Dewasa memaksa kita untuk bisa hidup di kota orang, entah menuntut ilmu ataupun bekerja. Mandiri Katanya.
Tanpa kita sadari banyak yang merindukan kehadiran kita di sekelilingnya. tak terkecuali dia yang mungkin jarang kita tengok hatinya.
Hai adik kecilku yang tomboy! apa kabar?
Salam hangatku darisini ya. Maaf, untuk saat ini aku belum bisa kembali.
Entah bagaimana rasanya jadi kamu. Setiap petang memikirkan "kapan kakaku akan pulang".
Imajinasimu pasti sudah bermain, menyusun rencana, kegiatan apa saja yang akan kamu lakukan denganku apabila hari yang dinanti itu tiba.
Sibuk merapikan kamar apabila dalam pembicaraan kita via telepon aku sedikit berbisik "aku akan pulang sabtu depan". Tawa gembiramu akan pecah begitu aku menjelaskan aku akan pulang karena tugasku sudah terselesaikan.
<>2. Banyak Yang Mungkin Ingin Kau Ceritakan, Tapi Itu Terhalang Berbagai Rintangan. >Banyak pasti yang ingin kamu ceritakan. Bahkan kalau bisa kamu tak ingin ada yang terlewatkan.
Jarak membuat kita harus sedikit lebih bersabar. Terutama kamu.
Jika kuintip sedikit dari kenop pintu hatimu yang sesekali terbuka karena tak sengaja, aku menemukan banyak sekali rindu yang belum tuntas kamu baca. Rindu yang sebenarnya kamu simpan untukku. Namun belum berani kamu utarakan karena perihal waktu.
Untuk gadis kecil seusiamu, kamu yang paling tangguh!
Setiap pagi selepas shalat, merapikan sajadah lalu dilipat. Sering aku teringat tingkah lucumu ketika kamu begitu sulit untuk merapikan mukena dan sajadah yang baru saja kamu kenakan. Berlarian ketika aku memintamu mencium tangan.
Hai bocah kecil yang aku rindukan. Jika bertemu nanti kamu takkan kulepaskan dalam pelukan.
Setiap handphoneku berbunyi, aku berharap sekali namamu ada di dalamnya. Tak sabar mengangkatnya, berbincang denganmu hingga mama berteriak bahwa waktu tidurmu sudah tiba. Lalu kamu menggerutu, berbisik padaku "sana kaka juga tidur, mama gak bolehin kaka lembur".
<>4. Untuk Gadis Kecil Seusiamu, Kamu Salah Satu Yang Paling Tangguh, Untukku!>Hai hero kecilku, perlu kuakui ketangguhanmu patut kuacungi jempol. Memberimu kejutan sampai dompetku bobol pun aku tak keberatan.
Anggap itu hadiah untuk ketangguhanmu memendam rindu selama ini. Sesekali kamu memberi isyarat bahwa tas dan sepatumu saat ini sudah tidak enak dipakai. Padahal aku tahu, kamu menginginkan tas dan sepatu sekolah yang sama seperti teman-temanmu pakai saat ini. Tapi kamu terlalu sungkan untuk mengutarakannya. Takut kalau-kalau itu akan memberatkan aku.
Tetaplah jadi hero kecilku yang tangguh. Tak pernah mengeluh. Sehebat apapun rindu yang membuatmu hati kecilmu luluh.
<>5. Jangan Pernah Bosan Merindukanku, Karena Disini Sudah Kupersiapkan Pelukan Khusus Hanya Untukmu, Adikku. >Sesaat sebelum tidur, aku teringat obrolan kecil kita. Ketika kamu mengutarakan kamu merindukan suasana rumah yang dulu. Dimana didalamnya ada aku, kamu, dan anggota keluarga lainnya.
Ketika kamu bicara, "kalau boleh memilih aku lebih memilih ketika aku berusia lima, ka. Karena disaat itu kita semua bersama. Tidak seperti ini, saat aku hanya ingin bertemupun harus menunggu dengan jangka waktu yang lama". Mengecup lembut pipiku, lalu berbalik memunggungi dan masuk ke dunia mimpi.
bukan mimpi sebenarnya, karena aku tahu kamu menangis. Menahan sesak di dada karna jarak yang mengiris.
Tolong jangan bosan, tetaplah dalam pelukan.
Salam Hangat,
Kaka yang merindukanmu juga, sangat.
Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya
“
“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”
”
Leave a Reply
You must be logged in to post a comment.