Kasus penipuan berkedok trading yang menyeret dua crazy rich Indonesia cukup menyita perhatian warganet. Mengapa tidak? Dikenal akan kesuksesan dan kepemilikan aset miliaran rupiah, ternyata ada banyak korban merana akibat kehilangan harta benda. Mencoba mengesampingkan tindak kejahatannya. Mari kita ulas 5 pelajaran yang bisa diambil dari mereka. Entah untuk kebutuhan bisnis di masa depan ataupun ketika melamar pekerjaan yang sangatlah bermanfaat.
ADVERTISEMENTS
1. Mencintai Diri Sendiri (Self Love) Apapun Kekurangannya
Keduanya begitu gencar menyuarakan untuk terus semangat dan bangkit dalam meraih cita. Mereka begitu sukses menyerukan bahwa setiap orang berhak untuk menjadi sosok kaya raya. Modal awal yang mereka bina adalah kepercayaan diri yang tinggi. Tanpa kepercayaan, tidak mungkin ada orang yang bisa terjebak dalam buaian kata manisnya.
ADVERTISEMENTS
2. ‘Menjual Diri’ dengan Public Speaking Mumpuni
Lagi-lagi ini soal kemampuan berbicara yang baik. Layaknya seorang motivator berpengalaman, keahlian mengedukasi dan mengajak (persuasif) harus dimiliki setiap orang. Karena notabene-nya kita akan selalu terlibat dengan banyak pihak meskipun kepribadian diri adalah introvert akut. Walaupun suatu saat nanti, pekerjaan kita tidak mengharuskan komunikasi dengan konsumen. Namun setidaknya interaksi antara pekerja dengan atasan haruslah berjalan dengan lancar.
ADVERTISEMENTS
3. Membagikan Kisah Perjuangan Hidup Semasa Miskin Terkadang Perlu
Menambahkan bumbu-bumbu pahitnya kehidupan bisa menarik perhatian lawan bicara. Hal ini terjadi karena sifat dasar manusia yang memiliki rasa iba. Dengan menceritakan masa perjuangan dan fase hidup dalam belenggu kemiskinan hingga sampai ke tahapan sukses bisa meningkatkan atensi masyarakat. Orang akan cenderung menyukai pebisnis yang berawal dari nol daripada hanya bermodalkan kekayaan orang tua (privilege). Oleh karena itu, istilah from zero to hero sangat booming di kalangan netizen.
ADVERTISEMENTS
4. Pamer Pencapaian Bisa Menggaet Kepercayaan
Banyak orang yang merasa jika menunjukkan prestasi adalah suatu kesia-siaan. Mulai dari menimbulkan rasa iri, kecemburuan sosial, hingga mengundang tindakan kriminal menjadi alasannya. Padahal pemaknaan pamer itu tidak selalu berkonotasi buruk. Menampilkan kesuksesan itu penting bagi seorang pengusaha yang ingin mengajak kerja sama ataupun menjalin mitra. Tanpa adanya prestasi, bagaimana orang lain bisa percaya dengan kemampuan kita?
Kata ‘pamer’ prestasi ini bisa dikembangkan dan maknai sebagai portfolio hasil karya-karya kita. Misalnya saja, kamu adalah seorang graphic designer. Kamu bisa memanfaatkan media sosial seperti Instagram untuk memperlihatkan sebagus apa kualitas karyamu. Menyertakan bukti beragam kompetisi yang telah kamu juarai.
ADVERTISEMENTS
5. Berbagi Rezeki Kepada Sesama Untuk Membangun Sugesti
Ada orang yang dengan ikhlas memberikan sebagian rezeki yang dimilikinya untuk tujuan membantu orang membutuhkan. Namun tak sedikit pula yang melakukan kegiatan sedekah hanya untuk membangun sugesti dan pelabelan bahwa ‘kita adalah tokoh yang baik’. Jangan mempermasalahkan hal ini, asalkan tidak merugikan orang lain, mengapa tidak? Untuk persoalan agama, biarlah menjadi urusan diri sendiri dengan Tuhan.
Kampanye peduli terhadap sesama berbalut sedekah ini sebenarnya sudah sering dilakukan banyak orang hingga instansi besar. Mulai dari tokoh politik hingga perusahaan besar rutin memberikan uang dengan nominal miliaran rupiah untuk kalangan ekonomi menengah ke bawah. Contohnya saja membagi-bagikan sembako, membangunkan rumah sebagai tempat tinggal, hingga dalam bentuk beasiswa yayasan pendidikan.
Nah, itulah 5 pelajaran berharga yang bisa kita petik dari kasus penipuan viral tersebut. Bukan bermaksut memaklumi atau bahkan mendukung perbuatannya yang merugikan banyak pihak. Namun cobalah untuk mencari celah positif dari keburukannya.
Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya
“
“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”
”