#DiIndonesiaAja-Pesona Keindahan Takengon di Aceh Tengah yang Berpadu dengan Cerita Mistis

Wisata Seru di Takengon, Aceh Tengah

Keindahan Aceh memang sudah banyak dikenal oleh tak hanya masyarakat Indonesia namun juga wisatawan dunia. Aceh adalah salah satu provinsi yang memiliki paket lengkap pemandangannya indah, kulinernya enak dan budayanya masih sangat kental.

Pasca diterjang Tsunami tahun 2004 lalu, secara keseluruhan wisata Aceh mulai berbenah dan menggeliat. Ada banyak sekali tempat wisata yang dapat dikunjungi wisatawan baik yang dulunya terkena dampak langsung tsunami ataupun yang tidak. Bagi penggemar kopi, mungkin nama kopi Gayo termasuk salah satu yang melegenda. Namun, tahukah kalian bahwa Gayo merupakan bagian dari Takengon, sebuah kabupaten seluas 4.319 km persegi?

Selain terkenal dengan kopinya, kawasan dengan dataran tinggi ini memiliki beberapa objek wisata yang mengagumkan! Nah ini dia beberapa tempat wisata di Takengon yang sebagian di antaranya memunculkan cerita-cerita mistis.

ADVERTISEMENTS

1. Makhluk Menyeramkan di Danau Laut Tawar

Photo by Haryadi Yansyah on Instagram

Photo by Haryadi Yansyah on Instagram via https://www.instagram.com

Saat saya berkesempatan ke Takengon, salah satu teman saya yang asli sana mewanti-wanti agar saya tidak berenang di danaunya.

 “Kenapa?”

“Pokoknya tidak boleh, berbahaya!”

Menurut kepercayaan warga setempat, terdapat makluk bernama Putri Ijo yang wujudnya dipercaya mirip dengan putri duyung. Belum lagi ada Lambide, makluk menyeramkan yang diyakini suka menghisap darah. Bahkan konon diyakini ada pula naga di Danau Laut Tawar yang ditugaskan untuk menjaga danau. Percaya atau nggak kembali ke pribadi masing-masing, ya.

Hmm baiklah. Harapan saya agar dapat berenang harus pupus. Sisi positifnya, danau 70km persegi dan sedalam 80 meter ini bersih banget. Biota juga hidup dengan baik. Tercatat ada 37 jenis ikan yang hidup di danau ini. Menikmati waktu pagi dan sore hari di sekitaran Danau Laut Tawar adalah kegiatan yang wajib dilakukan jika berkesempatan ke Takengon.

ADVERTISEMENTS

2. Dilarang Berbuat Mesum di Air Terjun Mengaya

Photo by Haryadi Yansyah

Photo by Haryadi Yansyah via https://omnduut.com

 “Kawasan Syariat Islam. Mari kita jaga kelestarian adat di lokasi ini.”

Saya menemukan tulisan itu tertulis di papan kayu di dekat pintu gerbang dan area parkir Air Terjun Mengaya. Lokasinya sih tidak jauh dari Danau Laut Tawar. Sesuai namanya, air terjun ini berada di Desa Mengaya di Kecamatan Bintang.

Akses dari area parkir ke air terjun pertama juga tidak susah. Di sepanjang jalan pun suara gemericik air di aliran sungai sungguh mampu menentramkan hati. Cukup berjalan sedikit menanjak sekitar 15 menit, maka keindahan air terjunnya langsung dapat terlihat. Jika ingin ke lokasi air terjun kedua yang berada di atas, harus berjalan lagi lebih lama dengan medan yang lebih susah.

Harus diakui, banyak lokasi mojok di sekitaran air terjun ini. Makanya disediakan papan peringatan seperti itu. Well sebetulnya di manapun berada, tata krama harus selalu dijaga ya.

ADVERTISEMENTS

3. Melihat Jejak Manusia Purba di Loyang Mendale

Photo by Haryadi Yansyah

Photo by Haryadi Yansyah via http://omnduut.com

Siapa sangka, Takengon juga menyimpan jejak sejarah yang luar biasa. Terdapat situs yang memuat bukti peradaban manusia berusia lebih dari 9000 tahun lalu yang berlokasi di sebuah kawasan bernama Loyang Mendale, letaknya masih di sekitaran Danau Laut Tawar.

