Eksotisme Gunung Bromo tidak bisa dideskripsikan dengan kata-kata. Menikmati the famous sunrise sambil meresapi cerita rakyat yang melegenda di tempat ini adalah pengalaman istimewa yang sayang untuk dilewatkan.
Bagi masyarakat Jawa Timur, khususnya suku Tengger, Gunung Bromo merupakan gunung yang disucikan. Gunung Bromo tergolong gunung api aktif berjenis kerucut bara dengan ketinggian 2.329 mdpl. Mengabadikan momen perjalanan wisata ke Bromo dengan foto-foto bagus tentu menjadi pengalaman tak terlupakan. Biar hasil foto nggak zonk, ini dia 5 spot foto paling yahud saat berada di kawasan Gunung Bromo.
ADVERTISEMENTS
1. Puncak Pananjakan
Pergi ke Bromo tanpa melihat matahari terbit tuh bagaikan makan ayam geprek tapi ayamnya nggak digeprek. Nah, loh, aneh kan? Ada banyak spot sunrise yang tersebar, namun, puncak penanjakan selalu menjadi pilihan untuk mendapatkan sunrise terbaik sepanjang hidupmu!
Puncak Penanjakan adalah area tertinggi untuk melihat matahari terbit ke arah kaldera Tengger, termasuk Gunung Bromo. Sudah dapat spot terbaik, kamu juga harus tau bagaimana cara terbaik menikmati matahari terbit, yaitu diam dan rasakan. Hanya itu. Setelah puas menikmati sunrise, pagi mulai menjelang, kamu akan tersadar sedang berdiri dikelilingi pemandangan eksotis berlatar belakang Gunung Batok, Semeru, dan Bromo itu sendiri.
ADVERTISEMENTS
2. Bukit Widodaren
Agenda selanjutnya yaitu menuju Bukit Widodaren. Tahu kah kamu, pada masanya, ini lah lokasi Roro Anteng dan Joko Seger bertapa untuk memohon keturunan kepada Sang Hyang Widhi. Bagi masyarakat Tengger, rute menuju puncak Widodaren adalah perjalanan spriritual. Di upacara Yadya Kasada, ritual mendhak tirta (mengambil air suci untuk dibawa ke atas kawah Bromo) mengambil airnya dari mata air di bukit Widodaren ini loh.
Wow, pernah membayangkan nggak berdiri di tempat yang mempunyai cerita legenda rakyat seindah ini? Jangan sampai nggak berpose kekinian di sini ya!
ADVERTISEMENTS
3. Pasir Berbisik
Area ini sebenarnya hanyalah lautan pasir. Namun, saat musim kemarau tiba, hembusan angin terasa kencang sehingga membuat pasir ini bergesekan, seolah-olah sedang “berbisik”. Ketika berdiri disini, kamu bisa sambil membayangkan proses terbentuknya tempat ini. Bayangkan dulu ada gunung tertinggi dan terbesar di wilayah ini, setinggi 4.000 mdpl, yang bernama Gunung Tengger.
Lalu, akibat aktivitas vulkanik, terjadilah letusan dahsyat yang membuat material vulkanik terlempar ke arah tenggara dan menciptakan kaldera dengan diameter lebih dari 8 kilometer! Iya, persis di lokasi saat ini kamu berfoto! Keren kan?
ADVERTISEMENTS
4. Kawah Bromo
Sudah di Bromo, kamu harus coba melihat kawah aktifnya! Perjalanan menuju kawah hanya 45 menit dengan catatan ritme jalan yang santai. Jika kamu ingin mencoba pengalaman berbeda lainnya, kamu bisa menyewa kuda untuk membawamu ke atas. Pemandangan di kawah Bromo tidak bisa dideskripsikan dengan kata-kata. Kamu bisa menikmati kawah yang mengeluarkan asap mengepul karena gunung Bromo masih aktif!
Saat upacara Yadya Kasada, masyarakat Tengger melemparkan hasil bumi (panen pertanian, perkebunan, peternakan, dan sebagainya) sebagai persembahan kepada Sang Hyang Widhi ke dalam kawah ini. Namun, kamu perlu sangat berhati-hati ketika di kawah Bromo karena tempat pijakan sangat sempit serta bau belerang yang amat menyengat jika kondisi angin sedang berhembus kencang. Meskipun begitu, jangan lupa untuk mengabadikan momen kamu berhasil naik ke puncak kawah Bromo.
ADVERTISEMENTS
5. Bukit Teletubbies
Spot terakhir sebelum pulang, tentu saja Bukit Teletubbies! Merupakan padang savanna berbentuknya mirip bukit yang ada di film anak-anak, Teletubbies. Tempat memanjakan mata dengan pemandangan hijau dan segar. Jika kamu menyewa Jeep, kamu bisa berfoto duduk di atas Jeep berlatar belakang padang savanna ini. Udara yang segar juga menjadi ciri khas area ini.
Aktivitas utama di sini memang fotografi. Jadi, siapkan pose terbaikmu saat berkunjung ke spot ini sebelum turun ya!
Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya
“
“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”
”