Tak selalu yang masih single itu berduka karena teman-teman yang lain sudah ada pasangannya. Bisa jadi dia justru lebih bebas dan bahagia karena setiap keputusan dalam hidupnya baik kecil maupun besar mampu diselesaikan semandiri mungkin. Namun, ada pula keuntungan bagi mereka yang sudah memiliki pasangan hidup. Setiap masalah bisa diselesaikan dengan kerjasama dan keputusan atas diskusi dua kepala.
Maka, baik single atau telah menikah, keduanya memiliki kebahagiaan masing-masing. Jadi, buat kalian yang masih single, agar tidak kecewa dalam pernikahan kelak, perlu dipikirkan secara matang alasan utama memilih dia itu kenapa. Ini dia!
ADVERTISEMENTS
1. Percuma buru-buru, kalau kebahagiaan orang tuamu masih dikesampingkan jauh
Setiap menghadiri undangan, pertanyaannya tidak pernah berubah: “Kapan nikah?”
Setiap menghadiri undangan, pertanyaannya tidak pernah berubah: “Kapan nikah?”
Kita sebenarnya senang diperhatikan kehidupannya. Itu 'kan pertanda masih dipedulikan. Tapi kalau ditanya melulu pertanyaan privasi seperti, “Sudah ada calonnya belum? Orang mana?” Rasa-rasanya bakalan bosen juga, ya!
Well, kadang karena kitanya baper-an, akhirnya mengiyakan pertanyaan tersebut dengan buru-buru mempersiapkan diri yang padahal belum tentu siap itu. Ingat! Kita beda sama orang lain yang tentu persiapannya sudah dilakukan sejak jauh-jauh hari.
Kalau memang kamunya belum siap, ya sudah nanti-nanti saja menikahnya. Bisa kok dibalas senyuman sekaligus jawaban meyakinkan, “Hari minggu dan kalau nggak hujan, makanya didoakan!"
Jangan sampai membuat jawaban dan keputusan tanpa pertimbangan yang matang. Toh orangtua selalu menginginkan yang terbaik untuk anaknya. Sehingga atas apapun keputusan kita, selama mampu menjelaskan dengan baik, akan diterima dengan lapang dada oleh mereka.
Ingat, ya. Menikah itu bukan seperti masak mie instan, melainkan ibarat memasak rendang. Perlu waktu lama karena banyak hal yang perlu diperhatikan.
ADVERTISEMENTS
2. ‘Ah, aku kepengen punya anak mumpung masih muda, biar dipanggilnya Mahmud’ Alasan macam apa ini?
“Ketika kita berusia 30-an, si anak sudah SMA, 'kan lucu kalau jadi terlihat seperti kakak-adik.”
“Ketika kita berusia 30-an, si anak sudah SMA, 'kan lucu kalau jadi terlihat seperti kakak-adik.”
Demikian respon beberapa pasangan yang memilih menikah muda. Bagus sih kalau memang berfikir panjang ke depan karena ingin memiliki keturunan. Tapi kalau semudah ini alasannya, mengadopsi anak juga bisa 'kan jadi pilihan orang yang tidak menikah?
Sementara pernikahan itu adalah ikatan seumur hidup, yang mesti dilakukan adalah dengan sabar menunggu partner yang tepat.
ADVERTISEMENTS
3. Pandangan masyarakat yang menilai sebagai “perawan tua”. Ini sih dianggap angin lalu saja!
Di indonesia, pada umumnya perempuan yang sudah berusia diatas 25 sudah seharusnya menikah. Tetapi budaya dan negara tidak bisa membantu seseorang memperoleh kebahagiaan dalam pernikahan, sehingga semua itu harus kembali ke diri kita pribadi.
Jika memang menunda waktu menikah adalah yang terbaik demi menemukan pasangan yang tepat, maka lakukanlah. Lebih baik mengalami penderitaan sebelum menikah ketimbang menderita setelah menikah. Pun tidak ada jaminan masyarakat akan memberi santunan jika terjadi apa-apa dalam pernikahan kita nantinya.
Kita harus lebih bijaksana meneliti suatu barang sebelum membelinya, kan?
