Menginjak Usia 25, Dilema Antara Fokus Bekerja atau Menjalin Romansa

Usia 25 itu usia kita beranjak dewasa bukan menuntut untuk sempurna, jadi nikmati saja.

Usia 25 tahun bisa jadi penanda fase hidup yang selanjutnya. Banyak generasi millenials yang sudah menikah dan memiliki momongan, sementara yang lain masih sibuk meniti karier atau mencari kehidupan yang mapan.

Apa pun pilihan hidupnya, usia seperempat abad adalah tanda bahwa kita harus jadi lebih dewasa sebagai seorang pribadi. Tapi tak jarang usia 25 menimbulkan perasaan galau dan dilema. Banyak di antara kita, yang menginjak usia 25 mulai galau antara fokus pada pencapaian karir atau kehidupan romansa yang harus juga dipikir.

Usia 25 tahun seakan usia keramat di mana kita harus memikirkan dan memilih jalan atau pilihan yang tepat untuk masa depan supaya diri kita bisa selamat. Di masa-masa quarter life ini sering terjadi krisis yang terkadang membuat kita tak bisa berpikir logis dan krtitis. Condong pada perasaan dan kekhawatiran membuat kita terkadang tak fokus dan bimbang pada setiap pengambilan pilihan atau keputusan. Berikut beberapa kegalauan dan kebimbangan yang dialami generasi milenial ketika menginjak usia 25!

ADVERTISEMENTS

1. Karir tak semakin menanjak tapi tuntutan semakin banyak

Photo by Andrea Piacquadio from Pexels

Photo by Andrea Piacquadio from Pexels via http://https

Dirasa sudah kerja lebur bagai kuda, tapi rasanya karir gitu-gitu aja tidak ada peningkatan apa-apa. Jabatan tak naik, penghasilan tak naik, tapi kebutuhan semakin banyak dan rasanya kian mencekik.

Tuntutan untuk memenuhi kebutuhan semakin terlihat dan terasa, tapi diri bisa apa, harus bisa menerima dan terus berusaha. Tetap semangat ya! Semua kerja keras tak ada yang sia-sia semua pasti akan menuai hasil pada akhirnya. 

ADVERTISEMENTS

2. Orangtua menuntut untuk segera menikah dan punya momongan, tapi kehidupan tak kunjung mapan

Foto oleh Andrew Neel dari Pexels

Foto oleh Andrew Neel dari Pexels via http://https

Dilema usia 25 adalah orangtua yang semakin aktif untuk bertanya tentang masa depan, terutama siapa nanti yang akan menjadi penerus anaknya, alias sudah minta cucu aja.

Padahal kerja aja baru diterima, kehidupan pun belum mapan dengan segala lika liku dan perjuangannya. Bapak dan Emak, doakan yang terbaik untuk anakmu saja yaak!

ADVERTISEMENTS

3. Bekerja sesuai passion dan keinginan tapi kok masih belum menghasilkan

Photo by Yan Krukov from Pexels

Photo by Yan Krukov from Pexels via http://https

Dulu mencari pekerjaan inginnya sesuai passion dan ogah untuk keluar dari zona nyaman dan selalu sesuai dengan keinginan. Sekarang kok rasanya kurang menghasilkan dan kurang menjanjikan. Alangkah baiknya mencoba hal baru dan cobalah keluar dari zona nyaman. 

ADVERTISEMENTS

4. Ingin mengakhiri masa lajang tapi masih banyak yang perlu dipersiapan terutama kesiapan mental

Photo by Alex Green from Pexels

Photo by Alex Green from Pexels via http://https

Hal lain yang seringkali membuat cemas dan kekhawatiran adalah mental yang belum siap untuk menyonsong kehidupan mendatang.

ADVERTISEMENTS

5. Masih perlu memikirkan tujuan kedepan tapi terkadang ribuan pertanyaan menyerbu datang

Photo by Monstera from Pexels

Photo by Monstera from Pexels via http://https

Tak jarang di usia 25 tetangga yang tadinya kalem dan diam saja, berubah menjadi wartawan dadakan. Ribuan pertanyaan datang dari para netizen yang tentunya komentar dan keberadaannya tak diundang. Yang sabar yaa tetap jawab semua pertanyaan dengan bijak dan elegant. 

ADVERTISEMENTS

6. Sering ditanyain kapan nikah mulu, padahal diri belum sembuh dari pedih dan luka di masa lalu

Photo by Andres Ayrton from Pexels

Photo by Andres Ayrton from Pexels via http://https

Hal yang tak kalah penting ketika ingin menyongsong dan membuka lembaran kehidupan yang baru adalah kita harus selesai dengan diri sendiri dan bisa menerima masa lalu sebagai pelajaran dalam hidup.

Mencoba memaafkan dan mengikhlaskan, ini akan membuat diri lebih baik dan lebih membuat kita siap menyambut masa depan.  

7. Pada akhirnya kembali memilih untuk menenangkan diri dan sibuk memperbaiki diri menjadi keputusan yang terbaik saat ini

Photo by Thirdman from Pexels

Photo by Thirdman from Pexels via http://https

Disaat semuanya terasa rumit dan sulit, menenangkan diri menjadi jalan satu-satunya yang pasti. Sambil berkontemplasi dan menata kembali tujuan diri, kita bisa juga jadikan sebagai kesempatan untuk kembali belajar dan memperbaiki diri. 

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

" Menulis untuk mengekspresikan, bukan untuk membuat terkesan."