Gak Sembarang Curhat Lewat Lagu, Wieteke van Dort, Oma dari Belanda ini Nyanyi untuk Indonesia

Asing kali ya dengar nama Wieteke van Dort? Nama aslinya sih Louisa Johanna Theodora “Wieteke” van Dort. Nama panggungnya Tante Lien. Masih nggak ngerti? Hehe oke, jadi Tante Lien (Oma kali yaa) ini lahir di Surabaya tahun 1943 silam. Beliau suka banget kehidupan di Indonesia. Kebetulan pas beliau umur 14 tahun, Tante Lien liburan ke Belanda, tapi sayang nggak bisa balik ke Indonesia. Gara-garanya Presiden Soekarno sedang gencar melakukan naturalisasi. 

Dari sini si Tante Lien kecewa banget. Dia nggak nyaman hidup di Belanda, pengennya di Indonesia aja. Tante Lien kemudian mengekspresikan kerinduannya pada Indonesia lewat tembang-tembang berikut ini. Coba yuk kita lihat, apa aja yang dicurhatkan Tante Lien lewat lagu!

ADVERTISEMENTS

1. Geef Mij Maar Nasi Goreng – Beri Aja Aku Nasi Goreng

Geef mij maar nasi goreng met een gebakken e…

<< Beri saja aku nasi goreng dengan omelet telur >>

Wat sambal en wat kroepoek en een goed glas bier erbij…

<< dengan sambal dan kerupuk dan segelas bir >>

Tahu dong belakangan ini lagu Nasi Padang lagi naik daun? Jauh sebelum lagu Nasi Padang ada, lagu soal Nasi Goreng ini udah beken. Geef Mij Maar Nasi Goreng ini kalau di Indonesia pernah dibawakan Orkes Keroncong Sinten Remen dan juga Hudson di ajang Indonesia Mencari Bakat beberapa tahun lalu.

Dalam lagu ini Tante Lien curhat, dia mau nasi goreng aja, mungkin ini makanan favoritnya pas jaman kecil di Surabaya. Katanya sih, dia kaget ketika tiba di Belanda, sudah dingin, makanannya nggak sip di lidah dia. Cuma kentang, daging, sayur dan nasi dengan gula. Kalah rasa dengan nasi goreng Indonesia yang ciamik.

Kalau kamu denger irama lagunya pasti suka. Kocak, lucu malah. Padahal Tante Lien bener-bener mellow kangen nasi goreng lengkap dengan sambel dan krupuk. Juga kangen tahu petis, ketela bakpau, onde-onde, sate babi, lontong, terasi, srundeng, bandeng, kue lapis, gula jawa, dan ketan. Ini nih kalau pengen denger lagunya, bisa klik disini.

ADVERTISEMENTS

2. Hallo Bandoeng – Halo Bandung

Gak Sembarang Curhat Lewat Lagu, Wieteke van Dort, Oma dari Belanda ini Nyanyi untuk Indonesia

Hallo Bandoeng via http://www.kompasiana.com

Hallo Bandoeng bukan lagu perjuangan Halo-halo Bandung. Beda banget! 'Hallo' di lagu ini benar-benar kata 'halo' yang diucapkan saat kita mengangkat telepon. Pasalnya, lagu Hallo Bandoeng memang bercerita tentang kisah awal tersedianya sambungan telepon langsung antara Indonesia dengan Belanda pada tahun 1929. Lirik lagu Hallo Bandoeng ini sedih banget.

Kisahnya, seorang oma di Belanda tertatih-tatih datang ke kantor telegraf. Beliau minta petugas menghubungkan telepon ke Bandung, ke kota dimana anaknya tinggal. Mengharukan sekali, saat oma bisa mendengar suara anaknya.

Hallo, Bandoeng

<< halo Bandung >>

"Ja moederm hier ben ik

<< ya ibu, aku di sini >>

"Dag lieve jongen" Zegt zij met een snik

<< salam anakku sayang, katanya dengan menahan tangis

Hallo, hallo "Hoe gaat het ouwe vrouw"

<< halo, halo, apa kabarnya ibu?

Dan zegt ze alleen "Ik verlang zo erg naar jou."

<< dengan suara lirih dia menjawab: aku sangat merindukanmu nak"

Itu baru cuplikan refrainnya. Yang paling haru biru saat telepon disambungkan kepada cucu (yang sama sekali belum pernah ketemu oma-nya). Waktu si cucu memanggil "Opoelief" (nenek), oma di seberang telepon trenyuh gembira, dia bersyukur bisa mendengar suara cucunya. Telepon belum ditutup, oma tersayang sudah meninggal dalam damai.

Uuh.. ini link-nya kalau mau denger lagunya.

