Berbicara tentang Gen Z, saya bisa dikatakan bagian dari Gen Z, tetapi saya juga bisa dikatakan bukan salah satu dari mereka. Bingung? Ya tentunya karena saya lahir pada tahun 1997. Saya lahir di penghujung Generasi Milenial dan di awal dimulainya Gen Z. Menurut sebagian besar referensi yang saya baca, Gen Z adalah orang-orang yang lahir dari tahun 1997 hingga 2012.
Ada juga beberapa dari mereka yang mengatakan itu kalau Gen Z dimulai dari tahun 1998. Lembaga penelitian dan data Mckenzie mengatakan hal yang berbeda pula dimana mereka menerangkan bahwa Gen Z dimulai dari tahun 1995 sampai 2010. Jadi saya generasi yang mana? Sebagai generasi di tengah tengah antara Milenial dan Gen Z, saya berada di antara 2 karakter yang hampir sama, tapi juga berbeda. Saya pun hidup dengan komunitas dari 2 generasi yang berbeda. Hampir semua teman-teman saya di kampus adalah angkatan 2018 yang bearti sebagian besar mereka adalah GenZ, sementara itu saya juga memiliki teman kerja di kantor yang adalah kebanyakan dari mereka adalah milenial.
ADVERTISEMENTS
1. GEN Z, Generasi Harapan atau Tanpa Harapan
Saya sebagai generasi yang hidup di antara dua generasi antara Milenial dan Gen Z, mengalami banyak perbedaan perlakuan dari kedua lingkungan tersebut. Teman-teman di kampus saya selalu bicara banyak mengenai kesehatan mental, bagaimana mereka peduli dengan kesehatan mental mereka, bagaimana masalah kesehatan mental memengaruhi kehidupan mereka sehari-hari.
Betapa mudahnya mereka terintimidasi oleh tekanan dan merasa hancur oleh perlakuan orang-orang di sekitarnya, bahkan ketika dihadapkan pada tantangan besar dari dosen mereka tampak seperti sangat terbebani dan putus asa terlebih jika dosen mereka adalah dosen yang “killer” atau yang pelit nilai.
Banyak orang dari generasi lain menganggap Gen Z adalah generasi yang paling depresi, gelisah, dan rapuh? Apakah mereka generasi yang putus asa atau generasi yang penuh harapan? Masalah apa yang terjadi dengan Gen Z dibandingkan dengan yang lain? Sebelum kita menganalisa tentang masalah Gen Z, ada baiknya kita mengetahui terlebih dahulu tentang Gen Z dari apa yang dikatakan lembaga kredibel.
Menurut McKinsey & Company pada artikelnya yang berjudul ‘Gen Sejati’: Generasi Z dan implikasinya bagi perusahaan , GenZ adalah generasi yang pencari kebenaran. Generasi Z menghargai ekspresi individu dan menghindari label. Mereka memobilisasi diri untuk berbagai tujuan. Mereka sangat percaya pada kekeuatan dialog untuk menyelesaikan konflik dan memperbaiki dunia. Terakhir, mereka membuat keputusan dan berhubungan dengan institusi dengan cara yang sangat analitis dan pragmatis. Itulah sebabnya, bagi kami, Gen Z adalah True Gen. Sebaliknya, generasi sebelumnya, generasi milenial, terkadang disebut sebagai Me Generation
Seperti penelitian dari McKinsey tersebut di atas, bagi saya Gen Z adalah generasi yang penuh harapan. Gen Z adalah generasi yang memiliki identitas yang menjaga kredibilitas dan kebebasan berekspresi, kebebasan dengan keputusan pendapatnya, generasi yang tidak dapat dipengaruhi oleh situasi dan keadaan.
ADVERTISEMENTS
2. GEN Z adalah Milenial Upgrade
Jadi… dalam beberapa hal, Gen Z mengambil tren yang terlihat di Milenial dan menjadikannya lebih ekstrem (itulah sebabnya beberapa orang menyebutnya Milenial menggunakan steroid). Di sisi lain, Gen Z memang berbeda.
Dalam teknologi, Gen Z lebih dipengaruhi oleh perangkat daripada Milenial, dengan 40% dari mereka mengatakan bahwa mereka adalah pecandu perangkat digital. Gen Z memiliki kemungkinan 25% untuk melihat diri mereka sebagai pecandu perangkat digital seperti generasi Milenial. Dalam tujuan dan nilai hidup: Milenial melihat kedewasaan emosional sebagai tanda mereka telah mencapai usia dewasa, sementara GenZ menghargai kemandirian finansial.
ADVERTISEMENTS
3. Ketergantungan dengan Teknologi
Menurut survei dari Data Indonesia, Gen Z Indonesia paling gandrung menggunakan internet. Banyak generasi Z yang masuk dalam kategori pengguna yang kecanduan (addicted user) dengan durasi akses internet lebih dari tujuh jam sehari. Generasi Z lebih menggandrungi internet ketimbang kelompok usia lainnya di Indonesia.
Hal itu terlihat dari banyaknya generasi Z yang masuk dalam kategori pengguna yang kecanduan (addicted user) dengan durasi akses internet lebih dari tujuh jam sehari.Hal ini yang menurut saya sebagai penulis yang membuat GenZ sangatlah rentan, mereka begitu tergantung dengan segala kemudahan dan teknologi dibanding generasi milenial sebelumnya.
Kemudahan akses jaringan dan informasi serta berbagai perkembangan teknologi pada saat ini membuat Gen Z semakin dimanjakan namun terlpas dari hal tersebut, kemudahan akses dan informasi secara digital membuat mereka semakin independen memiliki kpribadian yag kuat dan kebebasa mencurahkan ekspresi dibalik kelemahan mental mereka dalam menghadapi tekanan dari luar. Terlepas dari semua hal tersebut, Gen Z adalah generasi masa depan.
ADVERTISEMENTS
4. Mereka Rentan dengan Masalah Kesehatan Mental
Dalam kesehatan mental…Inilah kelemahan GenZ. Sepertinya ada kecenderungan yang lebih besar pada Gen Z untuk berjuang dengan kesehatan mental mereka. Banyak dari mereka yang diidentifikasi sebagai Gen Z mengatakan bahwa mereka melihat diri mereka sendiri dan rekan-rekan mereka berjuang melawan kecemasan dan depresi. Ada kemungkinan rasa takut ketinggalan (FOMO=Fear of Missing Out), yang diperparah oleh media sosial, adalah sesuatu yang memperburuk stres ini.
ADVERTISEMENTS
5. GEN Z Generasi Harapan Masa Depan
Dari semua yang saya sebutkan di atas, ada baiknya kita tidak meremehkan Gen Z. Gen Z adalah generasi harapan masa depan kita. Mereka seperti milenial tapi bukan milenial, mereka juga tidak setangguh milenial, mereka bermental kuat seperti milenial, tapi mereka adalah peningkatan dari milenial. Mungkin mereka mudah terpuruk tapi mereka adalah generasi merdeka yang penuh identitas, generasi dengan jalan mereka sendiri mempertahankan kredibilitas mereka sendiri dengan penuh ekspresi.
GenZ tidak seburuk yang kita pikirkan. Bagi saya yang adalah generasi milenial dan juga sebagai GenZ, mari kita gantungkan harapan kita pada generasi penerus ini. Mari bimbing mereka, lindungi mereka, bangun mentalitas mereka, karena inilah generasi penerus kita, generasi harapan. Generasi perbaikan yang lebih baik dari generasi sebelumnya
Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya
“
“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”
”