Hei Sahabat, Suatu Saat Kita Akan Berpisah. Ingatlah Banyak Kenangan yang Telah Kita Tuliskan dan Semuanya Tak Mungkin Terlupakan

“Good friends are hard to find, harder to leave, and impossible to foget”

Hei, sahabat! Tidak terasa empat tahun lebih kita telah bersama di tanah perantauan. Aku tidak menyangka persahabatan ini bisa berjalan selama itu. Dulu, kita selalu membanggakan persahabatan kita sebagai persahabatan yang sejati dan abadi. Tapi sejatinya, tidak ada yang sejati dan abadi di dunia ini.

Kini saatnya kita harus berpisah, sahabatku. Satu persatu dari kita mulai menghilang. Kita harus mengejar mimpi masing-masing. Melanjutkan studi, mendapatkan pekerjaan, atau menikah. Semuanya adalah pilihan yang telah kita ambil sebagai orang dewasa. Mulai hari ini, kita akan terpisah puluhan bahkan ratusan mil. Tapi satu hal yang pasti, jarak tidak akan pernah bisa mematikan kenangan.

Kita telah menuliskan banyak kenangan bersama dalam catatan perjalanan persahabatan kita. Dan semua pantas untuk dikenang.

1. Ingatkah kalian ketika kita benar-benar tidak punya uang dan menunggu kiriman dari orang tua? Kita saling berbagi nasi dan lauk!

Hei Sahabat, Suatu Saat Kita Akan Berpisah. Ingatlah Banyak Kenangan yang Telah Kita Tuliskan dan Semuanya Tak Mungkin Terlupakan

Berbagi makanan kadang kita lakukan jika uang sedang jadi masalah via https://bentobitsandbobs.files.wordpress.com

“Pak, duit udah habis. Kirimi lagi ya Pak?”

“Sabar dulu ya mas. Tak cariin uang dulu. Sementara kamu pinjem temen dulu.”

“Temenku juga pada abis semua duitnya Pak.”

Masih ingatkah kalian ketika akhir bulan datang dan kita semua hampir kehabisan uang sementara perut sudah tidak kuat lagi menahan lapar? Beberapa rupiah kita kumpulkan dari dompet masing-masing dan kita tukarkan dengan nasi dan beberapa lauk. Dalam kamar kos berukuran 3×3 meter, kita berbagi nasi dan lauk untuk hari itu. Semuanya tetap terasa nikmat saja meskipun apa yang kita makan adalah menu sederhana dan murah.

Hal yang paling indah dari semua itu adalah kita telah berhasil meruntuhkan ego masing-masing dan berbagi tanpa ada rasa sungkan. Semoga kita menjadi orang yang suka berbagi ketika kita sukses nanti, sahabatku. Karena hidup ternyata jadi indah kalau berbagi.

2. Tertekan, berkeringat, dan lelah bersama kalian demi sebuah kegiatan positif adalah sebuah kebanggaan terbesar dalam hidupku.

Hei Sahabat, Suatu Saat Kita Akan Berpisah. Ingatlah Banyak Kenangan yang Telah Kita Tuliskan dan Semuanya Tak Mungkin Terlupakan

Aku bangga berkarya bersama kalian, sahabatku via https://web.facebook.com

Aku sangat berterima kasih kepada Tuhan karena dipertemukan dengan kalian melalui sebuah organisasi. Aku awalnya adalah orang yang hidup untuk kesenangan diri sendiri sampai bertemu dengan kalian. Kalian mengubahku menjadi orang yang lebih peka terhadap sekitar. Menjadikanku orang yang tahan terhadap tekanan.

Apakah kalian ingat ketika kita mempersiapkan sebuah acara selama berbulan-bulan? Kita adu pendapat sampai malam. Kita saling mengkritik dan kadang saling menyalahkan. Kita tertekan, berkeringat, lelah, dan kadang menyingkirkan urusan pribadi masing-masing. Sampai akhirnya acara tersebut berjalan dengan sukses. Banyak pujian yang datang. Semua itu karena kita tetap saling percaya satu sama lain.

Berusaha untuk tetap saling menguatkan satu sama lain. Dan kita tertawa bersama setelahnya. Adakah yang lebih indah dari itu?

3. Patah hati adalah hal mematikan. Tanpa aku minta, kalian selalu hadir dan membuat hal yang semula tampak sangat gelap menjadi terang sedikit demi sedikit.

Hei Sahabat, Suatu Saat Kita Akan Berpisah. Ingatlah Banyak Kenangan yang Telah Kita Tuliskan dan Semuanya Tak Mungkin Terlupakan

Ketika saat itu tiba kalian semakin mendekat via http://www.imgion.com

Patah hati berhasil membuatku menjalani masa-masa terkelam dalam hidup. Melihat hubungan yang dijalin selama tiga tahun lebih kandas, rasanya menyesakkan dada. Tapi sahabat yang baik tidak akan meninggalkan sahabatnya terpuruk sendiri, seperti kalian. Kalian hadir meyakinkanku bahwa hal buruk tersebut justru akan membuatku semakin kuat.

Kalian meyakinkanku bahwa mungkin, menurut Tuhan, selama ini aku bersanding dengan orang yang belum tepat. Tuhan sudah menyiapkan seseorang yang lebih baik untukku. Seseorang yang lebih menghargai keberadaanku dan menatap indah kekuranganku. Dan kalian benar, sekarang aku sudah bersanding dengan orang terbaik pilihan Tuhan.

4. Ingatlah bahwa kita pernah tersengat terik matahari, diguyur hujan, bahkan dimaki orang hanya demi sebuah piknik. Setiap sudut kota ini akan mengingat kalian.