ADVERTISEMENTS

3. Arm Den Haag – Kasihan Deh Den Haag

Masih soal kekecewaan Tante Lien yang nggak bisa balik ke Surabaya, beliau menyindir pemerintah kolonial Belanda lewat lagu Arm Den Haag (Poor Den Haag). Di Den Haag, di Belanda, jauh berbeda dengan Indonesia. Disebut lagi soal kuliner Indonesia yang kaya rasa, yang di Belanda nggak ada. Disebut juga soal keadaan alam tropis yang sejuk, bunga-bunga yang tumbuh bebas di alam terbuka. Memang Belanda kaya, bisa saja bikin masakan ala Indonesia dan beli tanaman tropis. Tapi semua itu tak cukup mengobati kerinduan pada keaslian Indonesia.

Ach kassian, het is voorbij kassian, het is voorbij.

<< Ah, sayang, itu semua kini telah berlalu, sayang, semuanya telah berlalu >>

Den Haag, Den Haag, de weduwe van Indie ben jij

<< Den Haag, Den Haag, kau sekarang jadi janda dari Hindia Belanda >>

Den Haag disebut sebagai Janda-nya Hindia Belanda, maksudnya Indonesia. Kasihan. Kalau kamu pingin denger lagunya, klik aja disini .

ADVERTISEMENTS

4. Nacht Over Java – Malam di Jawa

Gak Sembarang Curhat Lewat Lagu, Wieteke van Dort, Oma dari Belanda ini Nyanyi untuk Indonesia

Nacht Over Java via http://www.banjoemas.com

Hoor dan, al die geluiden: Dit zijn djangkriks, krekels.
En een loewak, ja, een wilde kat.
Wat een rotgeluid
Aj, kodoks, kikkers in de vijver!
En dat is een kalong, een vleermuis
Wat een muggen hier zeg, njamuks.
Net nou ik mijn obat njamuk vergeten ben.
Kenak! (Raak)

Malam di tanah Jawa, menurut kenangan Tante Lien syahdu banget. Gelap (lha iya malam itu gelap), sunyi, tapi semarak. Semarak suara djangkrik, loewak (luwak white cofee), wilde kat (kucing garong liar), kikkers (kodok), kalong, vleermuis (kalong), dan njamuk (nyamuk).

Bayangkan! Tante Lien terkenang banget suatu malam di Jawa, dia nggak pake obat nyamuk, dan dia bisa nabok itu nyamuk. Kenak! Padahal kita-kita nih biasa banget sama nyamuk. Gak penting gitu kali ya.

Kalo penasaran suara bahagia Tante Lien nabok nyamuk, kamu bisa denger lagu Nacht over Java di sini nih.

ADVERTISEMENTS

5. Teruug naar Soerabaja – Kembali ke Surabaya

Gak Sembarang Curhat Lewat Lagu, Wieteke van Dort, Oma dari Belanda ini Nyanyi untuk Indonesia

Teruug naar Surabaya via http://google.com

Na twintig jaren weer terug in Soerabaja

<< Setelah kembali dua puluh tahun di Surabaya >>

Het nieuwe vliegveld ligt te blakeren in de zon

<< Bandara baru ini bersinar di bawah sinar matahari >>

Na twintig jaren weer geland in Soerabaja

<< Setelah lain mendarat di Surabaya dua puluh tahun >>

De stad, waar ik geboren werd, mijn jeugd begon

<< Kota di mana aku lahir, mulai masa mudaku >>

Setelah memendam kerinduan kepada tanah kelahirannya, akhirnya 20 tahun kemudian Tante Lien bisa balik ke Surabaya. Tante Lien bahagia banget bisa berjumpa lagi dengan Surabaya, kota kenangan yang lama dia tinggalkan. Tante Lien masih mengenali ruas jalan di kota itu. Tapi beliau juga menanyakan, kemana perginya pohon mangga yang dulu ada.

Kunjungan sementara, liburan dan nostalgia. Katanya waktu itu masih bisa ketemu dengan kawan masa kecilnya, sesama keturunan Belanda, namanya Rosie dan Poplin.

Selamat ya Tante Lien, akhirnya situasi aman damai mengizinkan Tante Lien "pulang" . Ohya lagunya bisa kamu dengerin di sini .

ADVERTISEMENTS

6. Van Moederland naar Vaderland – Dari Tanah Air ke Tanah Air

Gak Sembarang Curhat Lewat Lagu, Wieteke van Dort, Oma dari Belanda ini Nyanyi untuk Indonesia

Late Lien Show via http://www.source1webshop.nl

Wij namen Tandjong Priok mee
En Lombok en Semarang
En Kepoelauan Alor
Madoera en de Javazee
En Bali en Palembang
't Werd alles wel wat vager
Maar daar wordt het mooier door

Akrab ya dengan nama-nama kota di potongan refrain lagu Van Moederland naar Vaderland. Tanjung Priuk, Lombok, Semarang, Kepulauan Alor, Madura, Bali, Palembang. Random sih, tapi tak mengapa. Kerinduan Tante Lien benar-benar buat Indonesia seutuhnya, bukan cuma di Surabaya atau Jawa aja.

