Jika kamu mencari wisata alam sekaligus wisata sejarah, mungkin desa Ngawonggo merupakan tempat yang cocok dan pas. Apalagi saat pandemi seperti ini, wisata alam sangat digemari oleh pengunjung untuk melepas penat sekaligus mencari udara segar khas pedesaan. Lokasi wisata ini di Jalan Rabidin RT 03 RW 04 Dusun Nanasan, Desa Ngawonggo, Kecamatan Tajinan Kabupaten Malang.
Desa ini awal mulanya terkenal dengan penemuan situs purbakalanya yang luar biasa menakjubkan, yaitu situs petirtaan. Petirtaan atau pemandian suci ini diperkirakan sudah ada sejak abad ke 10 Masehi pada masa kerajaan Medang yang dipimpin oleh Mpu Sindok. Hingga sampai saat ini, petirtaan yang ada masih dialiri oleh air pegunungan yang jernih dan segar. Bahkan, masih ditemukan beberapa media peribadatan umat Hindu yang masih asli di sekitar situs petirtaan ini. Nah, simak hal-hal yang menarik di dusun ini dalam ulasan berikut.
ADVERTISEMENTS
1. Beberapa aturan yang harus dipenuhi sebelum masuk ke dalam lokasi
Setiap tempat wisata memberlakukan aturan-aturan yang wajib dipatuhi oleh pengunjung, begitu pula wisata desa Ngawonggo. Peraturannya cukup unik lho, antara lain tidak diperkenankan merokok dan membuang sampah sembarangan, membawa makanan yang mengandung unsur hewani, harus berpakaian dan berbicara dengan sopan, serta harus menghabiskan makanan yang telah diambil sendiri. Hmmm, gimana? Masih mau masuk ke tempat tersebut?
ADVERTISEMENTS
2. Makanan dan minuman dibayar seikhlasnya
Jika ditempat lain kamu harus membayar makanan maupun minuman, disini kamu akan menikmati makanan serta minuman tanpa harus membayar. Menurut pengelola, Tomboan ini bukanlah tempat makan atau warung sehingga pengunjung tidak wajib membayar setiap makanan atau minuman yang telah diambil. Hanya saja, tempat ini menyediakan kotak Asih, yaitu kotak kontribusi untuk pembangunan tempat ini supaya lebih bagus dan lebih maju lagi. Jadi, pengunjung dapat memasukkan uang seikhlasnya dan sepantasnya.
Menu yang tersedia ditempat ini benar-benar khas desa, seperti nasi jagung, lodeh, tahu tempe, sambal, dan tempe mendol. Sangat nikmat apalagi dimakan di bawah rindangnya pohon bambu. Menu minuman yang ditawarkan-pun hanya ada wedang dan air putih, segar dan menyehatkan lho.
ADVERTISEMENTS
3. Serasa masuk ke perkampungan Jawa kuno
Saat masuk ke lokasi, sensasi modernisasi akan hilang dalam sekejap, yang ada hanyalah sebuah sensasi Jawa kuno yang sangat kental. Bentuk rumah, mushola, menu makanan berat dan ringan, menu minuman, dan jajanan pasar. Bahkan pengunjung diperkenankan untuk melihat proses memasak makanan maupun minuman disini yang masih menggunakan tungku kayu bakar. Selain itu, saat selesai makan atau minum, kamu harus merapikan alat makan dan minum kamu sendiri lho.
Tidak hanya itu, saat masuk ke dalam lokasi, pengelola akan menggunakan bahasa Jawa dengan tingkatan krama halus. Wah, kamu bisa melatih kemampuan bahasa kamu dan berbincang-bincang pakai bahasa Jawa.
ADVERTISEMENTS
4. Terdapat situs sejarah di dalam lokasi
Tidak hanya sekedar menikmati makanan, kamu juga bisa belajar tentang sejarah secara langsung di tempat ini. Jika selama ini kita melihat situs pemandian dan yoni dari media elektronik maupun cetak, kamu bisa melihat bahkan memegangnya langsung lho. Tapi ingat, jangan meninggalkan bekas coretan demi keberlangsungan nilai sejarah di tempat ini yaa.
ADVERTISEMENTS
5. Harap reservasi terlebih dahulu dan tidak perlu bayar tiket masuk saat mengunjungi tempat ini
Hal unik jika kamu berkunjung ke tempat ini, kamu tidak perlu membayar tiket masuk maupun uang parkir. Desa ini membuka spot wisata bertujuan untuk memperkenalkan potensi wisata desa mereka ke para wisatawan. Namun, kamu dapat menyisihkan sedikit uang kamu untuk ikut berkontribusi dalam pembangunan tempat ini. Kamu dapat memberikan seikhlasnya. Kapan lagi berwisata, sambil berkontribusi langsung membangun tempat wisata.
Selain itu, kamu juga harus melakukan reservasi tempat terlebih dahulu sebelum datang. Hal ini bertujuan untuk menghindari kerumunan dan pengelola dapat menyajikan makanan serta minuman bagi para pengunjung. Pengunjung disini disebut sebagai tamu, sehingga tamu harus diberikan suguhan supaya dapat mendatangkan hal-hal baik.
Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya
“
“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”
”