ADVERTISEMENTS
4. Agar lepas dari masalah. Hey, kamu waras?
Pernikahan butuh persiapan yang matang dan harus dilakukan tepat pada waktunya. Kalau alasanmu hanya agar lepas dari derita kesendirian atau himpitan ekonomi, kamu harus berpikir ulang bahwa kamu tidak bisa lari dari apapun dalam hidup ini!
Dalam pernikahan nanti akan lebih banyak permasalahan yang harus mampu dihadapi dengan bijak. Jika menikahnya hanya ingin membebaskan diri dari suatu masalah yang tengah kamu hadapi, kamu justru mendapat masalah baru. Kata mereka yang sudah menikah, kamu justru lebih memperoleh kebebasan saat sebelum menikah.
Meskipun demikian, kata mereka yang sudah menikah selanjutnya, setelah menikah nanti ketika ada masalah memang akan diselesaikan berdua dan menentukan setiap keputusan pun bersama-sama. Maka, menikahlah dengan seseorang yang pribadinya toleran sehingga memberi kebebasan padamu untuk mengembangkan talenta dan kemampuanmu!
ADVERTISEMENTS
5. Tidak mau menunda-nunda ibadah. Benar juga sih, tapi yakin mau menikah muda tapi segalanya masih belum matang?
Kekhawatiran jika menunda pernikahan maka nanti tidak ada kesempatan lagi adalah salah besar! Jodoh adalah kepastian dari Tuhan. Maka, jika memang sudah disiapkan, ya pasti dia akan datang.
Jika kamu merasa wajib menikah, maka tunggulah seseorang yang tepat yang memang sudah siap baik secara mental, fisik, maupun finansial. Semuanya adalah untuk kebaikan kalian di kemudian hari nanti.
ADVERTISEMENTS
6. Karena target waktu yang sudah jatuh tempo. Memang usiamu berapa sekarang?
Pernikahan dipercepat karena usia kesuburan dan reproduksi? Wah, kalau memang pertimbangan usia itu alasanmu, maka kamu hanya memaksakan diri saja. Calon yang tidak sesuai hanya akan membuat pernikahan tidak berjalan mulus kedepan.
Lebih penting menemukan calon pasangan yang tepat daripada kamu menikah karena target waktu yang sudah jatuh tempo!
7. Ingin hidup bahagia dan bisa tidur berdua pun bukan alasan untukmu cepat-cepat menikah!
Kebahagiaan itu bukan ditemukan melainkan diciptakan.
Kebahagiaan itu bukan ditemukan melainkan diciptakan.
Kalau di dalam diri sendiri ada ketenangan dan kedamaian bersama pasangan, maka semua persoalan hidup yang dihadapi akan mampu diselesaikan dengan baik. Kehidupan setelah pernikahan itu kompleks sekali dan merupakan penggabungan dari dua keluarga sehingga memerlukan dua pribadi kokoh dengan upaya membahagiakan masing-masing pihak. Bukan hanya mendesak agar kamunya dulu yang dibahagiakan 🙂
Sudah ada rencana menikah? Yuk, pertimbangkan hal-hal di atas dulu.
Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya
“
“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”
”
Sudah ada rencana menikah? Tuh, pertimbangkan hal-hal di atas dulu :v
Pertanyaan buat penulis artikel: apakah anda sudah menikah? Hehehe.
Dlm hidup baxak pertimbangan, termasuk pernikahan. Jd apapun resikox setelah nikah, ditanggung bersama. Org yg uda baik finansialx, ada yg cerai. Jd, perbaiki niat adalah awal dr suatu hubungan
Sudah menikah atau belum pun, saya setuju sama penulis. Sebenarnya bukan masalah nikah cepatnya, tapi masalah terburu-buru karena lihat kanan kiri sudah lebih dulu yg berumah tangga. Ini yang bahaya kalau mindset banyak orang seperti ini. Pernikahan itu sebaiknya ya bukan karena alasan temporer kayak yang disebutkan di atas. Diam-diam banyak yang mendamba menikah karena alasan di atas. Bukankah Tergesa-gesa itu sifat syetan? tapi kalau sudah ada calonnya dan dirasa cocok serta sudah ada restu ya wajib menyegerakan. Gitu aja sih pendapat saya. 🙂
Makasih artikel.. .sedikit mendidik sih Dan banyak manfaatnya dalam penulisaammu
Persoalan nikah memang tidak ada habisnya, nikah cepat or nikah lambat?