Dulu, menertawakan kekonyolanmu adalah bagian paling menyenangkan yang tak boleh ku lewatkan. Setiap kau bertingkah tak masuk akal, ga jelas, berlebihan (baca:lebay), dan kadang absurd, selalu ku manfaatkan untuk membuatmu terkapar tak berdaya dengan pembullyan yang kadang berujung anarkis. Kau selalu kalah (atau mungkin juga mengalah), selalu pasrah (atau mungkin saja ikhlas), melihat aku tertawa-tawa setelah membuatmu tersudut dan tak berkutik.
Tapi karena hatimu telah didesain untuk tahan terhadap segala macam ‘cuaca’ (*memangnya cat tembok?), kamu selalu datang kepadaku, ‘menyerahkan diri’ untuk kembali dibully, dengan berbagai cara, apakah itu kau sengaja atau tidak. Dan lagi, aku selalu berbahagia karenanya.
Akupun demikian. Meski selalu berusaha untuk menjadi wanita cool, tetap saja bakat untuk menjadi semacam abege labil ini tak bisa ku bendung. Barangkali karena bergolongan darah O, aku selalu ingin mengepresikan segala apa yang terjadi di dalam hati, dan terkadang itu kebablasan.
Maka, kau pun tak menyia-nyiakan kesempatan itu untuk membalas aksi-aksi serupa yang pernah ku lakukan. Melihat aku gondok dan kehabisan kata-kata, mulutmu terbuka lebar dan memuntahkan tawa-tawa menyebalkan (yang terkadang pada satu titik, akupun senang mendengarnya.)
Hingga hari itu datang, ketika kita—yang biasanya sering bertindak sembrono terhadap satu sama lain—mendadak sok manis dan sok keren.
Terlalu banyak memikirkan bagaimana reaksi orang-orang, pernah membuat kita takut untuk membesarkan perasaan yang tak salah ini. Kau takut kita akan kembali dibully dan disalahkan. Kau juga takut aku tak bisa menerima kurangmu.
Akupun pernah gamang, karena semua keburukan ku sudah kau ketahui. Aku juga takut kehilangan sosok teman yang sering kujadikan rumah untuk menampung segala cerita baik dan buruk. Hingga pada satu titik, dimana aku dengan hati-hati memutuskan untuk ‘membunuh’ sebongkah rasa yang mulai tumbuh dengan intens, kau keluarkan bakat yang tak pernah ku ketahui sebelumnya.
Tatapan mata yang menghangatkan, kata-kata yang memudarkan segala cemas dan senyuman yang kusimpan hingga ke hulu hati, perlahan-lahan mulai mengandaskan kecemenan dan ketakutanku
<>2. Mohon maklumi, jika aku bertindak menyebalkan saat bersamamu di tempat umum.>
Aku bukanlah wanita yang suka bermanja-manja dan berkelakuan manis saat berjalan bersama pasangan di tempat-tempat umum. Aku tak suka berfikir keras, mencari cara untuk membuatmu tertawa-tawa di hadapan banyak orang dan membuat orang-orang menilai kita adalah pasangan yang manis dan menyenangkan.
<>3. Tolong sediakan hati yang luas untuk menerima segala kelakuan abnormalku.>Bagiku, tak penting bersusah-susah menunjukkan kepada mereka bahwa aku dan kamu bahagia. Tanpa melalui tawa, mata dan bahasa tubuh kita sudah mampu membuktikan betapa hati dan fikiran kita sudah selaras.
Hidupku penuh hal-hal unik yang kadang orang-orang menganggapnya sebagai sesuatu yang abnormal. Aku suka mengadopsi hewan-hewan lucu seperti ulat bulu. Akupun sering menyelamatkan barang-barang bekas kemudian menyulapnya menjadi hiasan kamar.
Aku juga seorang wanita kebanyakan yang mengagumi seorang aktor dan selalu mengikuti perkembangannya. Hanya saja terkadang tanpa sadar aku bisa menonton filmnya hingga berpuluh-puluh kali, menghayalkan hidup bersamanya menjelang tidur hingga akhirnya bisa memimpikannya walau hanya sekali.
Aku yang pada dasarnya adalah gadis yang tidak neko-neko ini, akan menjadi super cerewet jika sudah berbicara soal kesehatan. Kau akan mendapati diriku yang melarangmu mengonsumsi obat-obatan saat kau mengalami sakit yang tergolong ringan. Istirahat cukup, konsumsi banyak air putih, konsumsi buah dan sayuran serta olahraga yang cukup, adalah ‘obat’ andalanku yang akan sering kupaksakan kepadamu.
<>4. Kita yang sama-sama pernah jadi korban bullying, mulai kini akan saling menguatkan.>Kau pernah berkata, untuk apa menahan-nahan diri hanya untuk membuat orang-orang terkesan. Akupun yakin setiap orang punya lebih dari satu ‘orang’ di dalam dirinya. Bahkan pada diri orang yang super cool, aku yakini ada ‘orang’ lainnya dengan karakter berlawanan yang selalu ingin untuk memunculkan diri. Hanya saja kebanyakan mereka berusaha menyembunyikannya agar pandangan dunia padanya tak berubah.
Meski pernah sesekali terluka oleh mereka yang bisanya hanya mencerca, untungnya kita punya kepala yang cukup besar untuk mengesampingkan pikiran-pikiran tentang bagaimana orang-orang akan menilai.
Mulai kini, kita bisa leluasa memunculkan si-A yang ‘anggun’ pada satu waktu dan memunculkan si-B yang ‘gila’ di waktu lainnya, karena jikapun sewaktu-waktu akan kembali ‘tergores’, kita akan saling menawarkan diri untuk merawat luka.
<>5. Kau yang kini kujadikan sandaran hidup, bersiaplah untuk selalu ku bahagiakan.>Terimakasih telah bersedia menerima segala kurang dan lebihku, cemberut dan senyumku, tangis dan tawaku. Tak ada harga pantas yang bisa kubayarkan, selain kebahagiaan yang akan ku cicil dari hari ke hari. Karena aku begitu berbahagia bisa tersenyum dan memperlihatkan cinta lewat mataku kepadamu, aku pun yakin rasa menyenangkan itu akan bisa ku suntikkan ke aliran darahmu.
Kepada kita yang saling menemukan tanpa mencari-cari, mari saling melengkapi.
Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya
“
“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”
”
Nowel sing jeneng’e @shuviatul