Uniknya, sebelum ditemukan, kawasan ini dipakai warga sebagai kandang sapi! Ya, kawasan berbatuan dan berbukit ini dulunya digunakan warga untuk memelihara hewan ternak.  Sebagian lagi digunakan untuk menanam kopi. Temuan arkeologi yang ditemukan di sana diantaranya kerangka manusia, pecahan gerabah/tembikar, perkakas batu era mesolitik dan neolitik, manik-manik dari kaca, gigi hewan maupun cangkang kerang hewan laut.

Rangka manusia pertama kali ditemukan pada tahun 2009 tertanam di kedalaman 80-90 cm di mana jenazah tersebut diletakkan dalam posisi terlentang dan ditumpuk dengan batu pemberat.  Situs arkeologi ini kemudian ditangani oleh Badan Arkeologi Sumatra Utara dan terus diteliti hingga sekarang. Unik, ya!

ADVERTISEMENTS

4. Melihat Putri yang Dikutuk Jadi Batu di Gua Putri Pukes

Photo by Haryadi Yansyah

Photo by Haryadi Yansyah via https://travel.detik.com

Ternyata, kisah manusia yang dikutuk jadi batu tak hanya jadi dominasi Malin Kundang. Di Takengon, ada juga kisah serupa yang menimpa Putri Pukes (Pukes berarti Cantik dalam bahasa setempat) yang menjadi akibat batu dikarenakan tersambar petir.

Banyak legenda yang melatar belakangi kejadian ini, namun, menurut pemandu Gua Putri Pukes, diceritakan pada zaman dahulu ada raja yang lama tak memiliki keturunan. Mereka berdoa diberi anak dan berjanji jika mendapatkan anak laki-laki, akan menjadi penerus raja, namun jika perempuan akan dijadikan penunggu setia Kampung Nosar. Mereka memperoleh anak perempuan. Belakangan ketika menikah, si anak ingin mengikuti suami tinggal di desa lain yang mana hal itu tidak boleh dilakukan karena janji orang tuanya dulu.

Sang Orang tua memberi restu dengan syarat, si anak pergi tanpa pernah menoleh ke belakang. Sayang, karena rasa khawatir terhadap orang tuanya, si putri menoleh ke belakang lalu alam bergejolak. Petir menyambar dan putri lari ke sebuah gua untuk mencari perlindungan.

Di sanalah ia berubah menjadi batu dan sampai sekarang jejak Putri Pukes yang telah menjadi batu tersimpan di sebuah gua. Kasihan juga, ya. Tapi janji adalah janji yang harus ditepati, memang.

ADVERTISEMENTS

5. Melihat Keindahan Takengon dari Ketinggian di Gayo Highland dan Pantan Terong

Photo by Haryadi Yansyah

Photo by Haryadi Yansyah via https://www.instagram.com

Ada dua tempat yang dapat digunakan untuk melihat keindahan Takengon dari ketinggian. Pertama dari Gayo Highland yang oleh penduduk setempat disebut juga dengan Bur Gayo. Lokasi ini lebih dekat dengan pusat kota.
Terdapat sign board berukuran besar mirip “Hollywood Sign” yang ada di Mount Lee, Los Angeles sana. Untuk menuju ke Gayo Highland ini aksesnya juga tergolong mudah. Bisa naik mobil dan dari area parkir masih bisa lanjut naik motor atau berjalan kaki.
Sedangkan, lokasi kedua yang bernama Pantan Terong letaknya agak pinggiran yakni masuk ke Desa Bahgie di Kecamatan Bebesam sekitar 7,5 km dari pusat kota. Akses ke sana memang lebih terjal. Tidak semua jenis mobil mampu menerjang medannya walaupun infrastrukturnya tergolong baik/jalannya beraspal. Maklum, letaknya berada di ketinggian 1.830 meter di atas permukaan laut.
Namun memang pemandangan dari Pantan Terong lebih indah karena bisa melihat Danau Laut Tawar dengan lebih jelas dari ketinggian.

Itu dia beberapa tempat wisata yang dapat didatangi di Takengon, Aceh Tengah. Masih banyak lagi kegiatan seru yang dapat dilakukan, misalnya saja mengunjungi Masjid Raya Ruhama, mencicipi kulinernya yang enak dan main ke kebun kopi.
Takengon dapat ditempuh dengan perjalanan darat dari Banda Aceh ataupun Medan. Bahkan, dari Bandara Kuala Namun, ada penerbangan langsung ke Gempong Bale Atu di mana Bandara Rembele berada. Dari Rembele, hanya butuh sekitar 30-60 menit perjalanan menuju pusat kota Takengon. So, jadikan Takengon sebagai destinasi wisata tujuanmu sekarang juga, ya!

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

An Indonesian blogger who has thousand of middle name. Author of #JungkirBalikDuniaBankir