Media sosial telah menjadi pasar utama masyarakat pengonsumsi berita. Konsumsi berita sangat mudah di zaman serba teknologi seperti sekarang. Sayangnya, konsumen berita belum sepenuhnya dibekali kemahiran memilih berita benar dan berita palsu. Semakin tingginya pengguna media sosial, maka semakin tinggi pula potensi penyebaran hoaks.
Dari apliasi perpesanan WhatsApp, saya mendapatkan informasi berikut,
Share dari Ketua Satgas Covid Pak Dwiyono
Informasi tentang pencegahan Covid19:
Air panas yang Anda minum baik untuk tenggorokan Anda.
Namun virus corona ini tersembunyi di balik sinus paranasal hidung Anda selama 3 hingga 4 hari.
Air panas yang kami minum tidak sampai di sana.
Setelah 4 hingga 5 hari, virus yang tersembunyi di balik sinus paranasal ini mencapai paru-paru Anda.
Kemudian Anda kesulitan bernapas.
Itulah mengapa sangat penting untuk menghirup uap air panas, yang mencapai bagian belakang sinus paranasal Anda.
Anda harus membunuh virus di hidung dengan uap.
Pada suhu 50 ° C, virus ini menjadi lumpuh, lumpuh.
Pada suhu 60 ° C virus ini menjadi sangat lemah sehingga sistem kekebalan manusia mana pun dapat melawannya.
Pada suhu 70 ° C virus ini mati total.
Inilah yang dilakukan steam.
Seluruh departemen kesehatan masyarakat mengetahui hal ini tetapi banyak yang ingin memanfaatkan pandemi ini sehingga mereka tidak membagikan informasi ini secara terbuka.
Orang yang tinggal di rumah harus melakukan menghirup uap panas sekali sehari.
Jika Anda pergi ke pasar atau keluar rumah untuk berbelanja, menghirup uap panas dua kali sehari.
Siapapun yang bertemu dengan beberapa orang atau pergi ke kantor harus menghirup uap panas uap 3 kali sehari.
Seminggu ber-uap:
Menurut dokter, Covid -19 dapat dibunuh dengan menghirup uap dari hidung dan mulut, menghilangkan virus Corona.
Jika semua orang memulai Kampanye Drive Uap selama seminggu, pandemi akan segera berakhir.
Jadi inilah sarannya:
Mulai prosesnya selama seminggu dari pagi dan sore, selama 5 menit saja, untuk menghirup uap.
Jika semua mengadopsi praktik ini selama seminggu, Covid-19 yang mematikan akan terhapus.
Praktik ini juga tidak memiliki efek samping.
Jadi tolong kirimkan pesan ini ke semua kerabat, teman dan tetangga kalian, agar kita semua bisa bersama-sama membunuh virus corona ini dan hidup serta berjalan dengan bebas di dunia yg indah ini.
Uap menggunakan Eucalyptus Oil, minyak Kayu Putih atau Vicks lebih bagus lagi.
Berkah bagi semua yang akan menggunakan terapi ini dan membagikannya dengan orang lain!
Meskipun berita tersebut bernada positif, sumber yang diketahui sebatas nama informan. Tentu saja informasi ini tidak bisa menguatkan pembaca untuk percaya pada topik yang dibahas.
Berikut upaya untuk mengatasi hoaks di media sosial (Yunita, 2017):
ADVERTISEMENTS
1. Hati-hati dengan judul provokatif
Judul berita hoaks biasanya terkesan menyudutkan pihak tertentu. Ini sangat bertolak belakangan dengan asas pemberitaan berimbang yang dianut media massa.
Jika kita menemukan judul yang provokatif, cari kembali referensi lain lalu kita disarankan membandingkan berita dari sumber yang berbeda.
ADVERTISEMENTS
2. Cermati alamat situs
Situs berita kredibel dapat dilihat dari domainnya. Berita hoaks seringkali menggunakan situs domain blog yang dinilai sangat meragukan.
ADVERTISEMENTS
3. Periksa fakta
Fakta dari berita bis akita dapatkan melalui Teknik menjawab 5W+1H. Teknik ini penulis peroleh sejak duduk di bangku sekolah. Fakta yang tidak lengkap dapat mempengaruhi akurasi berita dan respons pembaca.
ADVERTISEMENTS
4. Cek keaslian foto
Kita bisa menilai keaslian berita melalui sumber foto. Cara praktisnya adalah drag and drop foto ke dalam kolom pencarian Google. Tujuannya supaya kita bisa meninjau keaslian foto dalam sebuah berita.
ADVERTISEMENTS
5. Ikut serta grup diskusi antihoaks
Di laman-laman Facebook banyak sekali kita jumpai grup antihoaks. Kita bisa memilih beberapa di antaranya untuk mengikuti perkembangan terkini arus hoaks yang beredar utamanya di media sosial.
Referensi
Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya
“
“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”
”