Pingin denger lagunya? Nih, klik di sini .

7. Op de Pasar Malam – Pasar Malam

Masa kecil Tante Lien bahagia banget, tahun 40an udah ada pasar malam. Gak tau sih pasar malam jaman dulu itu udah ada komidi putar apa belum, tapi yang jelas, Tante Lien juga terkenang banget sama pasar malam. Gak cuma Tante Lien, tapi juga tantenya dia. Namanya Tante Tuti. Sampe-sampe Tante Tuti ini sering menghilang tiba-tiba, nyari pasar malam di Belanda. Dikiranya masih tinggal di Jawa Tengah.

Maar soms loopt ze nog verloren
Over 't tentoonstellingsterrein
En ze denkt misschien nog steeds
Dat we op Midden Java zijn

8. Klappermelk Met Suiker – Santan dengan Gula

Gak Sembarang Curhat Lewat Lagu, Wieteke van Dort, Oma dari Belanda ini Nyanyi untuk Indonesia

Wieteke van Dort via http://www.youtube.com

Kepikiran nggak sih bikin lagu soal santan? Engga sama sekali yak. Tapi Tante Lien punya lho lagu yang tema-nya santan, plus gula. Settingnya gak di Jawa kali ini, rada nun jauh di seberang laut, di Ambon! Wow! Ini nih kalau kamu pengen dengar uniknya lagu santan . Hehehe.

Ik wil klappermelk met suiker
Want iets anders l___ ik niet
Ik wil geen appelsap of limonade
Thee en koffie laat ik staan
En chocolademelk of orangeade

Maunya santan dikasih gula. Emoh jus apel, emoh limun. Emoh kopi, emoh teh. Emoh coklat, emoh jus jeruk. Yaelah Tante…

9. Afscheid van Indië – Perpisahan Indie

Gak Sembarang Curhat Lewat Lagu, Wieteke van Dort, Oma dari Belanda ini Nyanyi untuk Indonesia

Afscheid van Indië via http://www.youtube.com

Afscheid van Indië
Wat heeft het voor zin
Hoe moet het nu verder
Met 't land dat ik bemin
"Dag baboe, dag djongos
Het ga jullie goed
Land van mijn droom
Ik ga omdat ik moet"

Walau pun Tante Lien cinta Indonesia, tapi Tante gak memaksakan cintanya kayak mantan ribut ngajak balikan. Tante Lien ikhlas angkat kaki dari Indonesia walau lagunya tetep terdengar sendu, coba klik di sini kalo pengen tau. Tante Lien bijak banget malah, karena kepergiannya (dan bangsa Belanda) dari Indonesia, justru jadi hari yang istimewa buat pada baboe dan djongos. Wow…

10. Ramboet Itam Matanja Galak

Gak Sembarang Curhat Lewat Lagu, Wieteke van Dort, Oma dari Belanda ini Nyanyi untuk Indonesia

Ramboet itam? Matanja galak? via http://www.alchetron.com

Entah siapa yang dimaksud Tante Lien dalam lagu ini, seseorang yang berambut hitam dan punya sorot mata galak. Syair lagunya sih rada samar. Malah ngomongin cinta yang semua orang sudah tahu.

Wat brandt daar op de bergen?
Toekang kajoe njang bakar kajoe
Waarom zou ik mijn liefde verbergen?
Orang semoea soeda tahoe
Waarom zou ik mijn liefde verbergen?
Orang semoea soeda tahoe

Siapa yang bakar hutan di pegunungan? Jelas si tukang kayu yang bakar kayu. "Mengapa saya harus menyembunyikan cinta saya?" Toh semua orang sudah tahu.

Eits, cinta kepada siapa ya? Ke pak Theo Moody, sang suami tercinta! Dan tentu saja cinta Indonesia. Orang semoea soeda tahoe. Di Belanda, Tante Lien terkenal sebagai artis, kabaretis, dan penyanyi. Lagu-lagu Tante Lien selain 10 tadi, masih banyak banget. Nanya ke om Youtube pun masih kurang lengkap dan nggak otentik. Dia punya acara sendiri, namanya De Late Late Lien Show yang didesain Indonesia banget. Setting tempatnya yang mirip pendopo, musik pengiringnya yang berupa gamelan atau keroncong, wardrobe-nya yang selalu kebaya lengkap dengan sanggul, dan tentu saja isi materi obrolannya. Asik banget ya kayaknya! Semoga kita-kita para garuda muda tanah air, juga selalu cinta Indonesia, biar gak kalah sama Tante Lien.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Lupus Fighter

3 Comments

  1. YooYoo Hins Itta berkata:

    manteb artikelnya. (y)