Dari: Mahkluk Tuhan Paling Perasa, Untuk: Mahkluk Tuhan Pemberi Harapan (Sementara)

Jangan kasih harapan kalau tak ada rasa!

Kemudian kami harus berdamai pada pernyataan, “Mungkin kamu saja yang terlalu GR ya”. HAHAHA. SAD! Kami mohon, berhati-hatilah. Kami mahkluk Tuhan paling perasa. Untuk apa datang dua minggu lalu menghilang selamanya?

ADVERTISEMENTS

1. Kamu datang mengucap salam, lalu mengapa pergi tanpa alasan?

Bagaimana bisa ini terjadi? Daun gugur dari pohonnya punya alasan. Hujan deras kemudian beralih panas terik ada sebab.Semut kecil suka gula terdapat penjelasan. Lalu kamu, mahkluk Tuhan paling bersahaja yang baru aku kenal, pergi tanpa berita?

SAD!

ADVERTISEMENTS

2. Kami sudah dalam masa matang, tak bisakah sedikit sopan masalah perasaaan?

Kami juga ingin

Kami juga ingin via http://www.buzzfeed.com

Kami begitu berhati-hati ketika memulai menerima. Ketahuilah, sebenarnya kamu juga bukan satu-satunya yang berusaha, tapi kamu yang berhasil sampai saat ini. Kami sudah menimbang kamu lah sosok yang tepat untuk diajak berdampingan. Kamu lah sosok yang memenangkan hati calon pengikut idaman. Kamu lah yang diam-diam selalu kami doakan. Kamu lah di antara beberapa insan ini yang paling aku perjuangkan.

Lalu, apakah kamu benar-benar tidak merasa bahwa kami juga meng-iyakan perasaan yang kau tawarkan?

ADVERTISEMENTS

3. Kalau tak ingin bertahan, lalu mengapa kamu tawarkan harapan?

Kami benar-benar tidak bisa memahami beberapa sikapmu wahai “kamu”. Mengapa kamu terlihat begitu bahagia pada pertama kita berbincang? Mengapa kamu mengatakan bahwa kami begitu menyenangkan? Mengapa kamu meminta untuk sering-sering mengirimkan senyuman? Mengapa kamu menyuruh kami menceritakan sosokmu pada orang tua kami? Mengapa kamu memberitakan bahwa kamu akan mengunjungi?

Lalu setelah semuanya itu, kamu pergi?

ADVERTISEMENTS

4. Setelah Apa yang Kamu Lakukan, Kamu Masih Bilang Kami Ke-GR-an?

saya panah anda

saya panah anda via http://webmuslimah.com

Sungguh, sungguh, sungguh. Sebenarnya kami tidak ingin perasaan ini tumbuh secepat sel kanker. Sungguh kami ingin menjaga batas-batas perasaan ini. Sungguh kami ingin menjaga harapan ini pada pagarnya. Sungguh, wahai pria idaman yang sudah matang, kami wanita yang hanya bisa menunggu. Tidak mudah untuk bisa akrab dan menerima.

Sungguh tidak semua bisa kami terima. Sungguh wahai pria yang sempat kami idamkan, kami malu. Kami malu jika kami jatuh berkali-kali. Tidak bisakah wahai kamu, kalau belum bisa menjaga kami berjalan janganlah mendorong kami jatuh?

ADVERTISEMENTS

5. Bisakah Setidaknya Ada Penjelasan?

Kita sudah sama-sama dewasa. Kami bukan lagi sosok yang bisa tertawa-tawa santai ketika orang yang diharapkan pergi. Kami tidak lagi bisa kibas-kibas rambut sambil berkata, ” I don't care ” . Kami sangat memperhatikan, kami sangat hati-hati, kami sangat menyadari bahwa di usia ini hubungan bukan hal yang sederhana lagi.

Apabila kami ada salah kata, mohon dimaafkan. Kami pikir itu bagian dari candaan yang biasa terjadi pada pesan elektronik. Jika ada sesuatu hal yang membuatmu tak suka lagi, mohon sampaikan. Bukankah kami juga butuh hal itu sebagai pembelajaran.

Atau ada pemikiran yang kami sampaikan sangat tidak kau setujui, mohon utarakan. Kami hanya percaya bahwa manusia tidak ada yang sempurna dan kami diciptakan berpasang-pasangan untuk saling melengkapi.

ADVERTISEMENTS

6. Kemudian, Apa yang Harus Kami Lakukan?

Sebenarnya kami marah, malu, sebal, geregetan, dan rombongan perasaan-perasaan kaum hawa yang lain, pada akhirnya kami bingung. Kami bingung bagaimana menjelaskan pada diri sendiri mengenai yang terjadi. Bagaimana menjelaskan pada orang lain kalau menjelaskan pada diri sendiri saja tidak mampu?

Apakah menurutmu kami berlebihan soal rasa? Toh juga masih tahap perkenalan? Bagaimana kamu tega mengatakan seperti itu setelah serangkaian harapan kau lepas landaskan.

Tak bisakah, wahai kamu yang telah 14×24 jam ada, tak bisa kah sejenak kamu memberi kabar? Bukankah segala sesuatu memerlukan konfirmasi, membutuhkan klarifikasi, bahkan untuk keterlambatan kereta api 10 menit saja ada penjelasan. Tidak adakah penjelasan untuk hati ini?

 

Kamu, akan tetap saya doakan. Sekeluarga menunggu, penjelasan. Bukankah insan tepat akan selalu menetap, dan saya yakin itu KAMU

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Semanis masa lalu mu, setegar masa depan kita

One Comments

  1. Suci Rahmadani berkata:

    pas banget yang aku rasakan