Menjalin persahabatan dengan seseorang dalam waktu lama tentunya sudah banyak yang kamu lewati bersama. Hangout bareng, curhat ngalor ngidul, sampai urusan pribadi masing-masing pun sudah tak sungkan untuk diceritakan kepada sahabatmu. Ibarat amplop dan perangko, kalian sudah nempel satu sama lain tak terpisahkan. Di mana ada kamu, di situlah ada sahabatmu.
Namun keadaan berubah ketika sahabatmu memutuskan untuk mengakhiri masa lajangnya dengan laki-laki pilihannya. Mengabdikan sisa hidupnya untuk berbakti kepada suaminya kelak. Kamu yang belum menikah mungkin awalnya merasa senang mendengar kabar baik dari sahabatmu itu. Namun jika dipikirkan ke depannya, kamu merasa bahwa sebentar lagi kamu akan ditinggalkan sahabatmu itu.
Mengingat sebentar lagi sahabatmu akan fokus mengurus suaminya, jelas waktu yang biasanya dihabiskan untuk bersenang-senang denganmu akan sedikit berkurang intensitasnya. Jika menjelang long weekend kalian selalu mengatur jadwal untuk travelling, kali ini sahabatmu memilih untuk berlibur bersama suaminya.
Atau jika biasanya kamu tak sungkan untuk menginap di rumahnya, kali ini kamu harus berpikir dua kali mengingat sekarang tak sebebas dulu ketika kalian masih lajang. Masih banyak hal lain yang bisa jadi berubah ketika sahabatmu sudah menikah. Apakah kamu merasakan salah satunya?
ADVERTISEMENTS
1. Curhat berjam-jam di telepon sudah tidak mudah untuk dilakukan. Meskipun bisa, kamu harus memastikan apakah sahabatmu dalam keadaan luang atau tidak.
Ada saatnya kamu tidak bisa bertemu dengan sahabatmu ketika kamu membutuhkan tempat curhat, dan berbicara via telepon menjadi salah satu pilihannya. Namun sekarang, sepertinya kamu harus sedikit mengalah.
Ada hal lain yang sahabatmu prioritaskan yaitu suaminya. Disini kadang kamu merasa terabaikan, namun sesaat kemudian sadar bahwa hidup sahabatmu sekarang bukan hanya untuk dirimu saja tapi juga untuk suaminya.
ADVERTISEMENTS
2. Hari libur menjadi pilihan kalian untuk kumpul-kumpul atau sekedar cuci mata di mall. Tapi sekarang untuk mengajak sahabatmu saja dikit-dikit dia harus izin suaminya dulu.
Sudah menjadi kewajiban seorang istri untuk patuh terhadap suaminya. Dan inilah hal yang kadang menjadi batalnya rencana kalian untuk hangout. Sahabatmu memilih untuk menuruti kemauan suaminya daripada permintaanmu. Dan akhirnya kamu jadi lebih sering jalan sendiri.
ADVERTISEMENTS
3. Karena seluruh hidupnya sudah diabdikan untuk suaminya, kamu tak lagi sebebas dulu untuk ‘mengganggunya’ apalagi di tengah malam.
Kadang masalah tidak pernah diprediksi kapan datangnya. Dan seringnya kamu tidak tahan untuk langsung menceritakannya ke sahabatmu. Namun sebelum sempat menceritakannya, kamu sering bertanya apakah dia sedang bersama suaminya atau tidak? Kamu khawatir jika dia sedang mengerjakan pekerjaan rumah tangga dan tidak bisa menjawab chat atau telepon kamu.
ADVERTISEMENTS
4. Topik pembicaraan pun mulai berubah, biasanya kalian membahas model baju yg sedang hits sekarang berganti menjadi bagaimana menjadi istri yang baik.
Berganti status bisa membuat seseorang berubah dalam hal pembicaraan. Mungkin ini yang sedang kamu rasakan bersama sahabatmu. Dulu kalian sangat bersemangat membahas rencana travelling untuk bulan depan, sekarang kamu harus rela mendengarkan celotehan sahabatmu tentang kebiasaan suaminya.
Bagaimana sulitnya belajar memasak untuk membuat makanan kesukaan suami, kebiasaan tidurnya, kelakuan usilnya dan lain-lain. Kamu yang belum menikah kadang merasa envy saat mendengarkannya, bukan? 😀
ADVERTISEMENTS
5. Namun setelah itu kamu sadar, hidup seseorang ada masanya akan berubah.
Terlepas dari semua hal itu, sebagai seorang sahabat kamu hanya bisa mendoakan untuk kebahagiaan sahabatmu. Seiring bertambahnya usia, hidup seseorang pasti mengalami perubahan. Ada saatnya ia harus rela berbagi hidupnya dengan orang lain. Namun meskipun sudah berkeluarga, percayalah kamu tak akan pernah ia lupakan.
Kalian masih bisa melakukan hal yang sama saat masih lajang walaupun intensitasnya tidak sesering dulu. Sahabatmu hanya perlu membagi waktu antara kamu dan suaminya. Tugas kamu hanya memahami bahwa sahabatmu bukan hanya milikmu saja. Jika kalian saling mengerti satu sama lain, kalian akan terus bisa mempertahankan persahabatan kalian 🙂
So, bagi yang memiliki pengalaman yang sama seperti di artikel, yuk berbagi ceritanya di kolom komentar 🙂
Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya
“
“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”
”