingin Terus Sekolah
Demo masih ingin terus sekolah, tapi dengan kondisi ekonomi yang seadanya dia berpikir mungkin esok bisa jadi hari terakhirnya sekolah
"Mungkin ini jadi Hari Terakhirku Sekolah," ujar Demo.
Demo masih ingin bersekolah hingga bisa lulus sebagai seorang Polisi. Tapi, kalau nenek Mancar semakin menua dan keluarganya tidak memiliki penghasilan yang tetap, Demo bisa apa?
ADVERTISEMENTS
4. Membantu Demo
Mari bantu Demo untuk melanjutkan pendidikannya dengan memberikan dukungan di : bit.ly/hariterakhirkusekolah
ADVERTISEMENTS
5. Kata Guru tentang Demo
Seorang guru Demo mengatakan, Demo merupakan anak yang rajin. Sayangnya, Demo seringkali tidak masuk sekolah karena dirinya malu tidak memiliki uang jajan.
"Beberapa teman Demo sering menghinanya karena dirinya tidak bisa jajan di sekolah," ujar ibu guru Demo.
Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya
“
“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”
”