Banyak para “Jomblo” yang bingung cari alasan untuk membela dirinya. Dari “menjaga” diri lah, fokus “belajar”, “dilarang agama”, dan lain-lain menjadi alasan utama. Namun semua alasan itu semua tak mempan untuk menepis ejekan dan sindiran teman-temanmu. Realitanya kamu tetap saja diejek oleh mereka dengan ungkapan yang sangat tragis. “Dasar, gak laku!!!”,
hahaha…..@@@ Santai Gaes, tanggapi dengan bangga. Karna “Kejombloan”-mu itu didukung oleh ilmuan “Filsuf” terkemuka yang sangat berpengaruh di Eropa. Namanaya dikenang pada merk celana yang sekarang dipakai banyak orang. Dia adalah “Jean Paul Sartre“.
Ia dengan semangat filsafat eksistensialismenya meneolak dengan tegas konsep pacaran itu.
Beginilah argumennya,,,,,
Selaras dengan apa yang dikatakan oleh Antonio Gramsci tentang "hegemoni".
"Cinta yang mereka anggap sebagai sumber kebahagiaan, sejatinya telah menghegemoni pikiran kedua pasangan. Pacaran itu memaksa dirimu untuk tunduk dan pasrah sesuai kehendak pasangan. "
Emang Pacarmu Tuhan? Hahaha...
<>2. Pacaran sebagai tanda "kegagalan" seseorang untuk mempertahankan dirinya sebagai "subyek" >Untuk kalian yang jomblo dan tidak terjerumus dalam lembah pacaran, maka kalian adalah "Manusia Kuat". Kalian adalah manusia yang berhasil mempertahankan diri sebagai subjek mandiri dalam hidup ini. Kalian adalah "Manusia" yang tidak menyerahkan diri sebagai objek kehidupan.
<>3. Orang yang paling mencintai pada hakekatnya "terpenjara">Mereka yang berpacaran berarti telah menyerahkan kemandirian serta dirinya untuk menjadi objek. Mereka lebih memilih untuk menjadi budak-budak yang dalam kesehariannya selalu dikontrol oleh majikannya. hadeeeehhhh... "Pacar" manjadi "Majikan".
Dengan pacaran, seseorang akan berharap dirinya untuk terus dicintai dan begitu pula pada pasangannya dengan harapan serupa. Sehingga yang terjadi kemudian adalah pengekangan atas kebebasan. Orang yang saling mencintai pada dasarnya adalah "terpenjara". Hanya saja penjara tersebut sedemikian halusnya hingga tak kasat mata.
<>4. Pacaran membuat manusia terjebak pada "Dunia Orang Lain" atau "Berada Bagi Orang Lain">Penjara itu diperhalus dengan kata-kata cinta yang seolah-olah menggoda. Namun sejatinya memenjarakan kebebasan dirinya.
Dalam ranah yang lebih filosofis, Sartre menjelaskan bahwa orang yang mencintai pada hakekatnya hendak memiliki dunia orang yang dicintai, mengobjekkan serta meminta menyerahkan dunia dan segenap dirinya secara "bulat-bulat".
Dengan begitu, berpacaran berarti telah menggadaikan dunia miliknya. Ia tak lagi mempunya dunianya. Karna dunianya telah dikuasai orang lain. Ia tak lagi punya hak untuk mengatur dan mengatur dunianya sendiri. "kemana-mana diatur, ngapa-ngapain diatur". Waduhhhhh?
<>5. Cinta sebagai media penguasaan atas seseorang secara halus>Siapa sih yang mau dikuasai orang lain?
Sejatinya, semua orang tak ada yang mau dikuasai oleh orang lain. Apalagi dijadikan sebagai objek di dalam kehidupannya sendiri. Nah, kata Sartre salah satu menguasai seseorang harus dengan menggunakan cara yang halus. Instrumen yang digunakan adalah "Cinta". Dengan cinta, seseorang akan merasa terluluhkan hatinya dan kemudian ditundukkan dengan cara halus. Dengan demikian, cinta pun dapat ditahbiskan sebagai bentuk sengketa atau konflik secara halus.
<>6. Cinta akan mentransformasi dirinya sebagai entitas yang penuh dengan motif "Memiliki">Apa sih tujuan pacaran sesungguhnya?
Tak lain dan tak bukan adalah untuk "memiliki". Seorang pecinta berharap dapat memiliki kekasihnya dan demikian pula sebaliknya.
Jadi tak heran jika mereka pacaran itu selalu mencari keistimewaan orang lain berharap untuk bisa dimiliki. Dengan istilah "Saling Memiliki" ia laksana piaraan atas nama cinta. Maka, mereka yang mengaku dirinya sudah laku, sebenarnya tanpa sadar telah menyerahkan dirinya pada orang lain untuk memiliki diri dan hidupnya. Mereka tak lagi memiliki kehidupannya sendiri.
<>7. Cinta sesungguhnya hanya layak diperuntukkan kepada "Tuhan">Kalian punya Tuhan?
Kenapa tak Kau Cintai.
Dekatkan diri pada Tuhan, Berikan diri dan kehidupan pada Tuhan. Jangan berikan dan serahkan kepada orang lain, yang sesungguhnya hanya ingin memiliki dan menguasaimu atas nama Cinta.
Percayalah, pacaran itu hanya menjauhkanmu dari Tuhan. Kau ingat Tuhan ketika kau sedang sakit hati, dan tersakiti saja. Saat kau tertawa bersama kekasih, kau lupa dengan Tuhan.
Pacaran bukan memberikan semangat untuk kau mencapai cita-cita. Disadari atau tidak, pacaran hanya menghabiskan waktumu, menghabiskan uangmu, dan menghabiskan hidupmu.
Maka Cintailah Tuhan yang akan membawamu ke jalan yang benar menuju "Kebahagiaan Abadi". Isnan_elsam
Jadi jangan kuatir ya para "Jomblo". Kalian adalah manusia pilihan yang masih teguh dalam pendirian. Memiliki hidupmu sendiri. Tidak terpenjara. Tidak ada yang menguasaimu, kecuali Tuhan.
Semoga Kalian semua menjadi kekasih Tuhan, Amin!
Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya
“
“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”
”
Leave a Reply
You must be logged in to post a comment.