Hei Sahabat, Suatu Saat Kita Akan Berpisah. Ingatlah Banyak Kenangan yang Telah Kita Tuliskan dan Semuanya Tak Mungkin Terlupakan

Terik matahari pun jadi saksi persahabatan kita via http://instagram.com

Dulu kita selalu meluangkan waktu bersama di tengah-tengah jadwal yang membuat kita hampir gila. Nongkrong di angkringan dengan cahaya remang-remang, menerjang panasnya hari hanya untuk main air di pantai, menembus hujan dan hutan hanya untuk berburu buah durian sampai ke atas bukit, dan lupa makan malam hanya untuk bersepeda beramai-ramai mengelilingi kota.

Kita juga pernah dimaki-maki oleh pemulung karena mengambil fotonya tanpa ijin, bahkan berani menjadi relawan ketika kota sedang dilanda bencana alam. Semua kebersamaan itu tidak dapat ditukar dengan uang.

Sahabat, jika kita diberikan kesempatan dan kesehatan, kembalilah ke kota di mana kita dulu pernah menggila bersama. Aku yakin setiap sudut kota itu merindukan tawa kita bersama.

5. Kenangan kita juga tidak hanya tersusun oleh hal manis saja. Aku menyesal karena kita pernah menyukai orang yang sama dan persahabatan yang kita bangun dibiarkan membusuk dalam sekejap.

Hei Sahabat, Suatu Saat Kita Akan Berpisah. Ingatlah Banyak Kenangan yang Telah Kita Tuliskan dan Semuanya Tak Mungkin Terlupakan

Dulu kita tak terpisahkan sampai akhirnya… via https://jfrensley.files.wordpress.com

Hal terburuk yang pernah aku lakukan adalah ketika menyebutmu teman terburuk sepanjang hidupku karena merebut orang yang kusayangi. Kita menyukai orang sama dan membiarkan persahabatan kita menjadi tumbalnya. Kamu berhasil memenangkan hatinya dan aku menjadi pecundang. Akhirnya kita memutuskan untuk tidak melanjutkan persahabatan kita.

Tapi Tuhan berkehendak lain. Tuhan merekatkan kembali tali persaudaraan kita yang terputus. Membuka mata kita bahwa persahabatan juga penting dan tidak harus menjadi tumbal. Aku meminta maaf karena pernah menyebutmu sahabat terburuk sepanjang sejarah hidupku, kawan. Kita telah saling memaafkan dan mendoakan satu sama lain. Semoga kamu bahagia dengan hidupmu sekarang.

6. Terima kasih karena telah mengubah banyak hal di hidupku. Mengubah cara berpakaianku, juga memperkenalkan pada musik dan film yang berkualitas.

Hei Sahabat, Suatu Saat Kita Akan Berpisah. Ingatlah Banyak Kenangan yang Telah Kita Tuliskan dan Semuanya Tak Mungkin Terlupakan

Sekarang aku paham kalau penampilan juga penting via http://7-themes.com

Aku akui aku adalah orang yang berselera pakaian yang buruk. Karena kalian, aku memahami apa yang sebaiknya aku kenakan. Kalian memperkenalkan dengan mode pakaian terbaru yang lebih layak untuk dilihat. Kini aku termasuk orang yang berpakaian baik dan fashionable. Terima kasih karena kalian telah membuat diriku pantas lebih dari diriku sendiri.

Kalian juga memperkenalkanku pada musik dan film-film yang berkualitas. Selama ini, aku hanya pendengar musik pop easy listening atau penonton film yang tidak menguras otak untuk berpikir. Kalian membawaku pada musik Jazz, Country, Blues, Trance, atau Rock yang berkualitas. Kalian juga membuatku menonton film-film yang menuntutku untuk berpikir. Menyenangkan bersama kalian.

7. Sahabat, kalian membuat hubunganku dengan Tuhan lebih romantis dan menyenangkan.

Hei Sahabat, Suatu Saat Kita Akan Berpisah. Ingatlah Banyak Kenangan yang Telah Kita Tuliskan dan Semuanya Tak Mungkin Terlupakan

Aku dan Tuhan lebih dekat karena kalian via http://syaamilquran.com

Aku mengalami masa di mana tersesat dan kehilangan koneksi dengan Tuhan adalah jalan cerita utamanya. Beruntungnya, aku menjadi lebih dekat dengan Tuhan sejak bertemu dengan kalian. Kalian selalu menuntunku untuk beribadah. Kalian meyakinkanku bahwa aku mampu berbaik sangka selalu kepada Tuhan jika sedang berada di tengah masalah.

Kalian memberikan contoh sederhana bahwa bahagia juga diraih karena hubungan yang menyenangkan dan harmonis dengan Tuhan. Dan aku akhirnya percaya bahwa meninggalkan Tuhan adalah pilihan hidup yang sama sekali tidak cerdas.

Sahabat, sekarang kita sudah berada sangat jauh satu sama lain. Baru aku sadari jika Tuhan mengirim kalian ke dalam hidupku karena sebuah alasan. God puts you into my life for a great reason. Menjadikan aku lebih baik.

Sahabat, tetaplah menjadi orang baik seperti aku mengenal kalian dulu. Doaku semoga kalian selalu sehat dan diberikan kelapangan rizki. Semoga kita bisa dipertemukan kembali di kota di mana kita dulu memulai cerita kita bersama.

SEE YOU AGAIN…

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Manusia Indonesia yang hanya ingin berbuat banyak untuk negeri tercintanya.

7 Comments

  1. Persabatan tidak dapat diukur dari kelebihan atau kekurangan seseorang, ini mengenai ketulusan.
    Karena Seorang sahabat yg sejati tidak mengenal pamrih.