Belakangan ini, banyak sekali utas di sosial media yang membahas perselingkuhan. Mirisnya, utas atau kronologi cerita perbuatan tercela tersebut dibeberkan oleh korban yang notabennya adalah pasangan yang diselingkuhi.
Seperti kita ketahui, selingkuh merupakan hal yang tidak dibenarkan, apapun alasan yang melatarinya. Sebab, selingkuh adalah bentuk tidak hormat dan tidak menghargai pasangan, baik suami maupun istri. Perselingkuhan bukan hanya dapat menyakiti hati dan perasaan pasangan, tetapi juga berefek buruk bagi si pelaku. Dan di saat perselingkuhan berlanjut dalam waktu yang cukup lama, maka kesehatan mental dari pelaku pun akan terganggu.
Apa saja dampak mengerikan dari perselingkuhan yang dapat memengaruhi kesehatan mental si pelaku? Berikut rangkumannya.
ADVERTISEMENTS
1. Muncul rasa bersalah
Pada awal perselingkuhan, pelaku mengenyampingkan hal-hal buruk yang mungkin terjadi di kemudian hari. Hal ini dikarenakan rasa bahagia dan senang yang meliputi tindakan berselingkuh yang dilakukannya. Ia akan banyak menghabiskan waktu dengan sosok yang bukan pasangannya dan menepis efek buruk yang menanti.
Namun, seiring waktu akan muncul rasa bersalah terhadap istri ataupun suami yang dikhianati. Rasa bersalah ini akan menyita banyak sekali emosi dan membuat diri secara emosional akan semakin lemah. Di satu titik, perasaan bersalah ini akan melebur menjadi pergolakan mental yang luar biasa.
ADVERTISEMENTS
2. Takut perselingkuhannya ketahuan
Seseorang yang sadar telah melakukan kesalahan biasanya hidupnya akan penuh dengan ketidaktenangan. Rasa takut, khawatir, cemas berbaur menjadi satu. Mengakibatkan paranoid yang tidak main-main.
Seseorang yang sadar secara penuh telah melakukan perselingkuhan, hidupnya tidak akan pernah tenang. Seperti sedang dimata-matai, dimonitor atau bahkan dihantui. Itulah perasaan yang akan muncul seiring berjalannya waktu.
Pun, ia akan selalu was-was dan takut apabila suatu hari perselingkuhannya diketahui maka akan banyak sekali pihak yang tersakiti. Dan itu ia sadari sesadar-sadarnya. Akan ada nama baik keluarga yang tercoreng, reputasi yang tercemar, anak-anak menjadi korban dan pernikahan sakral yang rusak.
ADVERTISEMENTS
3. Lelah secara mental akibat deraan rasa takut dan cemas
Rasa bersalah dan ketakutan yang berlebih tentu akan mengakibatkan kelelahan secara mental. Padahal di awal, si pelaku tidak pernah sekalipun mempertimbangkan hal-hal buruk yang sekiranya akan terjadi. Meskipun demikian, hal buruk pertama terjadi justru menimpa pelaku yang menyasar pada psikis atau mentalnya.
Akibat lelah secara mental inilah, akan memicu ketidakstabilan mental dan emosional yang tidak menutup kemungkinan berdampak pada terjadinya depresi.
ADVERTISEMENTS
4. Harga diri mulai terkikis seiring waktu
Seiring munculnya rasa bersalah, takut dan khawatir perselingkuhan akan terbongkar dan hadirnya kelelahan batin, si pelaku pun akan merasa tidak lagi memiliki harga diri. Hal ini disebabkan karena dirinya telah menyadari bahwa perbuatannya adalah kesalahan.
Sebagai seorang individu, ia telah kehilangan harga diri sebab dirinya tidak mampu menjaga pernikahan yang sakral. Ia pun merasa telah gagal sebagai seorang pasangan.
ADVERTISEMENTS
5. Rasa frustrasi perlahan akan timbul seiring dengan rasa percaya dari pasangan yang kian tergerus
Selingkuh boleh saja menyenangkan di awal-awal, tapi siapa sangka akan menyebabkan rasa frustasi. Hal ini terjadi karena campur aduk dari semua emosi. Terlebih-lebih ketika perselingkuhan tersebut terkuak.
Selain rasa frustasi, rasa percaya yang sebelumnya utuh diberikan oleh pasangan pun perlahan-lahan tergerus akibat perbuatan tercela tersebut. Sudah kehilangan harga diri, kepercayaan dari pasangan, selanjutnya selalu dilanda frustasi. Yakin mau selingkuh?
Itulah 5 dampak buruk perselingkuhan terhadap kesehatan mental. Yakin nih mau selingkuh? Lebih baik memupuk dan menjaga, bukan? Daripada kembali menggali lahan baru, sementara lahan yang sudah tumbuh menghijau akan rusak karena perbuatan sendiri.
Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya
“
“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”
”